Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Susah Dipercaya Benda Ini Terbuat dari Kucing

Bagi kalangan awam, menciptakan benda yang terbuat dari kucing nampaknya bukanlah hal yang wajar dan bahkan terkesan kejam. Pasalnya kucing kerap dianggap memiliki penampilan yang menggemaskan sehingga banyak orang yang tertarik untuk memelihara kucing. Namun sejumlah orang memiliki pola pikir yang berbeda dan menganggap kalau kucing juga bisa diolah menjadi benda mati. Berikut ini adalah beberapa contoh benda yang pernah dibuat oleh manusia dengan menggunakan kucing.

Drone

Bart Jansen Drone Kucing

Di masa kini, drone menjadi pemandangan yang kian mudah dijumpai. Ukuran drone yang ringkas dan penggunaannya yang cukup mudah menyebabkan wahana terbang ini semakin sering dimainkan oleh mereka yang menggemari wahana terbang yang dikendalikan dari jarak jauh.

Karena drone pada dasarnya adalah sejenis mesin, maka drone pun biasanya dibuati dari komponen-komponen logam. Namun berbeda halnya dengan drone ciptaan Bart Jansen ini. Pasalnya ia menggunakan bangkai kucing sebagai bahan pembuat dronenya! 

Semuanya bermula ketika pada tahun 2012 lalu, kucing peliharaan Jansen yang bernama Orville tewas akibat tertabrak mobil. Karena Jansen merasa begitu sedih dan masih belum ingin berpisah dengan Orville, ia pun memutuskan untuk mengawetkan Orville supaya ia bisa menyaksikan jasad utuhnya setiap saat.

Namun Jansen masih belum berhenti sampai di sana. Ia juga memutuskan untuk mengubah jasad Orville menjadi drone. Kebetulan Jansen memberikan nama “Orville” kepada kucingnya karena terinspirasi dari penemu pesawat terbang pertama, Orville Wright.

Jansen kemudian meminta bantuan Arjen Beltman untuk memasangkan komponen elektronik pada tubuh Orville. Hasilnya, terciptalah drone berlapis kulit kucing dengan 4 baling-baling yang mereka beri nama “Orvillecopter”.

Kucing sendiri ternyata bukanlah satu-satunya hewan yang pernah mereka ubah menjadi drone. Mereka diketahui juga pernah membuat drone yang terbuat dari bangkai tikus dan burung unta. Keduanya bahkan pernah membuat kapal selam yang terbuat dari bangkai hiu.

Telepon

Ernest Glen Wever dan Charles William Bray

Pada tahun 1929, dua ilmuwan Universitas Princeton yang bernama Ernest Glen Wever dan Charles William Bray mencoba menciptakan telepon yang terbuat dari kucing. Untuk mewujudkannya, mula-mula keduanya membius kucing yang hendak mereka jadikan obyek percobaan.

Kucing yang sudah pingsan tersebut kemudian mereka bedah bagian kepalanya supaya mereka bisa mengakses jaringan syaraf di otaknya. Mereka lalu memasangkan ujung kabel telepon pada otak kucing dan mengaitkan ujung kabel yang lain pada alat penerima sinyal telepon yang berjarak 15 meter.

Bray kemudian mencoba berbicara melalui ujung kabel yang dipasang pada otak kucing, sementara Wever menunggu di alat penerima telepon untuk mencari tahu apakah pesan yang dikirimkan oleh Bray sampai kepada Wever. Keduanya ingin melihat apakah frekuensi suara bertambah ketika mengenai jaringan syaraf pendengaran.

Eksperimen mereka menunjukkan kalau frekuensi suara tidak mengalami perubahan saat mengenai jaringan syaraf pendengaran. Keduanya juga menemukan bahwa jika aliran darah menuju syaraf pendengaran dihambat, maka komunikasi memakai kabel di antara keduanya akan berhenti berfungsi. Di kemudian hari, hasil eksperimen Wever dan Bray ini memiliki peran penting dalam pengembangan implan koklea untuk orang-orang tuna rungu.

Alat Musik

Katzenklavier

Katzenklavier (organ kucing) adalah alat musik yang lain dari yang lain. Pasalnya alat musik yang bentuknya menyerupai piano atau orgel ini menggunakan kucing sebagai bagian dari komponennya. Informasi mengenai alat musik ini didapat dari buku buatan Athanasius Kircher yang berjudul Musurgia Universalis dan diterbitkan pada tahun 1650.

Dalam bukunya, Kircher menjelaskan kalau katzenklavier menggunakan beberapa ekor kucing untuk mengeluarkan suara mengeong dalam tingkatan nada yang berbeda-beda. Masing-masing kucing ditempatkan dalam kandang kecil yang terletak di bagian ujung piano. Kucing-kucing tersebut juga diposisikan sedemikian rupa supaya bagian ekornya selalu berada dekat dengan semacam tongkat berduri.

Ketika seseorang menekan tuts piano, tekanannya akan membuat tongkat berduri tadi menusuk ekor kucing. Kucing yang ekornya tertusuk secara refleks akan langsung berbunyi kesakitan. Bunyi itulah yang menjadi sumber suara alat musik ini. Jika suatu tuts ditekan dalam waktu yang lama, maka suara yang dikeluarkan oleh sang kucing juga akan semakin panjang dan keras karena ia merasa semakin kesakitan.

Tidak diketahui apakah alat musik yang terkesan kejam ini benar-benar pernah dibuat. Kalau menurut catatan sejarawan Juan Calvete de Estrella, alat musik serupa pernah dimainkan di atas kereta kuda dengan beruang sebagai pemainnya. Namun alat musik tersebut dimainkan kurang lebih seabad sebelum Kircher menerbitkan bukunya.

Makanan

Kucing dimakan

Kucing bukanlah hewan yang lazim dikonsumsi sebagai makanan. Namun tidak demikian halnya di Vietnam. Pasalnya di negara tersebut, kucing merupakan hewan yang dagingnya banyak dijadikan hidangan oleh penduduk setempat. Sampai-sampai penduduk Vietnam menjuluki kucing sebagai “harimau kecil”.

Jika menurut anda memakan kucing sudah terlihat sebagai hal yang kejam, maka metode penyajian kucing ini tidak kalah sadis. Kucing yang hendak dijadikan makanan akan direndam terlebih dahulu hingga mati kehabisan napas. Sesudah itu, kucing yang bersangkutan akan dikuliti dan dibakar supaya tubuhnya bersih dari bulu.

Hal berikutnya yang dilakukan oleh juru masak adalah memotong-motong kucing tersebut dan memasaknya sesuai dengan keinginan konsumen. Tingginya angka permintaan akan daging kucing lantas berdampak pada menjamurnya pencuri kucing di jalanan. Sejumlah oknum bahkan sampai nekat mencuri dan menyelundupkan kucing dari Thailand dan Laos supaya bisa dijual di Vietnam.

Praktik memakan daging kucing sendiri ternyata merupakan praktik yang relatif baru dalam sejarah Vietnam. Sebelum abad ke-20, masyarakat Vietnam hampir tidak pernah mengkonsumsi daging kucing, anjing, ataupun tikus.

Namun menyusul timbulnya bencana kelaparan akibat perang yang berlangsung hingga berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat Vietnam pun mau tidak mau mengkonsumsi hewan apapun supaya bisa bertahan hidup. Ketika kondisi keamanan dan ekonomi rakyat Vietnam sudah membaik, rakyat Vietnam sudah terlanjur terbiasa dengan daging kucing sehingga mereka terus mengkonsumsinya hingga sekarang.

Berlian

berlian dari kucing
ilustrasi
Bagi orang yang gemar memelihara hewan, ditinggal mati oleh hewan peliharaan jelas merupakan peristiwa yang amat menyesakkan. Sebagian orang mencoba melepas kepergian hewan kesayangannya dengan sebatas menguburkannya atau membuang bangkainya. Namun seorang majikan kucing yang bernama Sue Rogers bertindak lebih jauh dengan mengabadikan mayat kucing peliharaannya menjadi berlian.

Sekedar informasi, komponen utama yang menyusun berlian adalah karbon, sementara tubuh manusia dan hewan juga banyak mengadung karbon. Jadi ketika karbon yang ada pada tubuh makhluk hidup menerima suhu dan tekanan tinggi dalam jangka waktu tertentu, jaringan karbon mereka bisa berubah menjadi berlian.

Tahun 2008, Rogers meminta bantuan perusahaan Life Gems untuk mengubah jasad kucing peliharaannya menjadi berlian hitam. Untuk membuat berlian yang diminta, mula-mula jasad kucing tadi dibakar terlebih dahulu hingga menjadi abu. Abu kucing tadi kemudian diberi suhu dan tekanan amat tinggi selama 2 minggu berturut-turut. 

Hasilnya, terciptalah batu berlian yang berwarna putih mengkilap. Namun karena Rogers ingin supaya berlian dari jasad kucingnya memiliki warna hitam, pihak LifeGems kemudian menembaki berlian tadi dengan elektron selama satu hari.

Sumber :
https://listverse.com/2019/08/19/10-unbelievable-things-we-have-made-out-of-cats/