Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Eksperimen Menakutkan yang Dilakukan Pada Tubuh Manusia

Sepanjang sejarah, manusia selalu tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara kerja tubuhnya sendiri. Tidak jarang percobaan tersebut kemudian harus merenggut korban jiwa dalam prosesnya. Berikut ini adalah 5 eksperimen menakutkan yang pernah dilakukan oleh kalangan ilmuwan pada tubuh manusia.

Meneliti Perut yang Berlubang

Alexis St. Martin

Alexis St. Martin adalah seorang pemburu bulu hewan asal Kanada. Suatu hari pada tahun 1822, ia tanpa sengaja terkena tembakan di bagian perutnya. Seusai peristiwa tersebut, Alexis menderita luka parah di bagian perutnya dan ia harus beristirahat selama hampir setahun. Anehnya meskipun lukanya sudah tidak mengeluarkan darah, lubang bekas tembakan yang ada di perutnya tetap tidak tertutup.

Melihat hal tersebut, pada tahun 1825 dokter William Beaumont lantas mengundang Alexis untuk menginap di rumahnya supaya ia bisa meneliti isi perutnya. Sahabat anehdidunia.com pada waktu itu, pengetahuan dunia kedokteran mengenai cara kerja sistem pencernaan masih sangat minim. William kemudian memanfaatkan lubang yang ada di perut Alexis untuk memahami cara kerja sistem pencernaan.

Antara tahun 1825 hingga 1833, William melakukan aneka eksperimen kepada Alexis. Ia akan memasukkan aneka macam makanan ke dalam perut Alexis, kemudian mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing makanan supaya tercerna.

William juga mengambil cairan dari dalam perut Alexis untuk mengetahui komposisi dari enzim pencernaan. Dengan dibantu oleh pakar kimia Benjamin Silliman dan Robley Dunglison, mereka berhasil mengetahui kalau perut manusia menghasilkan enzim yang mengandung asam hidroklorik.

Zombie Haiti

Clairvius Narcisse

Clairvius Narcisse adalah nama dari seorang pria asal Haiti yang dinyatakan sudah meninggal pada tanggal 2 Mei 1962 di Deschapelles. Anehnya pada tahun 1980, Clairvius justru muncul kembali di desanya dalam kondisi masih hidup.

Clairvius mengaku kalau saat ia dinyatakan meninggal dan dikuburkan, ia sebenarnya berada dalam kondisi masih hidup, namun lumpuh. Saat orang-orang meninggalkan kuburannya, seorang dukun kemudian menggali liang kuburnya dan memaksanya bekerja sebagai budak zombie.

Supaya Clairvius selalu bersedia mematuhi perintah, dukun majikannya memberikan obat khusus kepada Clairvius secara berkala. Sahabat anehdidunia.com saat dukun majikannya meninggal, Clairvius tidak lagi menerima asupan obat tersebut dan ia secara berangsur-angsur mendapatkan kembali kesadarannya.

Sementara itu, ilmuwan Wade Davis sedang berada di Haiti pada tahun 1980-an untuk meneliti obat khusus yang oleh penduduk lokal dikenal sebagai bubuk zombie Haiti. Setelah mengunjungi 4 daerah berbeda, Wade berhasil mendapatkan 8 sampel bubuk zombie.

Bubuk-bubuk tersebut menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Namun masing-masing bubuk juga mengandung sejumlah komponen yang sama. Komponen yang dimaksud di antaranya adalah racun ikan buntal, racun katak, campuran ramuan yang berasal dari tumbuhan setempat, serta serpihan kaca.  

Racun ikan buntal sendiri memang sudah lama diketahui memiliki efek melumpuhkan pada korbannya. Menurut dugaan ilmuwan, bubuk tersebut saat masuk ke dalam aliran darah akan membuat korbannya lumpuh dan nampak seolah-olah seperti orang mati. Kemudian saat orang yang sudah menerima bubuk zombie diberikan obat-obatan yang memberikan efek halusinasi, orang tersebut akan bertingkah menjadi penurut.

Laboratorium Racun Uni Soviet

Laboratorium Racun Uni Soviet

Pembunuhan rahasia bukanlah hal yang aneh bagi negara otoriter macam Uni Soviet. Demi mendapatkan racun terbaik yang bisa digunakan untuk menyingkirkan musuh-musuh Uni Soviet tanpa meninggalkan jejak, negara raksasa tersebut kemudian mendirikan laboratorium khusus untuk meneliti soal racun.

Laboratorium ini dikenal dengan sebutan Kamera (Bilik). Para ilmuwan di Kamera bereksperimen dengan aneka macam racun beserta teknik-teknik untuk memasukannya ke dalam tubuh korban. Mereka berharap bisa menciptakan racun yang tidak memiliki rasa, bau, dan tidak dapat dideteksi saat tubuh korbannya diautopsi.

Untuk menguji efektifitas dari racun yang diteliti, maka tentunya mereka memerlukan manusia sebagai kelinci percobaannya. Sahabat anehdidunia.com yang dijadikan kelinci percobaan biasanya adalah para tahanan yang dikurung di kamp-kamp kerja paksa Uni Soviet. Jika mereka tidak sampai tewas akibat racun, mereka akan dibunuh dengan cara ditembak supaya informasi mengenai Kamera tidak bocor ke siapa-siapa.

Tidak diketahui apakah racun yang diinginkan oleh ilmuwan Kamera tersebut pada akhirnya berhasil diciptakan. Kalau menurut dokumen rahasia CIA yang dirilis ke publik pada tahun 1964, proyek Kamera sudah ditutup oleh Uni Soviet pada tahun 1953. Namun penelitian mengenai racun itu sendiri diyakini masih dilanjutkan oleh Uni Soviet secara diam-diam.

Menggerakkan Mayat Memakai Listrik

Giovanni Aldini

Giovanni Aldini adalah ilmuwan asal Bologna, Italia, yang hidup pada tahun 1762 hingga 1834. Ia memiliki ketertarikan terhadpa banyak bidang ilmu, namun ia paling dikenal dalam penelitiannya yang bakal mengingatkan kita akan cerita horor Dokter Frankenstein.

Saat Giovanni dan sejumlah ilmuwan di Bologna terlibat dalam penelitian mengenai penggunaan listrik untuk pengobatan pada manusia, Giovanni kemudian memutuskan untuk memanfaatkan listrik sebagai cara untuk melakukan eksperimen sekaligus pertunjukan yang bakal memukau banyak orang di seantero Eropa.

Di hadapan para penonton, Giovanni akan menempelkan aneka kabel dan kawat pada potongan mayat manusia dan binatang. Kemudian saat ia mengaktifkan tegangan listrik dari baterai yang terhubung pada kawat, mayat-mayat tadi mulai bergerak seolah-olah masih hidup.

Dengan memakai metode ini, Giovanni bisa membuat bola mata bergerak, rahang membuka dan mengatup, dan menggerakkan aneka macam anggota badan. Mayat-mayat manusia yang ia gunakan untuk pertunjukan ini didapat dari mayat korban hukuman mati. Penonton yang menyaksikan pertunjukan Giovanni tak pelak merasa takjub karena orang-orang yang sudah mat tersebut nampak hidup kembali di hadapan mereka.

Walaupun pertunjukannya nampak begitu menakutkan, Giovanni sendiri justru dipandang sebagai sosok jenius pada masanya. Sampai-sampai ia sempat dianugerahi gelar ksatria dari kaisar Austria.

Unit 731 Jepang

Unit 731 Jepang

Membicarakan soal kekejaman Jepang pada masa Perang Dunia II seolah tidak akan ada habisnya. Selain melakukan pembantaian kepada warga sipil dan memaksa yang masih hidup bekerja sebagai romusha, militer Jepang juga terkenal karena pernah mendirikan fasilitas penelitian rahasia yang dikenal sebagai Unit 731.

Saat Unit 731 masih berdiri, para tahanan diberikan bibit-bibit penyakit mematikan semisal antraks dan pes. Kemudian saat penelitian tengah berjalan, para subjek percobaan ini dibedah tanpa menggunakan obat bius untuk melihat dampak dari penyakit-penyakit tadi terhadap organ tubuh manusia.

Salah seorang mantan ilmuwan dalam Unit 731 yang namanya dirahasiakan membeberkan pengalamannya kepada wartawan The New York Times pada tahun 1995. “Saya mengambil pisau bedah... Dia mulai berteriak-teriak. Saya kemudian membelah perutnya hingga terbuka, dan ia berteriak kencang,” ujarnya saat membayangkan peristiwa horor tersebut.

Dalam eksperimen lain, para subjek penelitian dipaksa berada di luar ruangan saat musim dingin hingga anggota badannya membeku. Tujuannya supaya ilmuwan bisa menemukan cara terbaik untuk mengatasi frostbite (fenomena membekunya anggota badan akibat terpapar udara dingin).

Selama Perang Dunia II berlangsung, setidaknya 300.000 penduduk Cina tewas atau cedera akibat menjadi subjek percobaan Unit 731. Selain mereka, sebanyak 3.000 tahanan perang yang berasal dari Korea, Rusia, dan Mongolia juga kehilangan nyawanya di tangan Unit 731.

referensi:
https://listverse.com/2016/07/13/10-of-the-most-macabre-medical-experiments-in-history/
https://unbelievable-facts.com/2017/04/government-experiments.html/2?amp=1