Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Misteri Kematian Karen Silkwood, Sosok Kritis Pembela Pekerja Reaktor Nuklir

Menantang kepentingan korporasi besar ibarat mencoba menghentikan truk yang sedang melaju. Jika truk tersebut menganggap anda sebagai gangguan, maka truk tersebut tidak akan segan-segan menabrak anda hingga tewas supaya anda tidak bisa merintanginya lagi di lain kesempatan. Perumpamaan tersebut bisa digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang menimpa Karen Silkwood, seorang wanita asal AS yang meninggal secara tragis akibat sikap kritisnya sendiri.

Karen Silkwood

Lahir pada tanggal 19 Februari 1946 di negara bagian Texas, kehidupan Karen pada awalnya berjalan normal-normal saja seperti kaum wanita pada umumnya. Pada tahun 1965, Karen menikah dengan William Meadows dan kemudian dikaruniai oleh 3 orang anak. Namun rumah tangga yang sudah dibangun oleh Karen harus kandas setelah ia bercerai dari Williams pada tahun 1972.

Karen kemudian pindah ke negara bagian Oklahoma pada tahun yang sama. Di tempat barunya, ia diterima bekerja di reaktor nuklir Kerr-McGee Cimarron yang terletak di kota Crescent, Oklahoma, sebagai pembuat butiran plutonium bahan bakar reaktor. 

Tidak lama setelah memulai pekerjaan barunya tersebut, Karen berkenalan dengan Drew Stephens yang juga bekerja di reaktor tersebut. Sahabat anehdidunia.com karena keduanya merasa cocok satu sama lain, hubungan keduanya pun menjadi semakin dekat dan keduanya akhirnya berpacaran.

Drew kemudian membujuk Karen supaya mau bergabung dengan Serikat Pekerja Minyak,  Kimia, dan Atom (OCAWU). Pasalnya Drew merasa kalau reaktor tempat mereka berdua bekerja tidak memiliki sistem keamanan yang memadai dan serikat pekerja tadi bisa membantu menyuarakan sikap tersebut.

Hanya berselang tiga bulan sesudah Karen mulai bekerja di reaktor, serikat pekerja tadi melakukan aksi mogok kerja sambil menuntut kenaikan gaji dan perbaikan di bidang keselamatan pekerja. Aksi mogok tersebut pada akhirnya mereda dengan sendirinya. 

Namun peristiwa tersebut di lain pihak membuat Karen mulai menaruh perhatian lebih pada reaktor tempatnya bekerja. Ia semakin giat menekan pihak pengelola supaya bersikap lebih terbuka kepada para pegawainya.

Kerr-McGee Cimarron

Bulan Juli 1974, hal yang tidak diharapkan oleh siapapun terjadi. Dalam pemeriksaan, Karen dinyatakan positif terkontaminasi oleh zat radioaktif plutonium. Hal yang janggal adalah jika kontaminasi tersebut terjadi akibat kebocoran reaktor, maka harusnya bukan hanya dia yang positif terjangkit bahan radioaktif. Karen pun mulai curiga kalau ada pihak yang secara sengaja meracuninya.

Alih-alih merasa gentar, kabar kalau dirinya positif terkontaminasi zat radioaktif justru malah membuat dirinya semakin kritis terhadap pihak pengelola reaktor. Sahabat anehdidunia.com berkat sikap vokalnya tersebut, serikat pekerja setuju untuk menerimanya dalam divisi badan perundingan, sekaligus menjadi wanita pertama yang mendapatkan kepercayaan tersebut.

Tugas baru Karen sendiri bukanlah tugas yang ringan karena ia harus melakukan penyelidikan terkait kualitas standar keselamatan di reaktor tempatnya bekerja. Saat ia mulai menjalankan tugas barunya inilah, ia mendapatkan kejutan yang sungguh menakutkan dan tidak disangka-sangka.

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukannya, Karena menemukan kalau reaktor tempatnya bekerja melakukan sejumlah pelanggaran dalam hal keselamatan. Mulai dari peralatan yang sudah cacat, penyimpanan bahan radioaktif yang tidak layak, dan kontaminasi yang menimpa para pekerjanya.

Karena yang menemukan aneka pelanggaran tersebut merasa kian bersemangat untuk membongkar borok di tempatnya bekerja. Namun sikap proaktifnya tersebut malah membuat ia mulai dikucilkan oleh rekan-rekan pekerjanya. Pasalnya mereka khawatir kalau sikap kritis Karen bakal membuat mereka turut kehilangan pekerjaannya.

Namun Karena tidak patah arang. Pada bulan September 1974, Karen terbang ke markas pusat OCAWU di Washington D.C. untuk melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang sudah ia temukan di reaktor tempatnya bekerja. Sesampainya di sana, Karen kemudian menyampaikan kalau pihak reaktor dengan sengaja memanipulasi data hasil pengecekan kualitas supaya tidak ada yang tahu kalau tongkat kendali di reaktor tersebut mengalami keretakan.

Pihak serikat pekerja kemudian meminta Karen mencari bukti-bukti yang lebih meyakinkan mengenai manipulasi data yang dilakukan oleh pihak reaktor. Karena menyanggupi permintaan tersebut dan secara diam-diam mengambil sejumlah dokumen milik pihak reaktor.

Berdasarkan pemeriksaan pada dokumen-dokumen tersebut, serikat pekerja kemudian menyimpulkan kalau reaktor Kerr-McGee “memproduksi tongkat kendali yang tidak layak, memalsukan catatan inspeksi produk, dan membahayakan keselamatan pekerjanya sendiri”. Pihak serikat lantas berencana menyalurkan informasi ini kepada wartawan supaya semakin banyak yang tahu akan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di reaktor Kerr-McGee.

Keberhasilan membocorkan informasi tersebut seharusnya bisa membuat Karen merasa senang. Namun realita justru menunjukkan hal sebaliknya. Saat ia kembali melakukan pemeriksaan diri pada tanggal 5 November 1974, ia menemukan kalau kadar plutonium dalam tubuhnya sudah mencapai 400 kali ambang batas aman. 

Pihak reaktor yang mengetahui hal tersebut kemudian melarang Karen bekerja di laboratoriumnya dan meminta Karen menjalani proses pembersihan bahan radioaktif. Mereka bahkan menuduh kalau Karen dengan sengaja mengkontaminasi dirinya sendiri dan meminta supaya rumah Karen diperiksa.

Saat rumahnya diperiksa itulah, Karen lagi-lagi mendapatkan kejutan yang tak menyenangkan. Rumahnya ternyata mengandung kadar radioaktif yang tinggi dan harus menjalani proses pembersihan. Saat inilah Karen mulai menduga kalau pengelola reaktor sedang mencoba membunuhnya secara diam-diam.

Karen yang merasa takut kemudian melakukan pertemuan dengan para anggota serikat pekerja dan wartawan David Burnham. Namun sebelum Karen bisa menceritakan hal-hal yang dialaminya kepada wartawan, ia keburu dicegat oleh para dokter reaktor Kerr-McGree dan petugas dari badan Komisi Energi Atom. Mereka meminta supaya Karen dan pacarnya pergi ke Pusat Riset Nuklir di Los Alamos untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Gagal bertemu dengan Burnham pada kesempatan pertama, ia berencana untuk kembali menemui Burnham pada tanggal 13 November. Ia pergi dengan menaiki mobil seorang diri sambil membawa catatan berisi hasil penyelidikannya. 

Saat itulah peristiwa yang naas menimpanya. Di tengah-tengah perjalanan, mobilnya mengalami kecelakaan dan ia tewas di tempat. Sahabat anehdidunia.com menurut polisi, kecelakaan ini terjadi karena Karen mengantuk saat sedang mengemudi. Kebetulan kecelakaan tersebut terjadi pada malam hari.

Mobil Tabrakan Karen Silkwood

Namun orang-orang dekat Karen tidak mempercayai hasil penyelidikan polisi tersebut. Menurut mereka, Karen tewas karena ia mencoba mengungkap aib yang terkubur dalam reaktor Kerr-McGree. Alasan lain kenapa mereka merasa curiga adalah karena catatan yang dibawa Karen saat mengemudikan mobil sudah tidak ada lagi di lokasi kecelakaan.

Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak swasta pun kemudian dilakukan. Berdasarkan penyelidikan mereka, Karen diketahui berada dalam kondisi sepenuhnya sadar menjelang terjadinya kecelakaan. Mereka juga menemukan kalau mobil Karen sempat ditabrak oleh kendaraan lain. 

Pasca insiden kecelakaan tersebut, pemerintah melakukan penyelidikan atas kemungkinan pelanggaran standar keselamatan di reaktor Kerr-McGree. Hasilnya, mereka menemukan banyak kecocokan antara temuan Karen dengan temuan mereka di lapangan. Mereka juga membantah pembelaan dari pihak reaktor kalau Karen mengkontaminasi dirinya sendiri. Pasalnya bahan radioaktif yang meracuni Karen berasal dari tempat penyimpan di reaktor yang aksesnya dibatasi.

Meskipun pihak reaktor dinyatakan terbukti bersikap lalai atas keselamatan reaktor mereka, belum ada yang bisa membuktikan apakah mereka memang bertanggung jawab atas kematian Karen di jalan raya. Meskipun begitu, karena pihak reaktor dianggap memang memiliki peran atas tingginya kadar zat radioaktif dalam tubuh Karen, ayah Karen pun melayangkan tuntutan kepada Kerr-McGree pada tahun 1976.

Pengadilan mengabulkan tuntutan ayah Karen dan meminta pihak reaktor membayar uang ganti rugi sebesar 10,5 juta dollar. Namun setelah pihak Kerr-McGee mengajukan banding, jumlah uang ganti rugi yang harus mereka bayar diturunkan dan mereka hanya diharuskan membayar 1,38 juta dollar. 

Sekarang, Karen Silkwood dikenang sebagai sosok kritis yang bersedia menantang bahaya untuk memperjuangkan kepentingan rekan-rekan sejawatnya. Sebuah film yang terinspirasi dari perjalanan hidupnya juga sempat dibuat dan dirilis pada tahun 1983 dengan judul “Silkwood”, di mana film tersebut berhasil memenangkan Golden Globe Awards untuk kategori pemeran pendukung terbaik.

referensi:
https://the-line-up.com/who-killed-karen-silkwood
https://en.wikipedia.org/wiki/Silkwood