Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Sedih Kematian Hewan Akibat Tindakan Ceroboh Turis

Pariwisata bertema hewan memiliki banyak manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. Bagi para pengunjung, wisata macam ini membantu menghilangkan rasa penat mereka sambil menumbuhkan kecintaan terhadpa hewan. Sementara bagi pengelola dan warga sekitar, mereka bisa mendapatkan pemasukan dari para turis tadi.

Meskipun punya dampak positif, pariwisata bertema hewan juga memiliki dampak negatifnya sendiri karena tidak jarang turis yang berkunjung menunjukkan sikap dan tindakan yang kurang terpuji. Saat tindakannya sudah melampaui batas, tidak jarang hewan yang ada di lokasi lantas menjadi tumbalnya. Berikut ini adalah 5 kasus di mana hewan-hewan mati akibat ulah wisatawan dan pengunjung.

Bayi Lumba-Lumba

Bayi Lumba-Lumba

Selfie merupakan kegiatan mengambil foto diri sendiri di depan suatu pemandangan. Selama beberapa tahun terakhir, selfie menjadi kegiatan yang kian populer bagi mereka yang gemar berlibur dan aktif di media sosial. Sayangnya, meningkatnya minat orang untuk melakukan selfie seringkali tidak diikuti dengan meningkatnya kedewesaan mereka.

Contoh dari kasus macam itu pernah terjadi pada bulan Februari 2016. Pada awalnya, seekor bayi lumba-lumba dari spesies langka La Plata menampakkan diri di tepi pantai kota Santa Teresita, Argentina. Melihat ada bayi lumba-lumba di dekatnya, para pengunjung beramai-ramai mendekati bayi lumba-lumba tadi.

Namun mereka masih belum puas dengan hanya melihat bayi lumba-lumba tersebut dari dekat. Mereka nekat mengangkatnya keluar air dan bahkan berfoto di depannya. Lalu bukannya langsung mengembalikan lumba-lumba malang tersebut ke dalam air, bayi lumba-lumba tersebut malah dioper ke sana kemari.

Saat orang-orang sudah selesai bermain-main dengan bayi lumba-lumba tersebut, mereka langsung meninggalkan hewan malang tersebut di atas lumpur. Padahal paus dan lumba-lumba tidak bisa berada di luar air terlalu lama karena mereka mudah mengalami dehidrasi jika berada di luar air.

Akibatnya sudah bisa ditebak. Bayi lumba-lumba itupun kemudian mati. Ketika video mengenai peristiwa ini beredar di internet, netizen beramai-ramai mengecam tindakan para pengunjung pantai yang bermain-main dengan hewan hanya untuk kepuasan diri mereka sendiri.

La Plata adalah lumba-lumba yang hanya ditemukan di Brazil, Argentina, dan Uruguay. Habitat asli lumba-lumba ini berada di sungai, namun mereka juga bisa hidup di laut. La Plata merupakan spesies lumba-lumba yang sekarang terancam punah. Populasi mereka sekarang diperkirakan tinggal 30.000 ekor.

Bayi Bison

Bayi Bison

Peristiwa ini bisa menjadi contoh mengenai bagaimana niat baik bisa membawa dampak buruk jika tidak diikuti dengan bekal pengetahuan yang memadai. Pada bulan Mei 2016, seorang pria sedang mengendarai mobil di Taman Nasional Yellowstone dengan ditemani oleh anaknya.

Saat mereka sedang berkendara santai, mendadak mereka berpapasan dengan bayi bison yang nampak seperti sedang sakit. Sahabat anehdidunia.com khawatir kalau bayi bison tersebut bakal mati, sang pria pun nekat memasukkan bayi bison tersebut ke dalam mobil meski diperingatkan oleh pengunjung taman yang lain.

Sang ayah dan anak tadi kemudian berkendara menuju pos penjaga hutan terdekat. Mereka kemudian memberitahu kalau di dalam mobil mereka, terdapat bayi bison yang nampaknya sedang sekarat dan harus diselamatkan.

Kendati niat sang ayah terkesan mulia, namun tindakannya ternyata justru malah membahayakan kelangsungan hidup sang bayi bison. Pasalnya karena bayinya sempat dibawa oleh manusia, induk bison tersebut tidak mau lagi mengakui bayi bison tadi sebagai anaknya.

Pada akhirnya, keputusan berat terpaksa harus diambil oleh penjaga hutan. Karena bayi bison tersebut kini malah membahayakan para pengunjung taman yang melintas, bayi bison tersebut terpaksa disuntik mati.

Merak

Merak

Taman Satwa Liar Yunnan adalah sebuah kebun binatang raksasa dengan luas 187 hektar. Kebun binatang ini terletak di kota Kunming, Cina barat daya. Di dalamnya, ada lebih dari 10.000 hewan liar yang berasal dari lebih dari 200 spesies berbeda. Mulai dari panda, singa, gajah, hingga merak.

Kendati kebun binatang ini nampak begitu megah, sayangnya tidak semua pengunjung bisa bersikap bijak saat berkunjung di dalamnya. Sahabat anehdidunia.com kasus yang terjadi pada bulan Februari 2016 adalah contohnya.

Semuanya bermula ketika sejumlah pengunjung kebun binatang memasuki kandang merak dan kemudian menggendong merak tersebut untuk berfoto bersamanya. Namun tindakan mereka belum sebatas sampai di sana. Mereka memegang merak tersebut dengan kasar dan bahkan mencabuti bulunya.

Pengunjung di kebun binatang ini sebenarnya tidak diperbolehkan menyentuh hewan. Namun karena saat itu tidak ada petugas di tempat, para pengunjung tadi lantas bertindak seenaknya. Saat petugas tiba di kandang, merak tersebut mati akibat stress. Pihak kebun binatang menyangkan insiden ini dan tidak menduga bakal mengalami insiden macam ini karena mereka belum pernah mengalami insiden demikian sebelumnya.

Gajah

Sambo Gajah

Gajah Asia merupakan salah satu hewan darat terbesar di dunia. Karena memiliki ukuran yang besar, gajah pun memiliki tenaga yang kuat dan bisa menggendong manusia dewasa. Namun kuat bukan berarti gajah memiliki kekuatan tanpa batas. Di Kamboja, seekor gajah harus mati akibat bekerja terlalu keras.

Gajah merupakan hewan yang banyak ditemukan di Kamboja. Sebagian di antara mereka bahkan dimanfaatkan sebagai hewan pengangkut turis di kawasan candi setempat. Sambo adalah salah satu di antaranya. Gajah betina tersebut sudah bekerja di sektor pariwisata Kamboja sejak tahun 2001.

Hidup Sambo sayangnya harus berakhir secara naas setelah gajah betina tersebut mendadak mati ketika sedang mengangkut sepasang turis di sekitar Candi Angkor. Sahabat anehdidunia.com pemeriksaan pada Sambo menunjukkan kalau Sambo mati akibat serangan jantung. Menurut pakar, Sambo yang saat itu sudah berusia 40 tahun lebih mungkin mati akibat pengaruh iklim panas dan kelelahan.

Kematian Sambo tersebut lantas menuai banjir kecaman. Di situs Change.org, sebuah petisi sampai dibuat supaya praktik menggunakan gajah sebagai hewan angkut di Kamboja segera dihentikan. Menurut aktivis, praktik menggunakan gajah sebagai hewan tunggangan turis adalah bentuk kekejaman terhadap gajah dan hanya membawa sedikit manfaat bagi para pegiat di sektor pariwisata.

Gorila

Harambe Gorila

Harambe adalah gorila yang lahir pada tahun 1999 di Kebun Binatang Gladys Porter, Texas, AS. Kemudian sejak tahun 2014, Harambe dipindahkan ke Kebun Binatang Cincinnati, Ohio, supaya ia bisa bergaul dengan gorila lainnya.

Sayangnya rumah baru Harambe tersebut sekaligus bakal menjadi tempat di mana ia meregang nyawa. Semuanya bermula ketika pada tanggal 28 Mei 2016, seorang bocah berusia 3 tahun terjatuh ke kandang gorila. Harambe kemudian mendekati bicah tadi dan terlihat menunjukkan perilaku mengancam.

Karena petugas merasa khawatir akan keselamatan sang bocah, petugas terpaksa menembak mati Harambe. Momen tersebut turut direkam oleh seorang pengunjung kebun binatang yang sedang berada di lokasi. 

Begitu video tersebut beredar di dunia maya, peristiwa kematian Harambe lantas menjadi viral. Netizen beramai-ramai menunjukkan sikap duka cita atas kematian Harambe dan mengkritik tindakan pihak kebun binatang yang lebih memilih untuk membunuh Harambe. Namun pihak kebun binatang menegaskan kalau tindakan ini terpaksa diambil demi keselamatan bocah tadi.

Netizen juga meluapkan kemarahannya kepada Michelle Gregg – ibu dari bocah yang terjatuh ke dalam kandang Harambe – karena ia dianggap ceroboh dan bertanggung jawab secara tidak langsung atas kematian Harambe. Sahabat anehdidunia.com saat jumlah orang yang menghujatnya kian banyak, Michelle terpaksa menghapus akun Facebook miliknya.

referensi:
https://www.snopes.com/news/2016/02/18/dolphin-killed-by-beachgoers/
https://listverse.com/2016/06/26/10-animals-that-paid-the-price-of-tourist-stupidity-and-cruelty/
https://www.bbc.com/news/world-us-canada-36416350
https://www.scmp.com/news/china/society/article/1915199/peacocks-zoo-die-shock-after-chinese-tourists-violent-behaviour