Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Drama Kasus Pembunuhan Paling Aneh Dan Sadis Di Jepang

Dengan kedisiplinan masyarakatnya yang terkenal sangat tinggi, membuat Jepang saat ini, menjadi salah satu negara paling teratur dan memiliki masyarakat yang sangat patuh pada hukum. Karena itu dinegara yang berjuluk negri matahari terbit ini, tindak kriminalitasnya terbilang cukup rendah dan masuk dalam jajaran negara teraman di Asia bahkan Dunia. Namun meski begitu bukan berarti negara yang terkenal dengan kemajuan di bidang teknologi IT ini bebas dari tindak kriminal. Bahkan dalam sejarahnya di Jepang telah terjadi beberapa kasuh Pembunuhan yang sangat sadis dan aneh. Dengan kultur mayarakatnya yang terkenal unik namun keras, kasus-kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Jepang memiliki metode yang unik namun di saat yang bersamaan juga sangat mengerikan. Sahabat anehdidunia.com kasus-kasus ini bahkan tak ubahnya seperti seperti alur sebuah cerita film Thriller yang biasa kita lihat di bioskop. Karena itu kali ini anehdidunia akan berbagi beberapa kasus pembunuhan aneh namun sadis yang pernah terjadi di Jepang dalam, Kasus Pembunuhan Paling Aneh Dan Sadis Di Jepang, versi anehdidunia.com


Otaku Killer



Saat ini sebagain besar orang indonesia pasti sudah familiar dengan Istilah Otaku. Sebuah istilah yang merujuk pada sekelompok orang yang sangat menggemari segala sesuatu asal Jepang, mulai dari musik, drama, band, dan tentu yang paling dikenal yaiutu manga serta animenya. Namun di Jepang sendiri Istilah Otaku sendiri sebenarnya berkonotasi negatif, Istilah Otaku di Jepang sendiri merupakan sebuah Istilah untuk menggambarkan seseorang yang kurang suka bersosialisasi dan lebih sering mengurung diri di rumah sambil membaca komik ataupun menonton anime. Stikma negatif Otaku ini kian kuat setelah di Jepang terjadi sebuah peristiwa pembunuhan berantai sadis yang dilakukan oleh seorang prian bernama Tsutomu Miyazaki. Pria kelahiran 21 Agustus 1962 yang di kenal sebagai seorang Otaku ini telah membantai beberapa anak kecil dengan sangat sadis yaitu memutilasi serta memakan daging korbanya. Dan berkat kegemaranaya akan komik dan anime, oleh masyarakat Jepang, pria yang di ketahui mengidap nekraofilian ini akhirnya mendapatkan julukan Otaku Killer.

Terlahir dengan cacat bawaan yaitu jari-jari tangan dan kakinya yang saling melekat satu sama lain akibat terlahir prematur, membuat Tsutomu Miyazaki menjadi anak yang pendiam dan pemalu. Kondisi ini kiat diperparanh dengan fakta bahwa kedua orang tua serta dua saudara perempuan Tsutomu yang seolah tak mengakui keberadaanya membuat Tsutomu kecil mengalami masa kecil yang suram. Sahabat anehdidunia.com satu-satunya orang yang mau menerima dan menyayanginya dengan tulus adalah kakeknya. Namun pada tahun 1988 sang kakek yang menjadi satu-satunya orang yang menyayangi Tsutomu meninggal. Sejak saat itu Ia mengalami depresi berat, yang membuat Tsutomu bahkan sampai memakan sebagian abu kremasi kakeknya. Kegilaan ini memuncak saat ulang tahunya yang ke 26, dimana Tsutomu untuk pertama kalinya merayakan ulang tahunya tanpa kehadiran sang kakek. Satu hari kemudian Ia menculik seorang gadis kecil bernama Mari Konno yang masih berusia 4 tahun dan kemudian membunuhnya. Setelah dibunuh mayat Mari sebenarnya sempat di buang namun entah mengapa beberapa hari kemudian Tsutomu kembali lagi ke lokasi pembuangan mayat dan mengambil tangan serta kaki dari mayat Mari yang telah mulai membusuk.

Tangan dan kaki ini kemudian olehnya disimpan didalam lemari rumahnya sebagai trofi. Hal yang sama kemudian kembali terulang saat Tsutomu membunuh korban selanjutnya Masami Yoshizawa (7 tahun) yang juga dia culik dan dibunuhnya di tempat yang sama dia membunuh Mari Konno. Namun aksi paling sadis yang pernah dilakukannya adalah pada korban terakhirnya yaitu Ayako Nomoto (5 tahun) yang dibunuh sekaligus dimulitasi. Selain itu Tsutomu juga menyimpan potongan tangannya. Tak cukup sampai disitu Ia juga meminum darah anak perempuan tersebut dan memakan dagingnya. Aksi Tsutomu baru berakhir saat polisi menagngkapnya pada tahun 1989 atas tuduhan pelecehan sexual terhadap anak  dibawah umur. Dan saat memeriksa tempat tinggal Tsutomu untuk mencari barang bukti tersebut, polisi justru menemukan potongan tubuh para korban tsutomu yang tersimpan bersama ribuan materi yang behubungan dengan Anime dan Manga. Dalam persidanganya sendiri, Tsutomu terus menyangkal perbuatanya dan menyalahkan alter egonya yaitu kepribadian gandanya yang bernama Rat Man.

Rat Man inilah yang menurut Tsutomu melakukan pembunuhan sadis tersebut. Ia bahkan  mengambar Rat Man dalam bentuk manga untuk meyakinkan petugas. Namun tak ada yang mempercayai cerita Tsutomu, Ayah Tsutomu sendiri bahkan menolak membayar pengacara untuk membela anaknya hingga akhirnya pada tahun 19997, akhirnya Tsutomu Miyazaki dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada tahun 2008 dengan cara digantung. Fakta mengerikan lain dari kasus ini sendiri adalah teror mengerikan yang dilakukan Tsutomu pada keluarga korban. Sahabat anehdidunia.com selama Ia belum tertangkap ternyata Tsutomu seringkali menelepon keluarga korban. Apabila diangkat, Ia hanya diam tanpa mengatakan apapun, tapi jika tidak diangkat maka dia akan menelepon terus menerus tanpa henti.


Akihabara Massacre



Pada tahun 2008 yang lalu Jepang Sempat di gemparkan dengan sebuah kasus pembunuhan massal yang terjadi di Akihabara, sebuah distrik yang terkenal sebagai pusat penjualan komik dan juga anime. Hari itu seorang pria bernama Tomohiro Kato, dengan menggunakan mobil sewaan yang Ia kendarai menabrak 5 orang pejalan kaki di akihabara dan menewaskan 3 diantaranya. Tak hanya sampai disitu Tomohiro, kemudian keluar dari mobilnya dan secara membabi buta menusuk 12 orang lainya, dimana 4 dinataranya meninggal. Akibatnya hari itu wilayah Akihabara dilanda kekacauan hebat, dimana dibutuhkan 17 ambulan yang harus berlalu lalang guna menyelamatkan para korban. Kasus ini sendiri dipicu oleh sepele, dimana 3 hari sebelumnya dimana Tomohiro terlibat perselisihan dengan salah satu teman kerjanya, yang Ia curigai menyembunyikan baju kerja milik Tomohiro.

Akibat perselisihan ini, Tomohiro langsung pulan dari tempat kerjanya dan tak muncul sampai hari dimana tragedi tersebut terjadi. Kesadisan Tomohiro ini sendiri diduga akibat masa lalunya yang kelam. Terlahir di Aomori, Honshu pada 28 September 1982, Tomohiro sebenarnya dikenal sebagai siswa yang berprestasi saat masih di SD dan SMP. Namun hal itu berubah 180 derajat ketika bersekolah di Aomori High School yang merupakan salah satu sekolah elite di Jepang. Disekolah tersebut rupanya Tomohiro tak begitu di terima karena merupakan seorang Otaku. Sahabat anehdidunia.com hal ini membuatnya rendah diri yang berdampak pada penurunan prestasi akademisnya yang begitu drastis hingga Ia akhirnya gagal masuk ke Universitas Hokaido. Hal ini juga diperparah dengan tuntutan kedua Orang tua tomoriho yang merupakan top manager di sebuah perusahaan perbankan agar anaknya menjadi siswa berprestasi. Mereka sangat keras pada Tomohiro, dan sering menghukumnya jika gagal , Tomohiro bahkan diketahui pernah harus memakan makanan yang sudah jatuh ke lantai dan juga dibiarkan berdiri di luar rumah saat musim dingin sebagai hukuman dari orang tuanya.

Tertekan dengan kondisi ini, Tomohiro bahkan pernah mencoba bunuh diri dengan menabrakan mobilnya, namun gagal dan  Ia selamat. Sampai akhirnya hari dimana tragedi tersebut akhirnya meletus, kasus pembantaian yang dilakukan oleh Tomohiro ini di anggap spesial di Jepang karena apa yang dilakukan oleh Tomohiro ternyata telah menginspirasi berubah 180 derajat ketika bersekolah di Aomori High School yang merupakan salah satu sekolah elite di Jepang. Saat ini sendiri Tomohiro masih menjalani masa tahananya sambil mengunggu eksekusi mati yang dijatuhkan padanya pada tahun 2014 yang lalu. Akibat kasus ini saudara laki-laki Tomohiro melakukan bunuh diri karena malu terhadap ulah kakaknya. Sahabat anehdidunia.com kasus ini sendiri kian menguatkan kesan negatif Otaku di mata masyarakat Jepang. Sikap antisosial Otaku ini diduga telah memberi dampak negatif pada generasi muda Jepang yang kian hari kian Apatis terhadap lingkungan sekitarnya.


Tsuyama Massacre



Bagi yang pernah menonton serial tv “Harper’s Island” (2009), pasti tahu bagaimana mencekamnya suasana pembunuhan berantai yang terjadi disebuah pulau. Cerita yang mirip dengan kisah dalam serial tv ini ternyata juga pernah terjadi didunia nyata. Peristiwa tersebut terjadi pada 21 Mei 1938 di sebua desa terpencil di Jepang yang bernama Desa Kaio yang berada tidak jauh dari kota Tsuyama, Okayama, Jepang. Entah bisikan apa yang diterima oleh seorang pemuda bernama Mutsuo Toi (21), hingga terinspirasi untuk membunuh seluruh warga yang ada di desanya. Sahabat anehdidunia.com untuk memuluskan aksinya terlebih dulu Mutsuo, memadamkan listrik di seluruh desanya. Dan saat kondisi desanya sedang gelap gulita inilah, Matsuo mulai melancarkan aksinya dengan membantai 30 orang warga desanya dengan sadis. Dalam menjalankan aksi sadisnya tersebut pria yang berusia 21 tahun ini menggunakan berbagai macam alat, mulai dari senapan, kapak, sampai pedang samurai. Ironisnya, salah satu warga yang dibantainya adalah neneknya sendiri. Aksi Matsuo baru berakhir saat fajar menjelang dimana akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri. Dalam peristiwa berdarah ini hampir separuh warga desa Kaio, tewas dalam keadaan mengenaskan di tangan Matsuo Toi yang berdarah dingin.


Kobe Child Murders



Pada tanggal 27 Mei 1997, Jepang di gegerkan dengan penemuan sebuah potongan kepala di Tainohata Elementary School, potongan kepala ini kemudian diketahui merupakan seorang murid di sekolah tersebut yang bernama Jun Hase. Kepala korban ini dimutilasi dengan cara yang sadis yaitu digergaji dan dalam mulutnya disumpal dengan sebuah kertas yang tidalamnya terdapat pesan misterius. Dalam pesan tersebut si pembunuh yang mengaku bernama Sakakibara menulis sebuah tantangan pada Polisi yang kurang lebih berbunyi :

“Ini merupakan permulaan dari permainan. Kalian para polisi cobalah menghentikanku bila kalian bisa. Aku sangat ingin sekali lihat orang-orang mati, sangat menegangkan untukku melakukan pembunuhan. Sebuah pembalasan yang setimpal dengan penderitaanku selama bertahun-tahun”

Awalnya banyak yang mengira bahwa kasus ini akan memakan waktu cukup lama untuk dipecahkan, namun secara mengejutkan, polisi dengan cepat memecahkan kasusnya dan akhirnya berhasil menangkap seorang anak berumur 14 tahun yang di duga melakukan pembunuhan tersebut. Bocah yang tidak dipublikasikan identitasnya tersenbut, di beri julukan “Boy A” untuk memudahkan penyelidikan. Sahabat anehdidunia.com yang lebih mengejutkan lagi adalah ditemukanya fakta bahwa ini bukanlah pembunuhan pertama yang di lakukan oleh “Boy A”. Dalam pengakuannya “Boy A” mengatakan jika Ia juga permah membunuh seorang gadis berusia 10 tahu yang bernama Ayaka Yamashita. Proses pembunuhan ini dituliskan “Boy A” dalam buku harianya yang kurang lebih berbunyi:

“Aku melakukan sebuah eksperimen hari ini guna membuktikan betapa rapuhnya manusia, aku memukulnya mengunakan palu, saat anak perempuan itu menoleh padaku. Aku pikir aku akan memukulnya berkali-kali, tapi aku terlalu asik untuk bisa mengingatnya berapa kali aku memukulnya”

Tapi meski insiden ini terbilang sangat serius dan menguncang publik Jepang. terlebih melihat kejahatan yang dilakukan oleh “Boy A” ini masuk dalam kejahatan kelas berat , namun dengan mempertimbangkan usianya yang masih muda “Boy A” akhirnya hanya dijatuhi hukuman kurungan penjara karena dianggap masih berada di bawah umur. Pada tahun 2004,  Boy A yang saat itu sudah berumur 21 tahun akhirnya di bebaskan karena sudah menjalani sisa masa hukuman. Namun hal ini kembali memunculkan kekhawatiran masyarakat Jepang karena setelah tiga bulan si Boy A dibebaskan, kasus yang hampir sama kembali terulang.

Osaka School Massacre



Terlahir pada 23 November 1963 di Osaka, sejak kecil Mamoru Takuma, sudah didiagnosis memiliki sifat Psikopatik, yang menjurus pada sifat agresif. Diagnosis ini muncuk karena Takuma, menunjukan gejala “Macdonalds Triad” yaitu sebuah indikator psikopatik yang dibuat oleh seorang psikolog terkenal dunia,  JM MacDonald. Gejala “Macdonalds Triad” ini sendiri meliputi tindakan kejam terhadap hewan, menyukai membakar sesuatu, dan kebiasaan mengompol di usia atas 5 tahun. Tiga kebiasaan tersebut dipercaha hanya akan muncul pada seseorang yang berpotensi menjadi pembunuh berantai. Dan semua gejala tersebut sialnya da pada Takuma, pada umur 12 tahun Takuma di ketahui senang membunuh kucing dengan cara membungkusnya menggunakan koran dan kemudian membakarnya smpai mati. Sahabat anehdidunia.com sifat agresi ini terus berkembang dan membuat Takuma banyak terlibat masalah, salah satunya adalah ketika Takuma SMA, Takuma melakukan penyerangan terhadap gurunya sendiri yang membuat dia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Ia juga pernah berkelahi dengan ayahnya sendiri yang membuat sang Ayah mengirimnya ke Rumah sakit jiwa.

Namun ssat itu pihak RSJ, menolak Takuma, karena mengganggap anak muda Ini baik-baik saja. SEjak saat itu sang Ayah sudah tak mau lagi mengakui Takuma sebagai anaknya. Dan mengusir Takuma dari rumah, setelah itu Takuma juga sempat jadi supir taksi, dan bahkan pernah diterima di angkatan udara, tapi akhirnya dikeluarkan karena masalah kekerasan dan pelecehan seksual.Ai juga tercacat pernah menikah sebanyak 4 kali namun selalu kandas. Hingga terakhir Ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah sekolah. Di sekolah inilah kasus Takuma mulai menunjukan gejala agresif yang tinggi dengan meracuni 4 guru di sekolah tersebut tanpa alasan yang jelas. Ia Kemudian dimasukan di RSJ dan didiagnosa menderita skizofrenia.

Di dalam RSJ tersebut, dia sempat melakukan bunuh diri tapi selalu gagal. Setelah dianggap cukup sembuh Takuma akhirnya di keluarkan dari RSJ tersebut. Namun pada tahun 2001, dia mendaftarkan dirinya ke RSJ untuk mencari bantuan atas depresinya, tapi melarikan diri sehari kemudian. Sahabat anehdidunia.com tepat pada bulan Juni 2001, dia akhirnya lepas kendali dan mengamuk dengan bersenjatakan sebuah pisau menyerang Ikeda Elementary School dan berhasil menusuk 8 anak kelas 1 dan 2 SD hingga tewas dan melukai 13 anak dan 2 guru. Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu tragedi terbesar yang pernah menimpa negara Jepang. Akibat perbuatanya Takuma akhirnya di jatuhi hukuman mati, dalam persidangaya Takuma sama sekali tak membela diri, Ia bahkan meminta hakim untuk segera menjatuhinya dengan hukuman mati. Pada tahun 2004 dia dijahuti hukuman mati dengan cara digantung.

Sahabat Anehdidunia.com itulah beberapa kasus pembunuhan paling keji yang pernah terjadi di Jepang. Jika kita cermati baik-baik, hampir di setiap kasus yang ada pelakunya pernah mengalami masa lalu yang suram, akibat tekanan yang tinggi dalam kultur masyarakat Jepang yang terkenal sangat tertutup dan kaku. Ketidak pedulian mereka pada sesama dan sifat individualis yang memang kerap muncul dalam masyaratak modern tanpa disadari telah melahirkan monster-mpnster mengerikan, yang akhirnya melahirkan sebuah tragedi. Sebuah sifat individualis yang sayangnya kini mulai muncul di negri kita yang tercinta ini, dimana orang mulai mengelompokan diri mereka dan sangat mudah berseteru hanya karena hal yang kecil. Maka dari itu marilah kita BERSATU sesuai selogan bersatu kita Teguh bercerai kita Runtuh.

Referansi:
http://wowasiknya.com/pembunuhan-tersadis-di-jepang/