Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sulit dipercaya Inilah Kuburan Paling Aneh di Dunia

Kuburan dijadikan tempat peristirahatan seseorang setelah mereka meninggal. Para keluarganya menghormati anggota keluarga dengan menempatkan mereka di tempat yang sebaik-baiknya, tak asal dibuang begitu saja setelah mereka meninggal. Namun terkadang, area pekuburan dianggap sebagai area yang bernuansa horor dan terkesan mengerikan. Pastinya tidak sedikit yang tidak berani mengunjungi kuburan saat malam hari dan sedang sendirian karena takut bertemu dengan sesuatu yang tidak mereka inginkan.

Kali ini, akan dibahas mengenai area kuburan yang tak hanya menyeramkan, namun juga aneh dan unik di dunia. Entah itu dari bentuk maupun ritual sebelum dikuburkannya mayat, dan adanya unsur sejarah yang terkandung di dalamnya. Bangunan dan area pekuburan tak hanya menjadi tempat yang sakral lagi, namun juga bisa menjadi sorotan masyarakat hampir di seluruh dunia karena keanehannya. Berikut ini akan kita bahas apa dan dimana saja letak kuburan yang aneh dan unik di dunia versi anehdidunia.com.


Tentara Terakota



Tentara Terakota adalah patung-patung yang berjumlah kurang lebih 8099 yang memiliki bentuk seperti tokoh prajurit, namun wajah dari masing-masing patungnya berbeda. Patungnya juga ada yang berbentuk kuda dengan ukuran sama seperti aslinya, dan diletakkan di dekat makam Kaisar pertama Dinasti Qin, yakni Qin Shi Huang. Patung-patung prajurit tersebut ditemukan di Lintong District, Xi’an, Provinsi Shaanxi, oleh petani lokal yang bernama Yang Peiyan pada tahun 1974, dimana ketika itu ia sedang mengerjakan lahannya. Makam Qin Shi Huang dianggap sebagai lambang kekuasaannya yang tak terbatas. Ia adalah satu-satunya penguasa yang bisa menyatukan tujuh marga untuk ikut berperang dari Cina 221 SM dan kemudian memerintahkan pembangunan prasarana publik secara besar-besaran serta Tembok Besar Cina yang legendaris. Tentara Terakota yang ada di makam Qin Shi Huang ini masuk ke dalam keajaiban dunia yang ke 8. Tujuang dari didirikannya patung tersebut adalah untuk menjaga Kaisar Qin Shi Huang yang telah meninggal dan telah tinggal di alam baka. Para tentara tidak ditempatkan sembarangan, melainkan sesuai dengan prestasi yang mereka dapatkan dalam waktu kontemporer. Uniknya lagi, konon katanya jauh di bawah tanah makam masih terdapat sebuah piramida yang belum tersentuh dan sejarawan Cina mengatakan bahwa bagian tersebut dipetakan sebagai sebuah kota dengan dinding-dinding dan kuburan yang sengaja ditujukan khusus untuk Kaisar Qin Shi Huang di akhirat.


Catacombs Capuchins of Palermo



Catacombs Capuchins adalah makam terletak di Catacombs, Palermo, Sisilia, Italia bagian Selatan. Walaupun banyak yang tahu kalau itu adalah makam, tetapi Catacombs Capuchins awalnya adalah sebuah biara pada abad ke-16. Awalnya adalah saat kematian saudara dari biarawan yang berasal dari Silvestro dan Gubbio meninggal pada tahun 1599. Mereka lalu dikeringkan mayatnya, diletakkan di pipa keramik di dalam Catacombs dan terkadang dicuci dengan cuka. Kemudian, mayat-mayat tersebut dibalsem dan diletakkan di lemari kaca yang tertutup dan juga dalam posisi digantung dengan masih mengenakan pakaian sehari-hari mereka. Catacombs Capuchins pada awalnya hanya menjadi tempat untuk meletakkan mayat dari para biarawan yang telah di mumikan. Lalu pada tahun-tahun berikutnya, tempat tersebut tidak hanya menjadi tempat yang digunakan untuk meletakkan mayat biarawan, namun juga para bangsawan atau orang yang dianggap terkemuka yang sebelumnya telah memberikan surat wasiat berisi permintaan orang-orang Italia tertentu untuk diawetkan dengan mengenakan pakaian khusus dan diminta untuk menggantinya di waktu-waktu tertentu. Upacara pemakaman ini sudah berlangsung sejak abad ke-16 sampai abad ke-19. Pada tahun 1800-an, sudah ada kurang lebih 8000 mummi yang ditempatkan di dalam biara tersebut.


Catacomb of Paris



Catacomb of Paris merupakan area pemakaman bawah tanah (ossuary) yang terletak di selatan gerbang kota (Place Denfert-Rochereau), bawah Kota Paris, Perancis. Di Catacomb of Paris terdapat tempat untuk menyimpan tulang-tulang dari sisa jenazah yang kurang lebih jumlahnya sekitar 6 juta jenazah, yang dulunya berasal dari makam yang ada di seluruh Kota Paris, dan dipindahkan ke area ini pada tahun 1786 sampai tahun 1788. Tujuan awal dari dipindahnya sisa-sisa jenazah adalah sebagai jalan keluar atas masalah padatnya tanah pemakaman di tengah Kota Paris. Sebelumnya letaknya sebagian besar berada di sekitar bangunan gereja. Di dalam area Catacomb of Paris ini, banyak tumpukan tulang-tulang manusia yang telah disusun padat dan rapi dan ada juga yang dibentuk menjadi hiasan. Catacomb of Paris dibuka sejak tahun 1874 dan kemudian menjadi salah satu objek wisata yang menyeramkan namun juga cukup menarik. Untuk melihat area tersebut dan menyaksikan tulang-tulang manusia, para wisatawan harus melewati lorong bawah tanah yang cukup gelap.


Giza Necropolis



Giza Necropoli adalah suatu kompleks pemakaman Raja-raja Mesir yang berbentuk piramida terdiri dari Piramida Giza, Piramida Khafre, Piramida Menkaure, Patung Sphinx, dan juga ada beberapa piramida-piramida berukuran kecil yang mengelilingi area tersebut. Piramida Giza Necropolis ini juga bisa dikatakan terluas, termegah, dan juga misterius di dunia. Necropolis dalam bahasa Yunani memiliki arti “Kota Kematian”. Giza Necropolis dibangun dengan tujuan untuk tempat pemakaman Fir’aun dinasti ke empat di Mesir, Khufu. Piramid tersebut telah dibangun SELAMA kurang lebih 20 tahun, kira-kira pada tahun 2560 SM. Tiga piramida lain yang ada di sekitarnya diberikan untuk istri Khufu, dan ada piramida yang ukurannya lebih kecil dibuatkan lintasan yang lebih tinggi dan menjadi makam para bangsawan.


Tradisi Ma’nene di Tanah Toraja



Ma’nene ini merupakan tradisi pemakaman yang unik yang berasal di Indonesia. Awal mula dari tradisi ini adalah sekitar beberapa ratus tahun yang lalu dari seorang pemburu binatang yang bernama Pong Rumasek yang juga merupakan warga Toraja, saat ia sedang berburu di kawasan hutan pegunungan Balla. Tiba-tiba saja ia menemukan jasad seseorang yang tergeletak di tengah jalan dalam kondisi yang mengenaskan. Apalagi, tubuhnya hanya tinggal tulang belulang. Ia kemudian merasa kasihan dan membungkus jasad tersebut menggunakan pakaiannya, lalu ditempatkan di tempat yang aman dan kemudian Pong melanjutkan perburuannya. Pong tak mengira semenjak kejadian hari itu, segala hal yang ia lakukan selalu berjalan lancar, termasuk saat ia berburu dan ia kaget karena saat pulang kerumah ia mendapati tanaman pertanian yang dimilikinya panen berlimpah, bahkan lebih cepat dari waktunya. Pong memiliki pemikiran yang mulia, yakni jasad seseorang walaupun ia sudah meninggal, ia harus tetap dimuliakan walaupun wujudnya sudah tidak utuh. Sejak saat itu, ritual Ma’nene menjadi aturan adat tak tertulis yang selalu dipatuhi oleh setiap warga. Jasad-jasad orang yang sudah meninggal pun akan diberi pakaian yang layak dan mayatnya diawetkan, lalu ditempatkan di gua selama bertahun-tahun disana. Mayat-mayat tersebuh hampir masih utuh dan tidak busuk karena sebelumnya diberi ramuan alami dan mengadakan upacara yang disebut Rambu Solo.


Pemakaman Trunyan Bali



Jika di Sulawesi Selatan dikenal suku Toraja dengan adat dan tradisi pemakamannya, di Bali juga ada Desa yang dikenal dengan pemakamannya yang unik. tepatnya di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, dekat dengan Danau Batur. Desa Trunyan atau Desa Terunyan memiliki keunikan dibandingkan desa lain yang ada di Bali. Diketahui sebagai desa tertua di Bali, memiliki penduduk orang Bali asli (Atau sering disebut sebagai Bali Aga). Mengutip dari akun Facebook Sejarah Bali, desa ini masih memegang teguh tradisi-tradisi kuno. Berikut ini cerita tentang Desa Trunyan yang diulas oleh Sejarah Bali:

Untuk menuju Desa Trunyan, bisa melalui akses jalur darat dari Penelokan, atau melewati akses dermaga di Kedisan menggunakan perahu motor. Menurut prasasti tertua di Bali, era sejarah di Bali dimulai sejak tahun 882 masehi. Saat itulah penduduk Trunyan telah tinggal di daerah itu. Adat yang paling unik di Desa Terunyan adalah pemakamannya. Biasanya orang-orang Bali yang meninggal jenazahnya dibakar atau dikubur. Namun, di Desa Trunyan, setiap warga yang meninggal jenazahnya hanya diletakkan di atas tanah. Mereka menyebutnya dengan istilah mepasah. Menurut pemahaman mereka, setiap jasad orang yang sudah meninggal dunia, harus dikembalikan ke bumi, dan dengan cara inilah menurut mereka telah dikembalikan ke bumi.

Di Desa Trunyan terdapat tiga kuburan. Masing-masing dibedakan menurut sebab orang tersebut meninggal. Pertama Sema Bantas, kuburan ini untuk orang-orang yang meninggal karena bunuh diri, berkelahi dan penyakit ganas. Kedua Sema Nguda untuk bayi atau orang dewasa yang belum menikah. Dan ketiga adalah Sema Wayah, yakni kuburan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang meninggal akibat sakit biasa. Mayat-mayat tersebut tidak menimbulkan bau karena disebabkan oleh pohon Taru Menyan, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Terunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
Itulah beberapa makam dan ritual yang aneh yang ada di dunia. Bahkan, ada yang berasal dari Indonesia. Hal tersebut dianggap unik karena memang tak semua masyarakat di dunia melakukannya. Sampai saat ini pun tradisi mereka masih dilakukan untuk menghormati para leluhur dan tradisinya, serta menghargai jasad-jasad orang yang telah meninggal. Walaupun ada beberapa tempat yang hanya melakukan ritual pengawetan mayat terhadap orang-orang tertentu dan memiliki pengaruh terhadap daerah tersebut.

Sumber referensi:
http://terselubung.in/10-kuburan-aneh-dan-unik-di-dunia-2/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_terakota
https://www.brilio.net/life/10-kuburan-ini-disebut-paling-unik-di-dunia-indonesia-juga-punya-1508289.html
http://dapedia.blogspot.co.id/2016/03/5-kuburan-paling-unik-di-dunia.html
http://makassar.tribunnews.com/2016/04/23/pemakaman-unik-desa-trunyan-jenazah-yang-tak-bau