Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harding Jesse Pomeroy Pembunuh Berantai Termuda Di Amerika

Harding Jesse Pomeroy, dikenal sebagai "Boy Fiend," adalah salah satu pembunuh berantai termuda yang pernah dikenal. Lahir pada 29 November 1859, dijatuhi hukuman mati saat masih berusia empat belas tahun (namun tidak terlaksana) karena terlibat kasus pembunuhan dua anak-anak di Boston Selatan. Ia mendekam selama 41 tahun di penjara khusus sebelum dipindahkan ke penjara umum.

Harding Jesse Pomeroy

Biografi Harding Jesse Pomeroy  :
Jesse Pomeroy adalah seorang anak laki-laki yang tidak menarik, dengan kepala yang tampak kebesaran untuk tubuhnya dan mata kanan yang rusak dengan semacam bercak putih (meskipun pada foto-fotonya tidak menunjukkan kekurangannya itu dengan jelas, hanya komentar dari orang-orang yang mengamati dia). Dia adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Jesse tumbuh besar di keluarga yang berantakan, memiliki seorang ayah yang sering menghukumnya dengan kejam. Dia bermuka masam, dan memiliki watak yang kurang baik.

Pada tahun 1872, Jesse mulai membujuk anak laki-laki yang lebih kecil ke tempat-tempat terpencil, di mana ia akan menyerang mereka, menahan mereka dan menyiksa mereka, dia sering mencambuk korbannya itu dengan ikat pinggang setelah memaksa mereka untuk melepaskan pakaian mereka.

Setelah serangkaian serangan tersebut, perbuatannya itu akhirnya di ketahui oleh masyarakat, iapun dikirim ke tempat rehabilitasi di Westborough, Massachusetts. Setelah beberapa lama ia disana, Jesse menunjukan kemajuan hingga dinyatakan dapat kembali ke rumahnya, ia keluar dalam waktu kurang dari 17 bulan.

Pada 18 Maret 1874, Jesse sedang sendirian saat menjaga toko ibunya ketika Katie Curran, seorang anak perempuan berusia 10 tahun, datang mencari buku catatan sekolah. Jesse membujuknya ke ruang bawah tanah dan menggorok tenggorokan Katie hingga tewas, Jesse lalu menyimpan mayatnya di tempat sampah. Namun ia tidak dicurigai, karena dikasusnya yang terdahulu ia tidak mempunyai sejarah menyerang perempuan.

Pada 22 April 1874, Jesse Pomeroy di jalan bertemu dengan Horace Millen, bocah laki-laki berumur 4 tahun. Sebenarnya setelah membunuh Katie Curran ia mulai mencoba membujuk anak-anak lain, hanya saja ia belum beruntung. Kali ini, tidak ada seorangpun yang berada disekitar mereka, iapun mulai membujuk Horace ke rawa di daerah Dorchester, di mana ia membunuh Horrace, tubuh korbannya itu lalu ia mutilasi dengan sangat kejam. Ketika tubuh itu ditemukan, Jesse segera dicurigai, dia ditangkap pada malam penggrebekan di rumah ibunya. Di kantor polisi ia tidak langsung mengakui perbuatannya, namun setelah didesak oleh polisi iapun akhirnya mengaku, dan berkata kepada polisi, "I'm sorry I did it. Please don't tell my mother", dan saat ditanya motif pembunuhan yang dilakukannya ia hanya menjawab "I don't know, I wanted to see how he would act".

Ibu dan saudara laki-lakinya melewati masa-masa sulit setelah penangkapan dan pengakuan Jesse atas tindak pembunuhannya, mereka dipaksa menyerahkan toko mereka yang digunakan untuk berjualan pakaian dan buku. Pada tanggal 31 Mei, seorang pekerja yang sedang membersihkan ruangan bawah tanah menemukan sisa-sisa tubuh Kate Curran yang sudah membusuk, penemuan mayat di toko keluarga Pomeroy itu membangkitkan kemarahan masyarakat terhadap keluarga Pomeroy. Setelah kejadian itu ibu dan kakak Jesse oleh polisi dibawa ke tempat yang lebih aman untuk mengindari kemarahan massa.

Jesse diadili dan dijatuhi vonis hukuman mati, tapi kemudian meletus kontroversi besar mengenai apakah ia harus dihukum mati, hukum pada saat itu membolehkan hukuman mati walaupun Jesse masih terlalu muda. Gubernur Massachusetts menolak untuk menandatangani surat kematiannya, dan ini sering disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan dia gagal memimpin kembali di pemilihan ulang. Setelah keributan mereda, hukuman mati itu di ganti dengan hukuman seumur hidup dalam sel tersendiri di penjara Charlestown.

Di penjara, Jesse Pomeroy beberapa kali gagal dalam usaha melarikan diri, ia tercatat telah mencoba segala cara untuk dapat bebas, dari mulai memotong jeruji, menjebol dinding, sampai mengalihkan gas ke dalam sel agar meledak. Sambil berusaha melarikan diri, ia membaca buku-buku dengan lahap, sehingga dikenal sebagai cendekiawan otodidak dan "pengacara penjara.". Setelah beberapa tahun didalam sel, ia menjadi fasih dengan beberapa bahasa asing, seperti Perancis dan Spanyol. Ia juga menulis beberapa karangan dan puisi pendek untuk koran penjara.

Sampai tahun 1920-an, Jesse Pomeroy adalah salah satu pembunuh yang paling terkenal di Amerika, beberapa orang tidak setuju dengan hukuman kurungan yang menurut mereka terlalu lama diterima Jesse, sementara yang lain merasa bahwa hidup dalam bentuk apa pun, bahkan dalam sel soliter, terlalu bagus untuk pembunuh sadis semacam dia. Bahkan Clarence Darrow pernah menyatakan bahwa ia akan memimpin kelompok yang akan membebaskan Pomeroy dari penjara Massachusetts. Pomeroy sendiri menikmati ketenarannya, namun kebanggaannya itu hilang setelah diizinkan untuk berbaur dengan narapidana lain, karena ia mendapati banyak narapidana yang belum pernah mendengar tentang dia.

Pada 1929, ia dipindahkan ke penjara Bridgewater Farm saat ia sudah lanjut usia dan tubuhnya mulai melemah, ia juga menderita penyakit hernia inguinalis (salah satu penyakit yang menyerang usus) yang sudah parah, membuat ia tidak mungkin dapat melarikan diri.

Jesse Pomeroy meninggal di Penjara Bridgewater Farm pada 29 September 1932, dua bulan setelah ulang tahunnya yang ke-73 atau 53 tahun setelah ia pertama kali ditangkap.