Jenis Cacing Dengan Kemampuan Luar Biasa
Cacing merupakan hewan bertubuh panjang yang kerap dipandang remeh oleh manusia sebagai akibat dari ukurannya yang kecil. Namun meskipun kecil, cacing memiliki banyak hal yang menakjubkan dan sebelumnya tidak diketahui oleh manusia. Sebagian di antara mereka bahkan sengaja diteliti karena dianggap bisa menjadi solusi atas masalah yang sedang menimpa manusia. Berikut ini adalah contoh dari cacing-cacing dengan kemampuan spektakuler:
1. Cacing Pemakan Tulang
Tulang dikenal sebagai bagian terkeras dari tubuh makhluk hidup. Oleh karena itulah, setiap kali seekor hewan pemangsa berhasil mendapatkan korbannya, ia hanya akan memakan dagingnya dan membiarkan tulangnya begitu saja. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi cacing ini. Pasalnya cacing yang bersangkutan justru menjadikan tulang sebagai makanannya.
Cacing yang dimaksud di sini adalah cacing pemakan tulang yang pertama kali ditemukan di lepas pantai Kalifornia, AS, pada tahun 2002. Sahabat anehdidunia.com karena yang dimakan oleh cacing ini adalah tulang dari hewan-hewan laut besar yang sudah mati, cacing yang bersangkutan juga dijuluki sebagai “cacing zombie”.
Saat sejumlah besar cacing ini menempel pada tulang untuk memakannya, cacing ini akan menciptakan lubang-lubang pada tulang yang dimakannya. Namun keunikan cacing ini masih belum berhenti di sana. Cacing yang bersangkutan ternyata tidak memiliki gigi ataupun saluran pencernaan.
Jika cacing pemakan tulang tidak memiliki sistem pencernaan maupun bagian tubuh yang bisa digunakan untuk menggerogoti tulang, lantas bagaimana caranya hewan ini bisa memakan tulang yang notabene begitu keras?
Jawabannya adalah karena cacing ini memakan tulang bukan dengan cara menggerogotinya, melainkan dengan cara melarutkan tulangnya secara perlahan dengan memakai cairan asam. Saat hendak memakan tulang, cacing ini akan menempelkan tubuhnya pada tulang, kemudian mengeluarkan cairan asam dari kulitnya.
Saat tulang tersebut mengalami pengeroposan, cacing yang bersangkutan kemudian akan menyerap senyawa tulang tadi. Proses di mana cacing ini memakan tulang serupa dengan cara sel osteoklas dalam merombak tulang.
Sekedar informasi, dalam tulang makhluk hidup (termasuk manusia), ada 2 sel utama yang berperan dalam perkembangan tulang, yaitu osteoklas dan osteoblas. Jika osteoklas berperan menghancurkan tulang, maka osteoblas berperan dalam membangun tulang. Berkat kerja sama antara keduanya, tulang manusia jadi tidak terlampau rapuh ataupun terlampau besar.
2. Cacing yang Pandai Menumpang Gelap
Cacing hati (Dicrocoelium dendriticum) adalah nama dari cacing pipih kecil yang memiliki pola hidup parasit. Cacing yang hidup sebagai parasit memang sudah lama diketahui oleh manusia. Namun apa yang membuat cacing hati begitu istimewa adalah sepanjang hidupnya, cacing ini bisa memiliki banyak inang sekaligus.
Siklus hidup cacing ini bermula ketika sapi yang terinfeksi cacing hati mengeluarkan tinja yang mengandung telur cacing hati. Saat ada siput yang tertarik akan tinja tersebut dan memakannya, telur-telur cacing ikut masuk ke dalamnya dan kemudian menetas di dalam usus siput.
Saat siput membuang kotorannya, larva cacing tersebut akan ikut terbawa keluar bersama dengan tinja. Sahabat anehdidunia.com tinja tersebut kemudian akan dikonsumsi oleh semut dan larva cacing akan ikut terbawa masuk ke dalam tubuh semut. Saat berada di dalam tubuh semut inilah, cacing hati kembali menunjukkan keunikannya yang luar biasa sekaligus mengerikan.
Begitu berada di dalam tubuh semut, cacing hati akan bergerak menuju otak semut dan menusuk bagian otak yang mengendalikan cara berjalan semut. Sebagai akibatnya, semut tersebut akan dipaksa bergerak ke rerumputan dan menggigit helai rumput yang ada di sana. Rumput tersebut kemudian akan dimakan oleh sapi sehingga cacing hati bisa masuk ke dalam tubuh sapi, dan siklus hidupnya kembali berulang dari awal.
Paracatenula adalah nama dari sejenis cacing pipih yang hidup di dasar laut. Sepintas tidak ada yang istimewa dari hal tersebut mengingat laut memang menjadi habitat dari banyak jenis hewan, termasuk cacing. Namun bukan itu yang membuat cacing ini menarik. Dalam kurun waktu yang lama, Paracatenula membingungkan kalangan ilmuwan karena cacing ini bisa tetap hidup walaupun tidak memiliki mulut, lambung, usus, dan saluran pencernaan lain.
Hal tersebut tentu menimbulkan tanda tanya. Jika cacing ini tidak memiliki saluran pencernaan, bagaimana cara Paracatenula bisa bertahan hidup? Apakah cacing ini memiliki cara khusus supaya bisa tetap hidup tanpa makan? Jawabannya adalah cacing Paracatenula ternyata tetap memerlukan makanan. Namun hewan lunak ini mendapatkan makanannya dengan cara yang berbeda.
Di dalam tubuh cacing Paracatenula, terdapat bakteri yang bernama Riegeria. Bakteri ini memiliki kemampuan menghasilkan zat gizi dengan cara menyerap partikel-partikel dalam air dan memprosesnya melalui reaksi kemosintesis.
Saat zat gizi yang dihasilkan oleh bakteri jumlahnya terlampau banyak, kelebihan zat gizi tersebut akan diserap oleh cacing. Sahabat anehdidunia.com dengan cara ini, cacing Paracatenula pun bisa tetap hidup dan makan meskipun ia tidak memiliki mulut. Ilmuwan memperkirakan kalau simbiosis antara cacing Paracatenula dengan bakteri Riegeria sudah berlangsung selama 500 juta tahun.
4. Cacing Tahan Racun
Pada tahun 2008, ilmuwan sedang meneliti Gua Sulfur di Kolorado, AS. Gua ini memancarkan gas hidrogen sulfida yang amat beracun sehingga ilmuwan yang memasuki gua ini harus memakai perlengkapan khusus. Selain gas beracun, gua ini juga memiliki rembesan asam sulfat yang cukup kuat untuk melubangi pakaian.
Dengan melihat hal-hal tadi, nampaknya tidak akan ada hewan yang bisa bertahan hidup di dalamnya. Oleh karena itulah, para ilmuwan merasa kaget bukan main ketika mereka menemukan kalau ternyata ada hewan yang bisa hidup di dalam gua ini. Hewan tersebut adalah cacing merah Limnodrilus sulphurensis.
Warna merah pada cacing ini berasal dari zat hemoglobin, zat yang juga dapat ditemukan pada sel darah merah manusia. Namun jika dibandingkan dengan hemoglobin pada manusia ataupun hewan, hemoglobin yang dimiliki oleh cacing merah memiliki daya ikat oksigen yang jauh lebih tinggi. Dampaknya, cacing ini jadi lebih mudah bertahan hidup di lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah. Cacing merah nampaknya juga memiliki kemampuan khusus untuk memproses gas beracun di sekitarnya.
Plastik merupakan komponen yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pasalnya hampir semua benda yang digunakan oleh manusia pasti ada yang terbuat dari plastik. Entah itu tas kresek, sedotan, mainan, wadah makanan, dan lain-lain. Namun tingginya pemakaian plastik di lain pihak juga membawa dampak negatif. Karena plastik sulit terurai secara alamiah, sampah plastik yang jumlahnya semakin banyak kini menjadi masalah lingkungan yang serius.
Masalah tersebut nampaknya bakal dapat dipecahkan oleh... cacing. Semuanya bermula ketika pada tahun 2017, seorang peternak lebah menemukan kalau ada parasit cacing lilin di dalam sarang lebahnya. Setelah mengambil cacing-cacing tersebut, ia menyimpannya dalam kantong plastik.
Di sinilah hal yang tak diduga mulai timbul. Saat ia memeriksa kembali kantong plastik tersebut beberapa waktu kemudian, ternyata kantung plastiknya sudah penuh dengan lubang. Saat ilmuwan mengetahui hal tersebut, mereka kemudian melakukan percobaan dengan cara menempatkan cacing lilin pada sampah plastik.
Hasil percobaan ini sungguh mencengangkan sekaligus menggembirakan. Hanya dalam kurun waktu 12 jam, sebanyak 100 ekor cacing lilin berhasil menghabiskan 92 mg plastik polyethylene. Sahabat anehdidunia.com ilmuwan meyakini kalau cacing ini bisa menghancurkan plastik berkat enzim khusus yang dihasilkannya. Sekarang ilmuwan berusaha mencari tahu bahan penyusun enzim ini supaya bisa diperbanyak dan digunakan untuk memusnahkan sampah plastik.
Referensi:
https://listverse.com/2019/04/19/top-10-abilities-proving-that-worms-are-weird/
https://www.livescience.com/62763-zombie-ant-brain-parasite.html