Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebiasaan Menjijikan Romawi Kuno Yang Harus Kita Ketahui

Bangsa Romawi Kuno memang dikenal sebagai bangsa yang besar, dan memiliki sumbangsih bagi perkembangan dunia, mulai dari dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Dari buku-buku sejarah yang kita baca, Kekaisaran Romawi Kuno memang terbilang memiliki wilayah kekuasaan yang besar, berkat kekuatan militernya yang kuat. Namun, di balik itu semua, ternyata orang-orang Romawi Kuno memiliki kebiasaan yang menurut kita sekarang ini adalah kebiasaan yang menjijikkan, dan tak patut dilakukan pada masa kini. Berikut ini adalah kebiasaan menjijikkan zaman Romawi Kuno yang belum kita tahu.

Toilet Umum Adalah Tempat Yang Berbahaya


Zaman Romawi Kuno, toilet umum adalah tempat yang berbahaya, dan tak kalah membahayakan dibandingkan medan perang. Hal itu berkebalikan dengan tempat pemandian zaman Romawi Kuno, yang justru menjadi tempat yang aman dan nyaman. Toilet umum pada zaman Romawi Kuno merupakan sebuah tempat yang di dalamnya terdapat papan-papan dengan sejumlah lubang, di mana orang mengeluarkan air seni atau tinja. Lubang-lubang tersebut biasanya berjumlah 50, dan dibuat tanpa sekat,sehingga orang-orang yang menggunakan toilet umum itu bisa saling memandang. Tak diketahui pula apakah toilet umum itu juga tak dipisahkan antara toilet laki-laki dan perempuan.

Karena sistem pembuangan limbah di toilet umum pada saat itu sangat buruk, sudah pasti di saluran pembuangan akan banyak hidup tikus-tikus got. Sahabat anehdidunia.com tikus-tikus yang kebetulan ada di saluran pembuangan limbah itu seringkali merangkak naik ke lubang dan mengigit bagian tubuh orang yang sedang buang hajat. Selain itu, karena limbah tak dikelola, terkadang terjadi penumpukan gas metana di bawah tanah, dan hal itu bisa menimbulkan kebakaran bahkan ledakan besar. Hal itulah yang membuat banyak orang pada zaman itu menggunakan sihir agar bisa selamat di toilet umum. Para arkeolog menemukan banyak mantra atau jampi-jampi yang digoreskan di dinding toilet untuk membuat mereka aman dan menjauhkan mereka dari gangguan setan.

Yang unik, cara lain untuk menghindar dari gangguan setan adalah dengan tertawa. Karena itulah, banyak orang membuat ukiran karikatur di dalam toilet agar mereka bisa tertawa sambil buang hajat. Saat situasi sedang gawat, orang-orang bahkan memanggil nama para dewa untuk meminta bantuan, salah satunya adalah dewi keberuntungan, Fortuna. Pada akhirnya, meskipun butuh waktu lama untuk menyadarinya, yang dibutuhkan warga Romawi Kuno agar aman saat berada di toilet bukanlah keberuntungan, melainkan kebersihan.

Alat Cebok Digunakan Bergantian

Alat Cebok Romawi Kuno

Kebiasaan yang satu ini malah lebih buruk daripada kondisi toilet zaman Romawi Kuno yang jorok dan tak terjaga. Kala itu, orang-orang Romawi belum mengenal tisu toilet atau menggunakan air untuk membersihkan hajat seperti sekarang ini. Sebagai gantinya, mereka menggunakan media lain untuk bisa membersihkan kotoran. Salah satu alat yang paling umum digunakan pada saat itu adalah spons yang diikat ke sebuah batang. Sahabat anehdidunia.com spons yang diikat ke batang itu disebut dengan xylospongium, dan biasanya hanya ada sedikit xylospongium yang tersedia dalam satu toilet. 

Alat tersebut pun diletakkan di cawan berisi air kotor, sehingga kebersihannya tak bisa dijamin. Yang paling buruk atau menjijikkan, karena hanya tersedia sedikit dalam tiap toilet umum, xylospongium itu digunakan bergantian oleh orang yang menggunakan toilet umum itu, dan tak pernah dibersihkan setelah digunakan. Hal itu membuat bakteri dan penyakit seperti tipus dan kolera dapat tersebar dengan cepat pada saat itu.

Air Seni Digunakan Untuk Membersihkan Mulut

Air Seni Digunakan Untuk Membersihkan Mulut

Air seni atau urine pada zaman Romawi Kuno ternyata bukan sekadar air buangan saja, karena banyak digunakan untuk berbagai hal, seperti menyamak kulit, mencuci pakaian, pupuk, dan bahkan memutihkan gigi dan menjaga kebersihannya. Sahabat anehdidunia.com mereka meyakini air seni akan terurai menjadi amonia, zat yang diyakini menjadi pembersih efektif. Saking pentingnya air seni itu, kekaisaran bahkan sampai mengeluarkan undang-undang dan pajak khusus dalam perdagangan urine.

Pada zaman Romawi Kuno, urine bisa menjadi benda yang berharga mahal. Orang-orang akan buang air kecil ke dalam pot, lalu pot itu kemudian dikosongkan ke dalam tangki khusus. Urine yang sudah dikumpulkan dari tangki khusus itu kemudian dijual. Para penjual urine itu akan mendapatkan untung yang banyak, apalagi mereka juga mendapatkan biaya tambahan dari pajak khusus urine tersebut.

Bukan hanya menjadi benda penting dalam perdagangan, urine juga memiliki kegunaan lain yang lebih personal, yaitu digunakan untuk obat kumur atau mouthwash. Menurut bangsa Romawi Kuno, urine bisa membersihkan gigi dan menjaganya agar tetap putih. Tetap saja, berkumur dengan urine adalah sesuatu yang menijikkan. Bahkan, menurut penulis pada zaman Romawi Kuno, Cattulus, bukan hanya urine manusia saja, namun perpaduan antara urine manusia dan hewan juga bisa dijadikan obat kumur. Pernahkah kalian mencoba untuk berkumur dengan menggunakan air seni kalian sendiri?

Minuman Energi Yang Terbuat Dari Kotoran Kambing
Minuman Energi Yang Terbuat Dari Kotoran Kambing

Selain urine, bangsa Romawi Kuno juga sering menggunakan zat lain untuk kehidupan sehari-hari mereka, yaitu kotoran kambing. Menurut Pliny the Elder, yang merupakan seorang penulis dan juga filsuf pada zaman itu, selain berguna dalam berbagai hal, kotoran kambing bisa digunakan sebagai penambal luka dalam keadaan darurat. Pliny menulis bahwa kotoran terbaik dikumpulkan pada musim semi dan dikeringkan, lalu baru digunakan untuk menambal luka. Namun jika tak memiliki kotoran yang sudah dikeringkan, maka kotoran segar juga dapat digunakan sebagai gantinya.

Selain untuk menambal luka, para charioteer atau penunggang kereta tempur, punya ide lain memanfaatkan kotoran kambing itu. Mereka ternyata biasa membuat minuman energi yang terbuat dari bubuk kotoran kambing dan cuka. Mereka meyakini minuman tersebut dapat memberi kekuatan bagi mereka yang kelelahan. Menurut Pliny lagi, minuman yang terbuat dari kotoran kambing itu itu sangat enak dan membuat salah satu Kaisar Romawi, Nero, sering meminumnya untuk memperkuat dirinya saat menunggang kereta tempur. Ada yang tertarik untuk mencoba minuman berenergi yang terbuat dari kotoran kambing?

Muntah Di Meja Makan Adalah Hal Yang Biasa

Muntah Di Meja Makan Adalah Hal Yang Biasa

Ada banyak kesaksian tentang perayaan Romawi yang megah dan penuh dengan makanan. Menurut sejumlah laporan, mereka biasa mengisi perut mereka sampai tak sanggup makan lagi. Menurut Seneca, seorang filsuf Romawi Kuno, mereka pun terpaksa memuntahkan makanannya agar bisa makan lebih banyak lagi. Sahabat anehdidunia.com berbeda dengan kita pada masa kini yang memuntahkan makanannya dengan cara pergi ke toilet terlebih dulu agar tak mengotori meja makan atau lantai tempat kita makan, orang-orang Romawi Kuno justru memuntahkannya langsung di atas meja. Mereka biasa memuntahkannya ke mangkuk yang mereka taruh di sekeliling meja.

Terkadang, mereka juga melakukannya langsung di lantai dan melanjutkan makan seolah tak terjadi apa-apa. Pasalnya, ada budak khusus yang membersihkan muntahan yang berserakan di meja atau di lantai itu. "Ketika kami berada di sebuah perjamuan, seorang budak akan menyeka ludah, sementara yang lainnya berada di lantai dan membersihkan muntahan," tulis Seneca.

Ternyata, di balik kebesaran Kekaisaran Romawi Kuno, terdapat kebiasaan orang-orangnya yang menjijikkan, dan tak patut jika dilakukan pada masa sekarang. Untung saja kebiasaan itu sudah tak ada lagi seiring dengan perkembangan teknologi, di mana toilet sudah semakin canggih dan bersih, serta sudah dibuatnya obat kumur yang aman dikonsumsi untuk semua orang. Bahkan kita kini tak perlu lagi meminum minuman energi yang terbuat dari kotoran kambing jika hanya ingin membut tubuh segar setelah kelelahan dalam melakukan aktivitas.

referensi
https://www.thevintagenews.com/2018/03/08/wacko-facts-ancient-rome-2-2/