Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Peradaban Kota Kuno Yang Hilang Di Dunia

Tanpa kita sadari kemajuan teknologi pada saat ini telah membuat para ilmuwan berhasil menemukan sebagian misteri dari peradaban yang telah lalu. Namun kita tidak akan pernah mengerti sampai mana kemajuan dari peradaban kuno tersebut jika dinilai dari teknologi sekarang. Apakah kita yang masih kuno atau sebaliknya? Semuanya masih menjadi misteri dunia. Berikut peradaban kota yang hilang berdasarkan puing puing yang telah ditemukan di berbagai belahan dunia.

1. Machu Picchu (Peru) 

Machu Picchu

Machu Picchu merupakan sebuah kota kuno peninggalan Kerajaan Inca yang berlokasi di Pegunungan Andes pada ketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut. Machu Picchu berada di Lembah Urubamba, wilayah Negara Peru. Machu Picchu pertama kali ditemukan kemudian dipulikasikan secara luas oleh seorang arkeolog berkebangsaan Amerika Serikat bernama Hiram Bigham pada 24 Juli 1911.

Berdasarkan kisah yang beredar di masyarakat setempat, Machu Picchu adalah pusat peradaban Kerajaan Inca yang mulai ditinggalkan pada tahun 1530an seiring dengan runtuhnya kekuasaan Kerajaan Inca akibat kedatangan Bangsa Sapnyol ke Peru. Oleh penduduk sekitar lokasi Machu Picchu cenderung dirahasiakan kepada Sapanyol saat itu, hanya penduduk setempat yang mewarisi cerita tentang Machu Picchu secara turun temurun.

Pada tahun 1911, Hiram Bigham melakukan perjalanan menuju Lembah Urubamba untuk mencari keberadaan Machu Picchu. Berbekal informasi dari warga setempat dan diperkuat dengan dokumen sejarah tentang pemberontakan penguasa terakhir Kerajaan Inca pada tahun 1572, ia optimis akan keberadaan Machu Picchu. Ditemani oleh warga setempat, perjalanan Hiram Bigham dihalangi oleh suhu udara yang sangat dingin dan hujan rintik-rintik. Bersama timnya dan beberapa warga setempat Hiram Bigham dapat memasuki gerbang Machu Picchu yang berupa susunan batu yang berkelok-kelok. Temuan ini kemudian dipublikasikan melalui sebuah buku berjudul Across South America.

Hiram Bigham kemudian melakukan perjalanan kembali menuju Machu Picchu untuk memboyong artefak-artefak berupa potongan tulang dan pot yang masih tersimpan di situs Machu Picchu. Tak banyak yang bisa didapat, sebagian kondisinya telah hancur dan terfragmentasi.

Machu Picchu saat ini menjadi kartu As bagi pariwisata Peru. Machu Picchu adalah destinasi impian bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke Peru. Situs Machu Picchu disahkan sebagai situs bersejarah nasional pada tahun 1981. Tahun 1983 masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Dan tahun 2007 ditetapkan sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia.

2. Angkor Wat (Kamboja) 

Angkor Wat

Angkor Wat merupakan candi terbesar di dunia. Candi Hindu ini terletak di dataran Agkor, Kamboja, yang juga dipenuhi candi-candi indah lainnya. Angkor Wat merupakan candi yang paling terkenal di kawasan ini. Candi ini dibangun oleh Raja Suryawarman II pada pertengahan abad ke-12. Pembangunannya memakan waktu selama 30 tahun.

Candi ini terdiri dari tiga lantai. Di atasnya terdapat lima menara tinggi dengan candi-candi kecil di sekitarnya. Menara tengah Angkor Wat adalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam kompleks bangunan Angkor Wat. Di sekeliling bangunan terdapat ukiran-ukiran indah di atas batu. Angkor Wat melambangkan ciri keagamaan Hindu dengan menara utama yang melambangkan Gunung Meru. Gunung ini merupakan pusat seluruh kegiatan menurut ajaran agama Hindu. Halamannya dikelilingi dinding dan terusan. Bukan hanya sebagai penghadang, dinding dan terusan ini juga sebagai lambang Gunung Meru yang dikelilingi oleh banjaran dan lautan, sebagaimana yang digambarkan oleh kepercayaan Hindu.

Angkor Wat memiliki luas wilayah mencapai 162,6 hektar. Sebelum akhirnya ditemukan, Angkor Wat benar-benar tertutup untuk dunia asing. Hutan rimba lebat menutupi kawasan yang terletak di pusat Kamboja itu. Orang pertama yang berhasil mengungkap keberadaan candi ini adalah orang Perancis pada tahun 1860. Ia bernama Henri Mahout, seorang ahli tumbuhan.

Arti nama dari Angkor Wat adalah Kota Kuil. Angkor adalah bentuk perubahan dari kata nokor yang berasal dari kata nagara dalam bahasa Sansekerta yang berarti ibu kota atau negara. Wat adalah istilah dalam bahasa Khmer untuk kuil atau candi. Bangunan Angkor Wat terbuat dari tumpukan batu-batu besar. Seperti candi-candi pada umumnya, dinding Angkor Wat juga dihiasi dengan relief yang menggambarkan kehidupan masa lalu. Selain itu, juga terdapat patung-patung yang dipahat dengan sangat detail. Pada tahun 1992, Angkor Wat masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

3. Mesir Kuno

Mesir Kuno

Peradaban Mesir Kuno merupakan sebuah perkembangan kehidupan bangsa mesir yang dahulu menempati sebuah daratan yang sekarang dikenal dengan Mesir sekarang ini namun masih melakukan tradisi kuno. Peradaban Mesir Kuno tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran Lembah Sungai Nil. Bangsa Mesir kuno bertumpu pada pertanian basah yang bergantung pada air dari sungai  Nil untuk kesuburan tanah pertanian mereka.

Sejak 5000 tahun SM desa-desa pertanian di sepanjang Lembah Sungai Nil membentuk kota-kota yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. Sekitar tahun 3300 SM terdapat dua kerajaan di Mesir Kuni yang terletak di hulu dan hilir sungai Nil, keduanya adalah Mesir Hulu dan Mesir Hilir.

Mesir Hulu terletak jauh di selatan Delta Sungai Nil, sedangkan Mesir Hilir terletak dekat Delta Sungai Nil. Sekitar 3100 SM kedua kerajaan itu dipersatukan oleh Firaun Menes. Persatuan itu menandai mulainya peradaban Mesir Kuno yang menghasilkan sejumlah peninggalan yang menakjubkan dunia.

Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah Monarkisme Absolute (menganut sistem kerajaan). Berarti kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Bila mau menyebut nama raja, rakyat Mesir Kuno menyebut istilah Per-O (artinya “Istana Agung”) sebagai ganti nama raja. Dari istilah itulah, diperoleh sebutan Pharao atau Firaun untuk raja Mesir Kuno.

Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Firaun Menes sampai pemerintahan Firaun Pepi II

Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali oleh keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe menaklukan raja Herakleopolis.

Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah pimpinan Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini merupakan masa paling gemilang dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada menjadi amat kuat sehingga mampu memperluas wilayah ke Asia Barat.

Sistem kepercayaan Mesir Kuno adalah polytheisme. Artinya menyembah banyak dewa-dewi. Bangsa Mesir mengenal sekitar 2000 dewa-dewi. Ada dewa-dewi yang bersifat nasional, artinya disembah seluruh rakyat Mesir Kuno. Ada pula dewa-dewi yang bersifat local, artinya disembah rakyat Mesir dan kalangan tertentu dan di wilayah tertentu saja.

4. Petra (Yordania)

Petra

ity, julukan ini kerap diberikan pada Petra. Sebuah situs bersejarah yang sejak tahun 2007 dinobatkan sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia.
Dream - The Lost City, julukan ini kerap diberikan pada Petra. Sebuah situs bersejarah yang sejak tahun 2007 dinobatkan sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia. Tak ayal situs ini banyak dikunjungi wisatawan yang kagum akan kemegahannya.

Petra berada di wilayah Amman, Yordania. Situs ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan khusus yang biasanya disediakan di terminal bus Amman.

Untuk masuk ke kawasan Petra, turis yang datang diwajibkan membayar tiket seharga 50 JD atau kurang lebih Rp 700 ribu. Harga yang terbilang mahal, namun layak untuk tempat bersejarah sekelas Petra.

Dengan tiket tersebut, para pengunjung berhak menunggang kuda hingga gerbang utama menuju Petra Treasury yang merupakan salah satu bangunan utama di lokasi tersebut.

Petra adalah sebuah kota batu (Petra berarti 'batu') yang pernah hilang selama ribuan tahun. Karena itu pula kota ini disebut sebagai The Lost City. Saat memasuki kawasan Petra Anda akan akan melihat jejeran bangunan megah yang dibuat dan dipahat dari batu-batu berukuran raksasa.

Entah bagaimana orang-orang pada masa itu membangun dan memahat kota ini hingga menjadi kota yang apik nan megah. Di sini pengunjung akan diajak untuk memasuki lorong sempit yang panjangnya sekitar 1 kilometer.

Berjalan pelan-pelan di antara bongkahan batu-batu besar di sisi kiri dan kanan hingga tiba di tempat bangunan utama berada, yakni Petra Treasury. Sebuah bangunan cantik bak istana dengan seluruh dindingnya berwarna kemerah-merahan.

Di kawasan Petra terdapat pula makam para raja, reruntuhan gedung teater yang diperkirakan mampu menampung hingga 4 ribu penonton, taman-taman dan fasilitas publik lainnya.

Sejarah mencatat, dahulu Petra adalah ibukota Kerajaan Nabatean yang didirikan Raja Aretas IV pada 9 - 40 SM. Kala itu, Petra dikenal sebagai kota yang sulit ditembus musuh. Selain itu, letaknya di Lembah Wadi Araba membuat kota ini terhindar dari badai pasir.

Meski hidup di zaman kuno, masyarakat Petra terbukti telah memiliki peradaban dan pengetahuan tinggi. Hal itu terlihat dari peninggalan sistem pengairan kota yang sudah menggunakan teknologi pompa hidrolik.

Sayangnya, begitu Romawi menguasai Petra di tahun 106 M (setelah Perang Salib), kota ini perlahan menghilang. Sampai kemudian ditemukan oleh penjelajah asal Swiss, Johan Burckhardt pada tahun 1812, yang kala itu menyamar sebagai muslim. Diperkirakan, kota ini telah terkubur lebih dari 500 tahun.

Di samping kisah penemuannya yang membuat takjub, Petra juga tak luput dari jejak sejarah Islam. Petra terletak di antara gunung-gunung, salah satu yang tertinggi adalah Jabal Harun atau Gunung Harun.

Konon, di sanalah Nabi Harun AS dimakamkan oleh saudaranya, Nabi Musa AS. Kini, di Jabal Harun berdiri megah sebuah masjid dengan kubah putih yang ramai dikunjungi oleh wisatawan muslim dari berbagai penjuru dunia

5. Palmyra (Syria)

Palmyra

Palmyra atau penduduk setempat menyebutnya Tadmur adalah salah satu kota tua di wilayah Suriah, yang berdiri sekitar awal abad ke-1 SM. Para penduduk Palmyra mayoritas berasal dari Aram dan Arab Nabatia. Kota ini berada di tengah-tengah antara Laut Mediterania dan Sungai Eufrat.

Dulunya Palmyra merupakan kota perdagangan yang sangat sibuk di wilayah Mediterania, yang bertahan hingga 1000 tahun lamanya. Letak yang sangat strategis membuat kegiatan ekonomi di Palmyra sangat tinggi. Selain itu juga kota tersebut menjadi tempat singgah para pedagang yang berlayar di Laut Mediterania atau melalui jalur darat karena jumlah air di sana lebih banyak dibandingkan kota padang pasir lainnya.

Kota Palmyra memiliki sejarah yang sangat panjang dari para penguasanya selama kota itu berdiri. Salah satu kisah yang paling menarik adalah mengenai Ratu Zanubia, seorang pemimpin yang berhasil membawa Palmyra pada zaman keemasannya.

Setelah Raja Palmyra, Septimus Odenathus, terbunuh pada 267 M, Ratu Zanubia menggantikan posisi suaminya tersebut sebagai penguasa Palmyra. Diketahui bahwa Palmyra saat itu berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi. Namun, Ratu Zanubia sangat menentangnya, dan tidak pernah memberikan upeti pada kekiasaran Romawi, yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Aurelian. Tindakan Ratu Zanubia tersebut sebagai langkah awal untuk memulai pemberontakan terhadap Romawi demi kemerdekaan Palmyra.

Pada 268 M, terjadi kekacauan besar di dalam pemerintahan Romawi di negerinya, Ratu Zanubia lalu menggunakan kesempatan tersebut untuk membebaskan Palmyra. Ia memerintahkan pasukannya untuk menaklukkan Suriah, Mesir, hingga Bosphorus, Turki, yang menjadi basis kekuatan Romawi di Asia. Akhirnya pada 270 M, kerajaan Palmyra secara resmi memisahkan diri dari Kekaisaran Romawi.

Romawi yang memiliki segudang pengalaman dalam membangun peradaban, dapat dengan cepat memulihkan kekacauan di dalam negerinya. Kaisar Aurelian lalu segera mempersiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk menggempur Kerajaan Palmyra.

Setelah terkepung selama beberapa bulan, Palmyra akhirnya kembali jatuh ke tangan Romawi pada 274 M. Hingga kini tidak ada yang tahu bagaimana nasib Ratu Zanubia, karena kurangnya informasi mengenai hal itu. Namun ada sebuah kisah yang mengatakan bahwa setelah perang berakhir, Ratu Zanubia dengan keadaan tangan terikat diseret mengelilingi Kota Palmyra oleh pasukan Romawi. Hal itu dimaksudkan untuk mempermalukan Ratu Zanubia di hadapan rakyatnya, serta menjadi contoh bagi wilayah lain yang sedang melakukan pemberontakan.

Bangsa Arab Kuno mengenal Zanubia dengan sebutan “Hindun” atau “Zainab”, yang artinya “rambut terurai”. Digambarkan bahwa Ratu Zanubia adalah seorang ratu yang kecantikannya melebihi Cleopatra, dengan keberanian yang melebihi Semiramis (ratu Babilonia yang hidup pada abad ke-8 SM).

Edward Gibbon, dalam bukunya “Decline and Fall of the Roma Empire”, melukiskan sosok Ratu Zanubia memiliki kulit agak gelap, giginya putih seperti mutiara, matanya sangat indah, dan suaranya enak didengar. Gambaran jelas mengenai Ratu Palmyra tersebut memang tidak dapat ditemukan dalam bentuk ukiran ataupun patung pada masanya. Hanya pada uang kertas Suriah pecahan 500 sajalah kita dapat melihat sosok sang Ratu tersebut.

Peradaban kota lainnya masih ada Pompeii (Italy), Palenque (Mexico), Vijayanagar (India), Ephesus (Turkey), Sanchi (India) yang nanti akan kita bahas dalam postingan berikutnya