Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Penggunaan VPN Gratis Harus Kamu Tau Ga Usah Aneh Aneh

Meski dunia maya merupakan tempat yang bebas, namun menyusul munculnya banyak tindak kejahatan dan propaganda yang memanfaatkan luasnya jaringan internet. Belakangan ini mulai muncul aturan untuk membatasi akses ke situs-situs yang dianggap berbahaya. Karena itu kadang kita tak bisa membuka sebuah situs tertentu di dunia maya, meski tak ada masalah pada jaringan internet kita.

Tak hanya itu beberapa negara seperti,  Turki, Vietman dan Sudan juga pernah melakukan pembatasan akses internet untuk mencegah kerusuhan di negaranya. Langkah yang sama baru-baru ini juga di lakukan Indonesia yang membatasi akses terhadap media sosial dan juga beberapa aplikasi pesan instan agar kerusuhan yang terjadi di Jakarta 22 Mei yang lalu tak menyebar ke kota-kota lain akibat kabar hoax.

Tapi sesuai pepatah yang berbunyi "Banyak Jalan Menuju Roma" pembatasan akses internet ini bukanlah masalah besar bagi sebagian besar warganet Indonesia yang sebagian besar sudah mengelan sebuah layanan bernama Virtual Private Network atau VPN. Dengan menggunakan layanan ini kita bisa mengacak alamat ip yang kita gunakan dan merubah jalur akses internet kita menggunakan ip dari negara lain. Kalau sudah begini meski akses sebuah situs diblokir di Indonesia kita tetap bisa membukanya. Apalagi kebayakan penyedia layanan VPN juga bersifat gratis

Karena itu selama beberapa hari ini banyak orang mulai memasang VPN pada browser dan Smartphone mereka untuk membuka layanan facebook dan whatsapp yang sempat diblokir pemeritah.

Namun meski VPN memang terbukti ampuh, sebenarnya layanan ini dipertanyakan keamananya terutama bagi VPN gratis. Karena itu banyak pakar internet yamg sangat tidak menganjurkan penggunaan VPN gratis karena dapat membahakan. Lalu apa saja bahaya penggunaan VPN gratis ini, berikut sedikit ulasanya..

Mencuri Data Pengguna

Mencuri Data Pengguna

Saat memasang aplikasi VPN pada browser atau smartphone kita secara tak langsung sebenarnya kita telah memberikan akses pada VPN untuk membaca data pribadi kita. Data ini biasanya berupa riwayat jelajah internet, data pribadi bahkan hingga informasi perbankan. Data seperti ini sering dianggap sepele bagi kebanyakan orang Indonesia, padahal data ini sebenarnya memiliki nilai jual terutama bagi bisnis pengiklan di dunia maya.

Dengan memiliki data berselancar seseorang pihak penyedia layanan iklan dapat memilih target pasar dengan lebih mudah. Selain itu data pribadi kita juga bisa disalahgunakan  dalam tindakan kriminal seperti pencucian uang, perdagangan barang ilegal hingga pejualan identitas palsu untuk pelaku kriminal.

Sayangnya sebagian besar penyedia layanan VPN gratis melakukan tindakan pencurian data pribadi ini. Kebanyakan VPN menyisipkan sebuah program bernama "Tracking Libraries" yang bisa membobol dan mencuri semua data pribadi kita. Salah satu contohnya adalah Opera Free VPN yang terpasang pada browser Opera. Layanan VPN gratis denga kuota tak tak terbatas milik konsorsium China ini dikabarkan sering mencuri data penggunanya untuk di jual ke pihak ketiga.

Serangan "Man In The Middle"

Man In The Middle

Menggunakan VPN gratisan juga sangat digunakan untuk tehknik Hacking Man in The Middle. Man In The Middle Attack adalah salah satu teknik hacking dimana Si Hacker menempatkan dirinya berada di tengah-tengah dua perangkat yang saling berkomunikasi. Karena hacker berada di tengah-tengah komunikasi maka dia dapat membaca, memodifikasi atau mencekal paket yang akan dikirim/diterima kedua perangkat tersebut.

Hasil dari teknik hacking man in the middle ini adalah penyadapan informasi dan pencurian password. Serangan ini sangat efektif dan berbahaya juga sulit untuk di hindari. Mungkin banyak yang mengira tujuan dari serangan "mitm" adalah untuk menyadap komunikasi data rahasia, seperti yang sniffing. Sahabat anehdidunia.com memang benar dengan serangan mitm, seorang attacker bisa mengetahui apa yang dibicarakan oleh dua pihak yang berkomunikasi. Namun sebenarnya kekuatan terbesar dari mitm bukan pada kemampuan sniffingnya, namun pada kemampuan mencegat dan mengubah komunikasi sehingga mitm attack bisa disebut sebagai jenis serangan aktif.

Membajak Browser

Membajak Browser

Meski melabeli dirinya sebagai layanan gratis, VPN sebenarnya adalah aplikasi yang haus akan uang. Dan salah satu cara mereka menghasilkan uang adalah dengan membajak browser kita. Saat hal ini sudah terjadi maka, browser yang kita pakai akan mulai membuka website-website tertentu secara otomatis saat kita pakai.

Website-website ini sendiri biasanya telah menjalin kerja sama dengan pihak penyedia jasa layanan VPN gratis untuk mengalihkan browser kita ke website mereka dengan bayaran tertentu. Salah satu contoh kasusnya seperti yang dilakukan Hotspot Shield VPN yang kedapatan mengalihkan permintaan HTTP browser penggguna ada situs komersil seperti Alibaba dan e-Bay lewat jaringan internet milik penggunanya.

Mencuri Bandwidth

Mencuri Bandwidth

Saat menggunakan VPN, seringkali kita mendapati browser jadi agak lemot dan terasa berat. Han ini rupanya terjadi bukan tanpa alasan, karena beberapa penyedia jasa VPN gratis rupanya sering mencuri bandwidth milik penggunanya. Sahabat anehdidunia.com bagi yang belum tahu bandwidth itu apa, bandwidth merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur konsumsi data internet yang kita gunakan. Untuk lebih mudahnya bandwidth itu mirip dengan jumlah kuota internet.

Beberapa jasa VPN gratis diketahui sering memanipulasi data penggunaan bandwidth penggunanya dan kemudian menjualnya pada pihak ketiga. Salah satu contoh kasusnya adalah seperti yang dilakukan oleh Hola VPN. Layanan VPN yang berbasis di Israel ini diketahui sering mencuri bandwidth, penggunanya dan menjualnya pada pihak ketiga.

VPN Berisi Malware

VPN Berisi Malware

Keberadaan Malware dan Virus merupakan momok mengerikan bagi pengguna internet. Karena jika komputer kita sampai terjangkiti oleh program berbahaya ini maka bisa runyam urusanya. Sayangnya hal ini juga merupakan ancaman bagi orang yang suka menggunakan VPN. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh CSIRO, sebanyak 38% VPN gratis positif memiliki Malware.

Malware ini biasanya disembunyikan dalam sistem VPN yang akan aktif begitu pengguna menggunakan VPN. Sahabat anehdidunia.com Malware yang ada pada VPN ini biasanya menargetkan data pengguna yang digunakan untuk email spam, pencurian uang hingga yang paling parah meng enkripsi data komputer dan menguncinya. Kalau sudah begini biasanya mereka akan meminta imbalan agar kita bisa membuka komputer kita kembali.

VPN Membebani Software dan Hardware

VPN Membebani Software dan Hardware

Merasa Komputer atau Ponsel jadi berat? Sadar atau tidak, penggunaan VPN sebenarnya memberikan beban ekstra pada software maupun hardware di komputer dan ponsel. Hal ini terjadi karena VPN membuat browser kita melakukan kerja 2 kali lipat dari biasanya. Selain itu seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, VPN yang nakal seringkali menjalankan program yang membuat browser kita membuka website tertentu tanpa kita ketahui.

Padahal semakin banyak website yang kita buka, maka akan srmakin banyak ruang pada memori hardware yang terpakai. Hal ini mungkin tak akan terasa bagi komputer dengan speck yang tinggi. Tapi bagi komputer yang berspeck sedang atau bahkan rendah, beban ekstra yang diberikan VPN ini bisa membuat komputer melambat akibat overheat. Kalau sudah begini komuter kita bisa beresiko mengalami kerusakan.

Bagaimana Sahabat anehdidunia.com masih mau menggunakan VPN gratis yang tidak kita ketahui keamannya hanya karena tidak bisa membuka foto atau video? Hal ini dilakukan juga untuk kebaikan kita bersama, semoga artikel diatas dapat membantu pemahaman kita semua tentang bahaya VPN gratis. Silahkan dishare ke sahabat dan saudara supaya mereka tahu. Salam Damai!

Referensi:
https://meretas.com/cara-hacker-teknik-mitm/
https://www.safervpn.com/blog/use-free-vpn-hola-risks-cybercrime/
http://www.ilmuhacking.com/basic-concept/mengenal-serangan-man-in-the-middle-mitm/