Ini Bakal Terjadi di Bumi Seandainya Bulan Tidak Ada
Bulan adalah benda langit yang keberadaannya sudah sangat akrab bagi manusia. Karena Bulan berjarak begitu dekat dengan Bumi, Bulan menjadi salah satu benda langit yang paling jelas terlihat ketika malam tiba. Bahkan pada siang hari sekalipun, Bulan kadang-kadang tetap bisa terlihat.
Begitu menonjolnya keberadaan Bulan di langit malam pada gilirannya menjadi penyebab kenapa peradaban manusia memiliki ceritanya masing-masing terkait Bulan. Dalam mitologi Eropa misalnya, ada kepercayaan kalau manusia serigala bakal menampakkan diri setiap kali bulan purnama tiba. Lalu kalau menurut kepercayaan tradisional Jepang, ada kelinci yang tinggal di permukaan Bulan.
Manfaat Bulan bagi manusia bukan hanya terbatas pada cerita mitos. Jika tidak ada Bulan, kehidupan manusia bakal jauh berbeda dibandingkan dengan yang sekarang. Berikut ini adalah 5 hal yang bakal terjadi pada Bumi seandainya Bulan tidak ada:
Iklim di Bumi Bakal Menjadi Lebih Kacau
Kita semua tentu sudah tahu kalau Bumi berputar pada porosnya. Namun Bumi sendiri berputar tidak dalam kondisi tegak, melainkan dalam posisi yang sedikit miring dengan sudut kemiringan 23,5 derajat. Dampaknya, permukaan Bumi tidak menerima paparan sinar Matahari yang berubah-ubah sepanjang tahun. Hal itulah yang menjadi penyebab mengapa belahan Bumi utara dan selatan yang mengalami 4 musim memiliki waktu pergantian musim yang tidak sama.
Kemiringan yang dimiliki oleh Bumi sendiri diperkirakan ada kaitannya dengan Bulan. Milyaran tahun yang lalu, saat Bumi masih belum memiliki Bulan, sebuah benda langit kecil bertabrakan dengan Bumi sehingga posisi Bumi pun menjadi lebih miring. Sebagian potongan Bumi juga terhempas keluar akibat tabrakan dan kemudian berputar di sekeliling Bumi hingga akhirnya mengumpul menjadi Bulan seperti sekarang.
Lantas, apakah yang terjadi jika tidak ada Bulan di dekat Bumi? Ilmuwan memperkirakan kalau Bumi mungkin akan menjadi lebih miring atau lebih tegak dibandingkan sekarang. Jika hal itu yang terjadi, maka bagian kutub akan lebih sering terpapar Matahari sehingga lapisan es tidak akan terbentuk di kutub dan iklim yang ada di Bumi akan mengalami perubahan drastis.
Dampak lain yang bisa terjadi akibat tidak adanya Bulan adalah Bumi berotasi menjadi lebih cepat akibat tidak adanya tarikan dari gravitasi Bulan. Akibatnya, angin yang terbentuk di permukaan Bumi menjadi jauh lebih kencang. Sebagai contoh, planet Yupiter hanya memerlukan waktu 10 jam untuk berotasi penuh dan angin yang berhembus di permukaan Yupiter diperkirakan mencapai 320 km/jam.
Permukaan Laut Menjadi Lebih Rendah
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau pada waktu-waktu tertentu, permukaan laut bakal mengalami pasang baik dan pasang surut. Pasang sendiri terjadi akibat berubah-ubahnya posisi Bulan saat berputar mengelilingi Bumi.
Saat Bulan sedang berada di dekat Bumi, tarikan gravitasi yang ditimbulkan oleh Bulan akan menyebabkan permukaan laut terlihat naik. Sebagai ilustrasi untuk memahami bagaimana besarnya dampak gravitasi Bulan terhadap permukaan laut, perbedaan ketinggian saat laut mengalami pasang naik dan pasang surut bisa mencapai 16 meter.
Jika Bulan tidak ada, maka perubahan ketinggian permukaan laut akan langsung terpengaruh. Pasang sendiri bakal tetap terjadi karena gravitasi Matahari juga berpengaruh pada berubahnya ketinggian permukaan laut. Namun karena Matahari berjarak sangat jauh dari Bumi, perubahan ketinggian laut yang diakibatkan oleh gravitasi Matahari tidak akan sedrastis efek gravitasi Bulan.
Selain berubahnya ketinggian pasang, permukaan samudera juga akan menjadi jauh lebih tenang ketika Bulan tidak lagi ada. Tanpa adanya gravitasi Bulan, distribusi air laut di seantero permukaan Bumi menjadi lebih merata. Di kawasan kutub misalnya, perairan di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi.
Satu Hari Menjadi Lebih Pendek
Salah satu faktor yang menyebabkan Bumi bisa dihuni oleh makhluk hidup adalah karena Bumi mengalami rotasi dengan kecepatan yang ideal. Sekali berputar pada porosnya, Bumi memerlukan waktu 24 jam untuk menyelesaikan putaran tersebut. Dampaknya, Bumi pun memiliki permukaan yang menunjang kelangsungan makhluk hidup karena permukaan Bumi selalu memiliki paparan sinar matahari dalam kurun waktu yang cukup.
Namun jika kita mundur hingga 4,5 milyar tahun sebelumnya, ternyata Bumi memiliki rentang satu hari yang jauh lebih pendek. Menurut perkiraan ilmuwan, rentang waktu satu hari yang dimiliki oleh Bumi pada masa itu hanyalah sekitar 4 jam akibat begitu kencangnya Bumi berotasi.
Penyebab singkatnya rentang waktu satu hari yang dimiliki oleh Bumi pada masa itu tidak lain karena Bumi pada masa itu belum memiliki Bulan. Akibat gravitasi yang ditimbulkan oleh Bulan, rotasi yang ditempuh oleh Bumi menjadi lebih lambat.
Jika Bumi sejak awal tidak memiliki Bulan, maka satu hari yang dimiliki oleh Bumi hanya berlangsung selama beberapa jam. Namun jika Bulan yang kita miliki sekarang secara tiba-tiba menghilang, maka satu hari yang dimiliki oleh Bumi diperkirakan akan tetap berdurasi 24 jam.
Manusia Tidak Akan Menemukan Emas
Emas dan platina adalah 2 dari sekian banyak logam yang memiliki manfaat penting bagi manusia. Logam yang disebut pertama utamanya dianggap begitu berharga bagi manusia karena banyak digunakan sebagai bahan perhiasan dan masih dijadikan tolak ukur kemakmuran suatu golongan hingga sekarang.
Namun tahukah anda kalau emas dan platina tidak akan bisa ditambang oleh manusia jika Bulan tidak pernah ada? Bagaimana bisa? Untuk menjawabnya, maka mula-mula kita harus mundur terlebih dahulu ke masa 4,5 milyar tahun yang lalu. Masa di mana suatu benda langit yang ukurannya sebesar planet Mars bertabrakan dengan Bumi.
Akibat hantaman oleh benda langit tersebut, benda langit tadi hancur berkeping-keping dan sebagian lapisan Bumi ikut terkoyak. Serpihan dari keduanya kemudian mengumpul di sekeliling Bumi hingga akhirnya menyatu membentuk Bulan. Selain menjadi cikal bakal terbentuknya, sebagian serpihan dari benda langit tadi juga ada yang bercampur dengan lapisan Bumi.
Lantas, apa hubungan antara peristiwa tadi dengan keberadaan emas di Bumi? Jadi, sebagai akibat dari hantaman benda langit tadi, jumlah emas dan logam berharga yang ada di bawah lapisan Bumi menjadi lebih banyak dan lebih tersebar. Jika tidak ada benda langit tadi, maka logam berharga tersebut akan terjebak di dekat inti Bumi dan nyaris tidak bisa dicapai oleh manusia.
Bumi Jadi Lebih Sering Dihujani Meteor
Di alam semesta yang luas ini, tidak ada jarang ada batuan kecil yang melintas di dekat Bumi dan kemudian tertarik oleh gravitasi Bumi. Berkat adanya atmosfer, maka benda langit tersebut akan terbakar terlebih dahulu dan terlihat sebagai meteor. Jika ukuran benda langitnya kecil, maka meteor tersebut akan habis terbakar duluan. Namun jika ukurannya cukup besar, maka meteor tersebut akan jatuh menghantam permukaan Bumi.
Jika Bumi terus menerus dihantam oleh benda langit yang berukuran agak besar, maka permukaan Bumi menjadi tempat yang jauh lebih berbahaya untuk ditinggali makhluk hidup akibat adanya bahaya yang terus menerus datang dari langit. Namun berkat keberadaan Bulan, hal tersebut tidak sampai terjadi. Gravitasi Bulan menyebabkan benda-benda langit tadi tertarik ke permukaan Bulan.
Dampak dari hal tersebut dapat dilihat di permukaan Bulan itu sendiri. Permukaan Bulan penuh dengan lubang-lubang kawah yang aslinya merupakan bekas hantaman meteor. Menurut hasil pengamatan NASA, ada lebih dari 300 benda langit yang menghantam permukaan Bulan antara tahun 2005 hingga 2013. Bayangkan apa jadinya jika Bulan tidak sampai ada. Benda langit yang jumlahnya sebanyak itu bakal jatuh menghujani Bumi.
referensi:
https://listverse.com/2019/04/23/10-changes-the-earth-would-suffer-if-it-had-no-moon/