Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Para Ilmuan Yang Temuannya Justru Jadi Sarana Pembunuh Massal

Segala kemajuan dan perkembangan Manusia di muka Bumi ini, terlahir dari hasil pemikiran para Ilmuan yang dengan hasil penemuanya telah mendorong peradaban umat Manusia bisa semaju sekarang, baik itu di bidang teknologi, medis maupun pertanian. Para Ilmuan baik yang ada di masa kini maupun yang ada di masa lalu selalu berusaha melahirkan penemuan baru bagi kebaikan Manusia maupun Bumi. Namun sayangnya diantara segala temuan yang pernah di temukan oleh para Ilmuan ini, beberapa diantaranya justru menjadi 180 derajat berbeda dengan tujuan awal mereka yang cita-citakan demi kebaikan umat manusia.

Salah satu contohnya adalah dengan hasil penemuan dari pakar Astronomi von Braun, yang menciptakan roket Nazi V2. Braun awalnya merancang roket ciptaanya ini agar bisa digunakan untuk mengantar manusia ke luar angkasa, namun sayangnya hasil temuan roket itu justru di gunakan oleh Nazi sebagai sarana mengangkut bom yang akhirnya membunuh 7.250 orang tentara. Tak hanya itu saja untuk membangun roket V2 ini Nazi mengerahkan 20.000 budak, yang banyak diantaranya akhirnya ikut tewas. Selain hasil temuan dari von Braun, ternyata masih ada beberapa hasil temuan dari para ilmuan yang justru menjadi sarana pembunuh massal yang sangat berbahaya. dan berikut ini adalah Para Ilmuan Yang Temuannya Justru Jadi Sarana Pembunuh Massal versi anehdidunia.com


Thomas Midgley



 Nama Thomas Midgley mungkin masih terdengar awam di telinga kalian, tapi bagaimana dengan Freon? kalian pasti setidaknya pernah mendengar kata itu sekali dalam hidup kalian bukan? Freon merupakan senyawa yang di gunakan sebagai bahan pendingin bagi kulkas pada tempo dulu. Dan senyawa ini merupakan hasil dari buah pemikiran dari Thomas Midgley, yang pada masa itu sebenarnya menciptakan senyawa freon untuk tujuan yang baik. Hal ini di lakukan Midgley untuk mengganti bahan pendingin kulkas yang selama era 1800-1929, masih menggunakan gas beracun amonia. Akibat hal ini pada masa itu terjadi banyak kasus mengerikan akibat kebocoran gas pendingin kulkas ini yang tak jarang bahkan merenggut nyawa seseorang.

Setelah menghabiskan beberapa waktu, Midgley akhirnya berhasil mengembangkan sebuah senyawa bernama "Cholofluorocarbons" (CFC) atau yang lebih di kenal dengan nama Freon. Senyawa ini terbukti berhasil menjadi pengganti bagi gas amonia untuk mendinginkan kulkas dan segera menjadi pilihan utama bagi banyak orang maupun industri. Namun sayangnya belakangan di ketahui bila gas buangan dari freon yang bercampur dengan udara akan menghancurkan lapisan ozon yang melindungi Bumi dan memicu percepatan pemanasan global. Meskipun sekarang penggunaan senyawa freon sudah dilarang, tapi nama Thomas Midgley sudah terlanjur di kenang sebagai orang paling bertanggung jawab atas kerusakan atmosfer sekaligus semakin mendekatkan umat mausia pada akhir dunia.


Joseph Wilbrand



Saat ini siapa yang tak kenal dengan sebuah zat kimia yang bernama TNT. Karena kepopuleranya hampir semua orang pernah mendengar ataupun melihat ilustrasi zat kimia ini baik itu dari berita, Film, Serial tv bahkan di acara Kartun anak-anakpun kita bisa memihat Zat yang sebenarnya bernama Trinitrotoluene ini. Zat kimia ini kini di kenal sebagai salah satu bahan peledak paling populer yang di gunakan baik untuk militer maupun pertambangan. TNT menjadi sangat populer karena alasan yang sederhana, karena meskipun bom ini memiliki daya ledak yang cukup kuat tapi cara pembuatanya cukup aman dan mudah di lakukan oleh semua orang.

Yang banyak orang belum tahu adalah bahwa Zat Kimia yang di temukan oleh Joseph Wilbrand seorang ahli kimia asal negara Jerman ini awalnya tak ditujukan sebahai bahan baku bom, melainkan hanya untuk bahan pewarna sintetis warna kuning. Namun semua itu berubah ketika 20 tahun kemudia TNT diketahui memiliki daya ledak tinggi. Sampai pada akhirnya pada tahun 1902 TNT sepenuhnya beralih fungsi dari bahan pewarna sintetis menjadi bahan baku bom yang banyak di gunakan pada perang dunia ke I dan ke II. Akibat penemuan ini mungkin kini sudah tak terhitung berapa banyak nyawa yang melayang akibat ledakan TNT sesuatu yang mungkin bahkan tak pernah di bayangkan oleh Joseph Wilbrand saat awal menciptakan Zat Kimia ini.


Dr. Gerhard Schrader



Selama ini telah banyak sekali Ilmuan yang berusaha menemukan sebuah cara untuk mengahkiri kelaparan yang ada di dunia, salah satu diantaranya adalah Dr. Gerhard Schrader seorang pakar kimia yang berasal dari Jeman. Pada tahun 1938 Dr. Schrader yang bermaksud ingin mencegah gagal panen pada tanaman pangan yang banyak terjadi pada masa itu akibat serangan serangga, berusaha membuat semacam Insectisida atau obat serangga untu menanggulangi masalah ini. Namun setelah menghabiskan beberapa waktu untuk meneliti ternyata yang berhasil ditemukan oleh Dr. Gerhard Schrader justru adalah sebuah gas yang bernama "Sarin". Sebuah Zat kimia yang mampu melumpuhkan saraf dan saat ini sudah dimasukan dalam katagori sebagai senjata pemusnah masal oleh PBB.

Sebagai perbandingan, gas sarin puluhan kali lebih beracun dari sianida, cara kerja gas ini adalah dengan menyerang sistem saraf manusia dan membuat siapaun yang menghirupnya mengalami kesulitan bernafas sampai akhirnya tewas akibat kegagalan fungsi pada seluruh organ tubuhnya. Dan salah satu contoh tentang betapa mematikanya gas Sarin, adalah serangan yang dilakukan oleh anggota teroris dari sekte Aum Shinrikyo yang terjadi di Jepang pada tanggal 20 Maret 1995. Akibat gas Sarin yang di lepaskan oleh anggota sekte teroris ini pada sebuah stasiun kereta bawah tanah yang ada di kota Tokyo pada jam padat kala itu, tercatat 12 orang meninggal dunia, sementara 50 orang mengalami luka parah, dan lebih dari 1000 orang mengalami gangguan mata, akibat menghirup udara yang tercampur dengan racun berbahaya dari gas Sarin.


Fritz Haber



Siapa sangka jika seorang Ilmuan yang pernah meraih penghargan Nobel, ternyata salah satu hasil temuanya juga menjadi sarana pembunuhan massal. Hal tak mengenakan itu tepatnya terjadi pada seorang ahli kimia asal Jerman yaitu Fritz Haber. Nyaris sama denga kasus dari Dr. Schrader dengan penemuan gas Sarin. Fritz Haber awalnya hanya ingin menciptakan sebuah Insektisida untuk menanggulangi masalah hama pada tanaman pangan. Namun yang terjadi sungguh jauh berbeda dengan apa yang direncanakan oleh Fritz pada awal mula menciptakan ramuan untuk penemuanya yaitu , Zykol B, yang pada akhirnya justru menjadi sarana bagi pembantaian masal lebih dari 1,2 juta orang yang dilakukan oleh tentara Nazi.

Selama perang dunia berlangsung Zyklon B merupakan zat kimia yang paling digunakan oleh tentara Nazi sebagai media untuk mengeksekusi tawananya, Zat ini dinilai sangat efektif karena selain bisa digunakan untuk mengeksekusi perorangan juga bisa digunakan untuk mengeksekusi ratusan orang sekaligus yang ada dalam sebuah kamp konsentrasi. Salah satu contoh eksekusi massal yang menggunakan Zyklon B terjadi pada 3 September 1941. Ketika itu sekitar 600 tahana perang Uni Soviet dan 250 orang Polandia yang tengah sakit dikumpulkan dalam sebuah ruangan yang tertutup rapat kemidian melalui pipa-pipa yang ada di dinding gas Zyklon secara perlahan mulai di alirkan kedalam ruangan. Dengan keadaan yang lembab pada ruangan tersebut gas Zyklon B akan menjadi basah, kemudian mulai menghasilkan sianida yang secara perlahan membunuh semua orang yang terkunci di ruangan itu. Para korban yang menghirup gas beracun ini akan mati dalam waktu 20 menit setelah sebelumnya meronta-ronta akibat racun yang menghambat sistem pernafasan mereka.


Anton Kollisch



Anton Kollisch merupakan seorang Ilmuan kelahiran 1888 yang mememukan Methylenedioxy Methamphetamine, atau yang sekarang lebih di kenal sebagai ekstasi. Ya kalian tak salah dengar ini benar-benar ekstasi yang merupakan salah satu jenis narkoba itu dan Anton Kollisch merupakan ilmuan yang telah menemukan formula dari bahan dasar pil yang sering di sebut sebagai obat penawar kesedihan oleh para pecandu narkoba di dunia. Namun saat awan mula pembuatan formula untuk Methylenedioxy Methamphetamine, Ilmuan yang lagi-lagi berasal dari Jerman ini tak pernah berfikir untuk membuat sebuah narkoba jenis baru. Anton Kollisch hanya ingin membuat sebuah obat baru untuk mengatasi pendarahan dan Ia pun akhirya menyelesaikan penelitianya dan mendapatkan hak paten atas Methylenedioxy Methamphetamine pada tahun 1914.

Semuanya masih berjalan normal pada awalnya hingga pada dekade 1970-1980 Methylenedioxy Methamphetamine mulai di gunakan dengan cara yang jauh berbeda dari pemikiran Anton Kollisch dan mulai berganti nama menjadi ekstasi. Menariknya hal ini terjadi jauh setelah kematian Anton Kollisch yang terjadi pada tahun 1916. Malang bagi Anton Kollisch karena berpuluh-puluh tahun setelah kematianya ramuan Methylenedioxy Methamphetamine yang awalnya dia ciptakan untuk kebaikan justru disalah gunakan sebagai salah satu zat yang tercatat telah membunuh banyak manusia. Di Inggris saat ini saja tercatat setidaknnya 50 orang mati akibat ekstasi setiap tahunya, dan belum lagi di negara-negara lainya yang mungkin jumlahnya tak terhitung.


J. Robert Oppenheimer



Selama masa Perang Dunia ke-2, Julius Robert Oppenheimer seorang Fisikawan Amerika menerima tawaran untuk mengetuai sebuah tim yang bekerja di sebuah laboratorium yang ada di wilayah Los alamos. Sebuah Labratorium yang kini di kenal sebagai sebagai tempat pertama kalinya bom atom diciptakan. Oppenheimer bersedia bergabung untuk mengetuai tim Ilmuan ini didasari oleh ketidak inginanya jika sampai Nazi terlebih dulu bisa menemukan bom Nuklir yang tentu bisa sangat berbahaya bagi dunia. Dan hasilnya pun memuaskan, bersama dengan 3000 anggota timnya. Pada 16 Juni 1945 Oppenheimer akhirnya berhasil melakukan uji coba bom nuklir pertama didunia yang diberi nama Triniti di sebuah kawasan yang bernama Alamagordo.

Namun keberhasilan penemuan ini kedepanya justru menyisakan penyesalan yang sangat mendalam bagi Oppenheimer, hal ini disebabkan karena pihak sekutu, khusuhnya Amerika menggunakan bom hasil temuan dari Oppenheimer dan timnya untuk membumihanguskan Hirosima dan Nagasaki di Jepang. Akibat serangan bom ini ratusan jiwa melayang dan ribuan lainya terkena dampak radiasi nuklir sebelum akhirnya tewas secara perlahan dan mengenaskan. Setelah melihat dampak dari bom atom yang di jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tersebut Oppenheimer mengutip sebuah kalimat kitab Bhagavad-Gita, yang berbunyi : "Now I Am Become Death, The Destroyer of Words" Yang jika di artikan dalam bahasa Indonesia berarti : "Sekarang Aku telah berubah menjadi kematian, sang penghancur dunia"

Refesensi :
http://www.merdeka.com/teknologi/ironis-6-ilmuwan-berhati-mulia-ini-tak-sengaja-jadi-malaikat-maut.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Anton_K%C3%B6llisch
https://en.wikipedia.org/wiki/J._Robert_Oppenheimer