Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Uniknya Perayaan Hari Panen Di Seluruh Dunia

Ungkapan rasa syukur atas apapun hal sebagai ucapan terima kasih mereka dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Mereka biasanya melakukan suatu perayaan, seperti perayaan hHari Panen yang dilakukan hampir di seluruh dunia. Perayaan yang dilakukan bahkan dengan mengadakan semacam parade atau pertunjukan seperti karnaval di sekitar jalanan. Karena Hari Panen kini telah menjadi tradisi, beberapa negara melakukan perayaan Hari Panen mereka dengan cara yang berbeda-beda, dan tentunya unik. Mereka mengadakan acara besar-besaran dan menggelar festival untuk menarik minat pengunjung yang hadir dan ingin menyaksikan.

Perayaan Hari Panen bukan hanya sekedar tradisi yang harus dilakukan, namun juga mereka ingin berterima kasih kepada semesta dan kepada Tuhan atas hasil panen mereka yang melimpah dan dapat dijadikan sumber penghasilan mereka. Siapapun yang menyaksikan festival perayaannya pun juga pasti akan merasa senang. Biasanya, hasil panen mereka dihias atau dibentuk menjadi sesuatu yang unik yang akan ditampilkan saat acara festival Hari Panen berlangsung. Kali ini, akan dibahas mengenai bagaimana uniknya setiap negara merayakan Hari Panen dengan tradisinya yang berbeda-beda tentu saja versi anehdidunia.com.


Perayaan Sukkot



Hari Raya Sukkot, atau dalam bahasa Indonesianya adalah Hari Raya Pondok Daun, merupakan sebuah perayaan dari kaum Yahudi. Perayaan ini dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur mereka atas hasil panen yang telah dilakukan selama tujuh hari pada bulan purnama di antara bulan September dan Oktober. Hari raya ini diberi nama Sukot, yang berasal dari sudut pandang utama festival ini adalah sebuah pondok, atau bahasa Ibraninya adalah sukkah. Perayaan Sukkot ini berkaitan dengan perayaan bahagia dan dalam tradisi Yahudi “Z’man Simchateinu”, yang artinya musim sukacita. Jadi selama perayaan yang dilakukan 7 hari berturut-turut, orang-orang Yahudi saling memberi semangat yang tujuannya untuk merayakan pertolongan Tuhan dalam hidup mereka. Jadi selama perayaan Sukkot ini berlangsung, semua orang Yahudi diminta untuk merasa gembira dan membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Yang lebih penting lagi, mereka harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan yang telah Tuhan berikan dalam hidup mereka selama 7 hari perayaan.


Perayaan Thanksgiving



Hari pengucapan syukur di Amerika bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih mereka, atau mereka menyebutnya dengan perayaan Thanksgivind. Pada hari itu, seluruh warga Amerika diberi waktu untuk libur dari segala pekerjaan dan sekolahnya dan telah resmi menjadi hari libur di Amerika Serikat, tepatnya pada hari Kamis keempat di bulan November sejak tahun 1789 dan telah diresmikan oleh Presiden Amerika pertama, yani George Wahington. Tetapi di Kanada, perayaan Thanksgiving jatuh pada hari Senin kedua di bulan Oktober. Tujuannya adalah untuk mengucapkan terima kasih dan rasa syukur mereka atas hasil panen mereka di akhir musim panen. Perayaan Thanksgiving telah ada sejak tahun 1621, saat beberapa orang tengah melakukan perayaan berakhirnya musim panen dengan mengadakan perjamuan makanan. Kemudian sampai saat ini, tradisi perayaan Thanksgiving masih dilakukan. Biasanya mereka mengadakan perayaannya bersama keluarga dengan menikmati masakan ayam kalkun.


Perayaan Seren Taun



Indonesia pun juga melakukan perayaan untuk memperingati Hari Panen, salah satunya adalah perayaan Seren Taun. Seren Taun berasal dari bahasa Sunda, yakni Seren yang artinya menyerahkan dan Taun yang artinya Tahun. Berarti, Seren Taun adalah prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun mendatang. Perayaan tersebut merupakan tradisi dan upacara adat panen padi oleh masyarakat Sunda yang mulai ditinggalkan. Walaupun begitu, masih ada beberapa daerah yang melakukan perayaan Seren Taun ini secara rutin dan diikuti oleh seluruh warga desa. Perayaan ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur mereka kepada Tuhan dan juga alam semesta karena mereka telah mendapatkan hasil panen yang melimpah. Seren Taun menjadi ciri khas masyarakat Sunda dan memiliki daya tarik tersendiri, terutama oleh para wisatawan yang tertarik saat menyaksikan perayaannya. Saat ini, hanya ada beberapa desa yang melakukan perayaan Seren Taun ini, yakni Desa adat Sindang Barang, Desa Kanekes, Desa Kasepuhan Banten Kidul, dan Desa Cigugur.


Festival Panen di India



India ternyata juga memiliki tradisi untuk merayakan Hari Panen mereka. Masyarakat di India bertujuan untuk mengucap rasa syukur dan terima kasih mereka dengan memberi persembahan kepada dewa yang dianggap sebagai penguasa cuaca (petir, hujan, dan badai), yakni Dewa Indra. Mereka menyembah Dewa Indra atas merasa kelimpahan panen mereka selama satu tahun. Untuk kemakmuran selanjutnya, mereka juga berharap para Dewa akan tetap memberikan hasil panen yang melimpah. Masyarakat India juga melakukan Puja, yakni merebus beras dalam panci susu yang dilakukan di luar ruangan dan di dalam pot gerabah. Di sekitar potnya, diberi serangkaian pohon kunyit yang terikat dan kemudian dihiasi dengan kolam, yakni bubuk kapur tradisional yang berwarna putih serta digunakan diluar rumah setelah mandi. Setelah itu mereka menyiapkan beras, dua batang tebu, pisang, dan kelapa untuk dipersembahkan kepada Dewa Matahari. Masyarakat di India mempercayai adanya legenda mengenai Dewa Siwa yang pernah menyuruh bantengnya, atau mereka menyebutnya dengan Basava untuk turun ke bumi dan menyampaikan pesan darinya mengenai perintah agar manusia hanya makan satu kali dalam sebulan, serta melakukan pijat minyak dan mandi secara teratur. Namun Basava malah menyuruh sebaliknya, yakni menyuruh manusia untuk makan setiap hari dan hanya mandi satu kali dalam satu bulan. Basava kemudian dikutuk oleh Dewa Siwa untuk hidup di bumi dan membantu manusia dalam pekerjaannya membajak ladang. Maka dari itu, masyarakat di India melakukan tradisi Mattu Pongal, dengan menghiasi sapi dan diberi lonceng serta karangan bunga, lalu disembah.


Perayaan Honen Matsuri di Jepang



Kali ini ada perayaan yang cukup unik dan bisa dikatakan sangat aneh yang diadakan di Kota Komaki, Aichi, Jepang setiap tanggal 15 Maret. Perayaan tersebut adalah Honen Matsuri, yang merupakan tradisi peninggalan nenek moyang mereka dan merupakan budaya kuno. Perayaan Honen Matsuri berasal dari kata Honen yang artinya Hari Makmur dan Subur, sementara Matsuri adalah Festival. Jadi perayaan ini merupakan perayaan hasil panen yang melimpah dan juga segala macam kemakmuran serta kesuburan. Maka dari itu setiap perayaan ini dilangsungkan, selalu ditampilkan ukiran-ukiran berbentuk alat kelamin pria yang terbuat dari kayu dan menjadi pusat perhatian penonton dan tak sedikit wisatawan asing yang datang. Ukirannya pun tersedia dari berbagai macam ukuran. Perayaan ini diadakan di Kuil Tagata Jinja. Selama festival Honen Matsuri berlangsung, pengunjung dapat membeli oleh-oleh berupa makanan dan souvenir yang berbentuk alat kelamin pria yang dijual di Kuil Tagata.

Sahabatanehdidunia.com beberapa perayaan memang memiliki keunikan dan keanehannya tersendiri. Mereka memiliki adat dari peninggalan nenek moyang mereka yang wajib dilestarikan dan tetap dilakukan setiap tahunnya. Karena keuinkannya, banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikan perayaan yang dilakukan oleh setiap daerah tersebut. Belum lagi, ada wisatawan asing yang tertarik untuk datang dan mengabadikan moment yang hanya dirayakan satu tahun sekali. Beberapa penjelasan diatas adalah cerita mengenai perayaan Hasil Panen yang dilakukan di seluruh dunia dan tentunya unik dan sangat disayangkan apabila perayaan tersebut ditinggalkan.

Sumber referensi:
Sumber : http://exspresiku.blogspot.co.id/2013/11/perayaan-festival-panen-di-seluruh-dunia.html
https://www.merdeka.com/gaya/6-festival-panen-dari-seluruh-dunia.html
http://www.caradaftarku.com/2016/02/festival-honen-matsuri-perayaan-unik.html