Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Hewan Perkasa Namun Aslinya Memiliki Kelemahan Fatal

Bagi hewan yang hidup di alam liar, setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup. Untuk itulah, masing-masing hewan memiliki fisik yang berbeda untuk menunjang pola hidupnya. Sejumlah hewan bahkan nampak memiliki kemampuan fisik yang melebihi manusia. Namun di balik kelebihannya, tetap ada kelemahan yang terselip. Berikut ini adalah 5 contoh hewan yang secara sepintas nampak perkasa dan sulit ditaklukkan, namun memiliki kelamahan yang bisa mendatangkan kematian bagi empunya. 

Hiu Putih Raksasa

Hiu Putih

Jika diminta menyebutkan hewan laut yang paling menakutkan, maka hiu putih raksasa merupakan hewan yang bakal muncul di dalam benak banyak orang. Bukan hal yang aneh mengapa hewan ini begitu ditakuti. Ukurannya yang besar dan mulutnya yang penuh dengan gigi tajam menyebabkan hewan ini bisa mengganyang makhluk apapun dengan mudah.

Reputasi hiu sebagai hewan laut yang amat ganas hanya turut diperkuat oleh banyaknya film-film horor dan fiksi ilmiah yang menampilkan hiu sebagai antagonis utamanya, misalnya film “Jaws”. Di dunia nyata sendiri, sudah ada sejumlah kasus di mana manusia menjadi korban serangan hiu.

Walaupun terkesan menakutkan, hiu putih raksasa bukanlah hewan tanpa kelemahan. Hiu putih raksasa harus berenang secara terus menerus supaya bisa tetap bernapas. Sahabat anehdidunia.com jika hewan ini sampai berhenti bergerak sebentar saja (misalnya akibat terjerat oleh jala), ia bakal mati tenggelam akibat kehabisan napas. 

Senjata utama hiu putih raksasa dalam menaklukkan mangsanya adalah mulutnya yang penuh dengan deretan gigi tajam. Namun mulut tersebut terletak di bagian depan tubuhnya. Dengan kata lain, jika hiu putih diserang dari arah samping atau bawah, ia tidak akan bisa melawan. Kelemahan hiu tersebut lantas dimanfaatkan oleh lumba-lumba untuk mengusir hiu dengan cara menyerang bagian perut hiu yang lunak.

Kuda

Kuda Berdarah

Saat seseorang mendengar kata kuda, maka seketika orang tersebut bakal membayangkan seekor hewan berkaki empat yang bisa berlari cepat dan memiliki stamina luar biasa. Oleh karena itulah, manusia pun lantas menjinakkan kuda supaya mereka bisa memanfaatkan tenaganya untuk dijadikan hewan tunggangan maupun penarik kereta yang berat.

Saking populernya citra kuda sebagai hewan yang perkasa, di industri otomotif tenaga kuda dijadikan patokan untuk mengilustrasikan seberapa cepat dan seberapa kuat mesin suatu mobil. Perusahaan mobil balap Ferrari juga menggunakan gambar kuda yang sedang mengangkat kaki depannya sebagai logo perusahaannya.

Namun di balik semua kelebihan yang dimiliki oleh kuda, ternyata kuda tidaklah seperkasa bayangan orang-orang. Kuda juga memiliki batas staminya sendiri. Sahabat anehdidunia.com seekor kuda bisa berlari hingga kecepatan 89 km/jam atau kurang lebih 2 kali lebih cepat dibandingkan manusia.

Meskipun kuda bisa berlari hingga secepat itu, kuda tidak bisa melakukannya secara terus menerus. Jika kuda dipaksa berlari dalam kecepatan tersebut hingga beberapa menit, kuda akan mengalami pendarahan pada bagian paru-paru dan tenggorokannya.

Kuda juga tidak bisa menerima latihan fisik yang terlampau keras dan terlalu lama. Jika tubuh seekor kuda sudah mencapai batas fisiknya, kuda bakal mengalami pendarahan internal pada bagian paru-parunya sehingga kuda tersebut nampak batuk sambil mengeluarkan darah. Kalau sudah begitu, satu-satunya cara supaya kondisi kuda tersebut tidak sampai memburuk adalah dengan berhenti menyuruhnya berlari.

Cumi-Cumi Raksasa

Cumi-Cumi Raksasa

Cumi-cumi raksasa adalah salah satu hewan terbesar di lautan. Hewan berlengan banyak ini memiliki mata dengan diameter yang setara dengan bola basket. Cumi-cumi raksasa juga bisa berenang hingga kecepatan 32 km/jam.

Berkat ukurannya yang besar, cumi-cumi raksasa pun bisa menyantap segala macam hewan yang berukuran lebih kecil darinya. Entah itu ikan, cumi-cumi lain, atau bahkan hiu. Setiap harinya, cumi-cumi raksasa bisa menyantap lebih dari 200 kg makanan. Orang-orang di masa kini juga menduga kalau cumi-cumi raksasa mungkin merupakan sumber inspirasi dari monster laut Kraken yang terkenal gemar menyerang dan melilit kapal.

Lepas dari ukurannya, cumi-cumi raksasa bukanlah hewan yang tidak memiliki cela. Hewan ini juga memiliki kelemahan besar pada anatominya. Kerongkongan hewan ini terletak tepat di bawah otaknya.

Sebagai akibatnya, cumi-cumi raksasa tidak bisa menelan makanan yang ukurannya terlampau besar. Jika cumi-cumi raksasa nekat melakukannya, makanan dalam kerongkongannya akan menekan otak sehingga cumi-cumi raksasa tersebut beresiko mengalami gegar otak.

Cheetah

Cheetah

Cheetah identik dengan kecepatan, dan memang begitulah adanya. Hewan ini merupakan hewan darat tercepat di dunia. Kemampuan cheetah tersebut tidak lepas dari tubuhnya yang memang didesain untuk berlari secepat mungkin. 

Dengan tubuhnya yang ramping dan kakinya yang lincah, cheetah bisa berlari amat cepat untuk menyergap hewan-hewan mangsanya di padang rumput Afrika. Begitu cheetah sudah berhasil menggapai mangsanya, cheetah akan menggunakan gigi dan cakarnya yang tajam untuk membunuh hewan mangsanya supaya tidak bisa melarikan diri lagi.

Dengan melihat hal-hal tadi, cheetah nampak sebagai hewan predator lincah yang bisa menaklukkan hewan apapun. Kenyataannya sahabat anehdidunia.com, cheetah ternyata tidak segarang kelihatannya. Cheetah diketahui sangat mudah mengalami stress jika tidak terbiasa hidup di suatu lingkungan yang masih baginya.

Masalah macam ini paling nampak pada cheetah yang hidup dalam tangkapan. Cheetah yang mengalami stress bakal mengalami kesulitan untuk sekedar beraktivitas normal. Untuk mengantisipasinya, kebun binatang di berbagai belahan dunia lantas menempatkan anjing dalam kandang cheetah supaya cheetah peliharaan mereka tidak lagi mengalami stress.

Kendati terkesan aneh, nyatanya metode ini cukup manjur untuk membantu cheetah beradaptasi di kebun binatang. Karena anjing yang sudah terlatih bisa menunjukkan sikap yang amat peduli dan bersahabat kepada makhluk yang berbeda jenis, cheetah yang awalnya canggung secara perlahan-lahan bisa kembali berperilaku normal.

Paus

Paus

Laut menjadi tempat di mana hewan-hewan berukuran raksasa hidup di dalamnya. Paus adalah contoh dari hewan macam itu. Banyak spesies paus yang bisa tumbuh hingga sepanjang belasan atau bahkan puluhan meter. Berkat adanya tekanan air di bawah laut, paus tidak mengalami kesulitan bergerak kendati memiliki ukuran yang amat besar.

Ukurannya yang besar menyebabkan paus yang sudah dewasa hampir tidak memiliki musuh di alam liar. Namun di balik ukurannya yang megah tersebut, paus juga memiliki kelemahannya sendiri. Kelemahan pertama adalah walaupun paus hidup di dalam air, paus bernapas memakai paru-paru layaknya manusia dan hewan darat.

Sebagai akibat dari keterbatasan tersebut, paus pun tidak bisa berada di bawah air terlampau lama dan harus pergi ke permukaan laut secara berkala hanya untuk sekedar menghirup udara segar. Oleh karena itulah, paus pun lebih sering menghabiskan waktunya di dekat permukaan laut supaya tidak sampai mati akibat kehabisan napas.

Walaupun paus bernapas dengan paru-paru, paus juga tidak bisa hidup di darat. Alasannya adalah karena paus tidak memiliki kaki dan hanya memiliki sirip sebagai alat geraknya. Ukuran tubuhnya yang besar juga menyebabkan hewan ini tidak bisa berjalan merangkak di darat.

Jika seekor paus sampai terdampar di darat dan tidak segera kembali ke laut, paus tersebut bisa mati akibat dehidrasi. Karena paus memiliki lapisan lemak yang tebal untuk membantunya tetap hangat di bawah air, ketiadaan air menyebabkan paus yang terdampar di darat jadi lebih mudah kehilangan cairan tubuhnya. 

referensi :
https://listverse.com/2019/04/04/10-animals-that-are-poorly-designed/
https://www.sciencefocus.com/nature/why-do-beached-whales-die-so-often/
https://seaworld.com/orlando/blog/10-reasons-sharks-have-dolphin-phobia/