Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Serangan Hacker Paling Heboh Sepanjang Sejarah

Perkembangan zaman yang semakin hari semakin modern tentunya membawa dampak tersendiri bagi seluruh masyarakat di dunia, baik dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Salah satu hal yang paling banyak mendapatkan berbagai macam dampak atau efek adalah dalam bidang teknologi, dan utamanya adalah teknologi internet. Kedua hal tersebut yakni teknologi serta internet memberikan segala kemudahan bagi manusia termasuk dalam melaksanakan segala macam aktivitas sehari-hari.

Akan tetapi teknologi dan internet yang semakin berkembang juga membawa pengaruh yang negatif, salah satu contohnya adalah dengan hadirnya hacker yang dengan ilmu serta kemampuan khusus yang dimilikinya, mereka dapat melakukan beberapa hal termasuk membobol dan melakukan pencurian data baik perseorangan maupun data perusahaan. Sahabatanehdidunia.com berikut ini adalah beberapa kasus yang pernah dilakukan oleh hacker dan menyebabkan kerugian pada pihak yang bersangkutan versi anehdidunia.com.


Kasus Pembobolan Pada Sony PlayStation Network



Sony PlayStation Network sempat mendapat kerugian yang sangat besar karena serangan dari hacker. Hal tersebut terjadi pada pertengahan April tahun 2011 lalu. Kasus tersebut mengakibatkan sistem PlayStation Network-nya dibobol oleh hacker dan data penggunanya menjadi bocor, serta menyebabkan kerusakan pada layanannya . Serangan dari hacker juga menyebabkan tersebarnya data pribadi seperti nama, nomor kartu kredit, dan password dari sekitar 77 juta akun pengguna layanan Sony PlayStation Network. Information Commisioner’s Office (ICO) Inggris kemudian menyelidiki mengenai bagaimana kasus pembobolan pada sistem keamanan tersebut dapat terjadi. Karena resmi kesalahan dari pihak Sony akibat keamanannya tidak dikelola dengan baik, ICO mengajukan tuntutan pada pihak Sony berupa denda yang jumlahnya sekitar Rp 3,8 milyar. Sebenarnya yang jadi permasalahan bukannya jumlah dari denda yang diajukan. Namun akibat kasus yang menimpa pihak Sony tersebut mengakibatkan menurunnya jumlah pengguna dari layanan Sony PlayStation Network tersebut yang sangat signifikan. Hal tersebut terjadi juga karena pengguna menjadi tidak percaya lagi akan layanannya. Sony kemudian sempat menutup layanannya selama beberapa minggu dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Sony juga memberi kompensasi kepada para pengguna yang telah menjadi pelanggannya selama ini sebagai upaya mengembalikan kepercayaannya.


Pembobolan Bank Nordea di Swedia



Bank Nordea sempat menjadi korban pencurian bank yang dilakukan oleh hacker yang kabarnya merupakan sekelompok mafia Rusia ini melalui internet. Hacker tersebut menggunakan suatu program yang dikenal dengan nama trojan. Trojan merupakan sejenis virus yang dapat menipu pengguna komputer dengan cara menyamar menjadi berkas lain yang aman. Misalnya pada suatu komputer terdapat dokumen Word yang ada pada email. Ternyata saat file tersebut dibuka karena pengguna komputer mengira file tersebut berisi file Word biasa, isi di dalamnya adalah virus trojan yang dapat merusak komputer dengan cara melacak dan mengirim informasi penting, termasuk User ID dan password ke pihak yang memang sengaja untuk melakukan pembobolan. Hacker menggunakan program tersebut untuk melacak data-data dan kegiatan yang dilakukan nasabah melalui internet, dimana pada awalnya nasabah ditipu dengan cara virus tersebut masuk sebagai anti-spam dan merupakan program yang dikirim oleh bank. Tujuan dari hackersetelah mendapatkan data-data dari nasabah tersebut adalah, mengalihkan dana yang terdapat pada rekening nasabah ke rekening lain. Melalui virus trojan ini, pelaku dapat mencatat aktivitas perbankan yang dilakukan nasabah hanya dengan menggunakan komputer. Walaupun cara kerjanya simpel, dari kasus pembobolan ini ada 250 nasabah Bank Nordea yang telah menjadi korban. Total pencurian dana dari nasabah pun bisa dibilang cukup banyak, yakni mencapai Rp 12 miliar.


Kasus Pembobolan Bank Sumitomo Mitsui



Tahun 2004 lalu, kasus pencurian bank yang dilakukan oleh hacker  via internet juga dialami oleh Bank Sumitomo Mitsui. Bank tersebut merupakan Bank asal Jepang. Namun, pencuriannya dilakukan di cabangnya yang berada di London, Inggris.  Para hacker menggunakan spyware yang bernama keylogger. Keylogger merupakan sebuah software yang dapat digunakan untuk merekam hasil ketikan dan nantinya  dapat disimpan sebagai sebuah berkas dengan berbagi tujuan. Kali ini, hacker menggunakannya untuk mencuri data dan password dari nasabah Bank Sumitomo Mitsui, dengan membobol sistem keamanan bank tersebut. Mereka bahkan berhasil mencuri uang sebesar Rp 5 Triliun, dan membaginya pada 10 rekening bank yang berbeda miliknya dengan tujuan untuk mengamankan hasil curiannya. Kasus tersebut berhasil diselesaikan oleh kepolisian Inggris dan Israel. Polisi Israel ikut terlibat karena salahs atu tersangka pencuriannya berkebangsaan Israel, bernama Yeron Belondi (32), saat ia sedang berusaha untuk mengirimkan USD 27 Juta ke salah satu bank yang ada di Israel.


Kasus Pembobolan Menggunakan Mata Uang Bitcoin



Mata uang bitcoin merupakan mata uang elektronik yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Bitcoin dan wujudnya digital ini menggunakan cara penyimpanan yang berbeda dari mata uang lainnya, yakni dengan menggunakan dompet digital atau mereka menyebutnya wallet. Maka dari itu, untuk menjaga keamanannya pemilik membutuhkan private key yang hanya diketahui oleh pemilik dan dapat disimpan di komputer. Mata uang ini memiliki beberapa ancaman bagi pemilik dan penggunanya, terutama dalam hal penyimpanan. Ancaman tersebut berupa pencurian private key yang dapat mengakibatkan bitcoin bisa menghilang. Kasus pembobolan terjadi pada penyedia wallet online yang bernama Inputs.io di bulan November 2013 lalu, mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi para nasabah. Hal tersebut dilakukan oleh hacker yang menggunakan email berisi virus yang kemudian dapat membuat kesalahan sistem pada server utama, yang kemudian juga mengakibatkan bitcoin sebesar 4100 BTC atau jika dirupiahkan sebesar Rp 15 miliar berhasil dicuri. Sampai saat ini pun, sulit untuk menemukan siapa pencuri bitcoin dari Inputs.io tersebut. Karena memang pada dasarnya, bitcoin memang rentan terhadap pencurian. Terutama dalam hal penyimpanan, karena bitcoin memang merupakan mata uang yang sulit untuk dilacak.


Kasus Pembobolan Data Pelanggan Perusahaan TJX



TJX merupakan sebuah perusahaan asal Amerika yang bergerak di bidang industri retail, dan fokus pada retail pakaian serta produk dekorasi rumah di Amerika. Pada tahun 2007 lalu, seorang hacker yang sudah dikenal dan dianggap legendaris yang bernama Albert Gonzales berhasil mencuri 45,7 juta kartu kredit dan kartu debit dari para pelanggan TJX. Hal tersebut terjadi karena lemahnya sistem perlindungan informasi pelanggan dari TJX itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan rawannya menjadi korban pencurian data dari para hacker. Mereka berusaha untuk memburu dan mendapatkan informasi-informasi seperti kartu kredit yang nantinya bisa diperjualbelikan dan memberi keuntungan bagi mereka. Bahkan dari hasil penjualannya, pelaku pencurian data pelanggan TJX sudah digunakan untuk membeli perhiasan senilai USD 1 Juta. Kasus pencurian melalui pembobolan data pelanggan seperti yang dialami oleh TJX ini menjadi marak karena memang perlindungan hukum yang dianggap masih lemah. Solusi agar kasus tersebut tidak terjadi lagi adalah dengan tidak semudah itu memberikan informasi dan data pribadi kita pada orang lain.


Kasus Pencurian Data Penduduk Arizona, Amerika



Hacker memang selalu memiliki cara untuk melakukan kejahatan melalui dunia maya. Tak hanya pada perusahaan besar dan bank saja, ternyata penduduk pun bisa menjadi sasaran mereka. Penduduk Arizona, misalnya. Berdasarkan laporan yang ada, dari sekitar 100.000 warga Arizona, ada 149 penduduk yang data dan identitas pribadinya telah berhasil dicuri oleh hacker. Hasil pencurian data tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan yang negatif. Setelah mendapatkan data-data dari para warga, hacker dapat dengan mudahnya menyamar menjadi pelaku pajak, yang kemudian ia membajak serta menerima pengembalian pajak yang seharusnya menjadi milik warga Arizona. Aksi yang dilakukan oleh hacker tersebut dapat memberi keuntungan baginya hingga puluhan juta rupiah.

Itulah beberapa kasus serangan hacker paling mengehebohkan sepanjang sejarah. Mayoritas para hacker melakukan tindakan tersebut demi kepentingan pribadi dengan cara merugikan orang lain bahkan merugikan perusahaan besar yang tentunya memiliki “power” bagi banyak orang. Meski demikian, dalam dunia teknologi hacker tak melulu penjahat data, ada beberapa hacker yang melakoni pekerjaannya di “jalan yang benar”.

Sumber referensi:
http://www.suara.com/tekno/2015/03/18/062600/inilah-7-serangan-hacker-terbesar-sepanjang-sejarah
http://terselubung.in/5-serangan-hacker-terhebat-dalam-sejarah/
http://pengetahuantech.blogspot.co.id/2015/03/3-buah-artikel-tentang-kasus.html
http://4muda.com/mengenal-bitcoin-mata-uang-digital-terpopuler-di-dunia/
http://global.liputan6.com/read/97772/pembobol-bank-sumitomo-london-dicokok
https://rudihd.wordpress.com/2007/04/10/waspadai-pencurian-data/