Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peninggalan Sejarah yang Membingungkan Ilmuwan Hingga Sekarang

Meneliti peninggalan bersejarah merupakan metode yang digunakan oleh manusia di masa kini untuk mengetahui seperti apakah kehidupan orang-orang di masa lampau. Namun tidak jarang, penemuan peninggalan sejarah malah menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketimbang informasi karena peninggalan yang ditemukan memiliki kondisi yang tidak lazim. Berikut ini adalah contoh dari peninggalan-peninggalan sejarah membingungkan yang pernah ditemukan oleh ilmuwan.

Codex Gigas

Codex Gigas

Codex Gigas adalah semacam buku tebal yang memiliki banyak keanehan. Buku ini menggunakan kulit hewan sebagai kertasnya dan merupakan salah satu buku terbesar yang pernah ada. Bagaimana tidak, untuk sekedar memindahkannya saja, buku ini harus diangkat oleh 2 orang dewasa.

Codex Gigas juga dikenal dengan sebutan “Injil Setan” (Devil’s Bible) karena di dalam buku setebal 160 halaman ini, terdapat gambar-gambar sosok menyerupai setan. Codex Gigas diperkirakan ditulis pada abad ke-13. Sekarang buku raksasa ini tersimpan di Museum Nasional Stockholm, Swedia.

Misteri yang menyelimuti Codex Gigas masih belum berhenti sampai di situ. Menurut legenda, Codex Gigas ditulis oleh seorang pendeta yang membuat perjanjian dengan iblis setelah sang pendeta divonis hukuman mati dengan cara dikubur dalam tembok hidup-hidup. Dengan bantuan sang setan, pendeta tersebut kemudian menulis Codex Gigas hanya dalam waktu semalam.

Dengan melihat ukuran dan isinya, Codex Gigas memerlukan waktu pembuatan selama setidaknya 5 tahun nonstop. Kebanyakan ilmuwan sendiri menduga kalau Codex Gigas memerlukan waktu hingga 30 tahun untuk ditulis. Anehnya, kendati Codex Gigas memerlukan waktu begitu lama untuk dibuat, gaya tulisan buku ini nampak seperti buku yang hanya memerlukan waktu singkat untuk diselesaikan.
Isi dari Codex Gigas juga tidak kalah aneh. Selain menampilkan gambar-gambar ilustrasi yang menampilkan sosok menyerupai setan, buku ini juga memuat Injil Latin, informasi mengenai sejarah Bohemia (Republik Ceko), catatan kedokteran buatan Hippocrates (seorang pakar kesehatan Yunani Kuno), formula ramuan sihir, dan lain sebagainya. 

Menurut dugaan, Codex Gigas mungkin aslinya adalah semacam buku arsip atau rangkuman dari buku-buku lain yang pernah dibaca oleh sang pembuat Codex. Kendati buku ini sekarang berada di Swedia, Codex Gigas diperkirakan aslinya dibuat Podlazice (Republik Ceko), namun kemudian diambil oleh pasukan Swedia semasa Perang 30 Tahun.

Dodekahedron Romawi

Dodekahedron Romawi

Di wilayah-wilayah yang di masa lampau pernah dikuasai oleh Romawi Kuno, arkeolog menemukan 100 buah benda dari masa Romawi yang hingga sekarang fungsinya masih belum diketahui. Dodekahedron adalah sebutan untuk benda tersebut dengan merujuk pada bentuknya.

Dodekahedron sendiri pada dasarnya adalah semacam bola berongga dengan 12 bidang segi lima di bagian luarnya dengan lubang dan tonjolan di permukaannya. Diameter dodekahedron bervariasi mulai dari 4 hingga 12 sentimeter. Kendati bangsa Romawi dikenal sangat telaten dalam membuat catatan tertulis mengenai hal-hal yang terjadi di zamannya, hingga sekarang catatan sejarah yang bisa menjelaskan dodekahedron secara rinci masih belum ditemukan.

Sejumlah orang menduga kalau dodekahedron adalah semacam alat perang. Yang lain menduga kalau dodekahedron aslinya digunakan untuk keperluan astronomi atau keagamaan mengingat benda ini banyak ditemukan di kuil-kuil Romawi. Ada pula yang berpendapat kalau dodekahedron digunakan oleh bangsa Romawi untuk meramal waktu penaburan benih yang tepat di musim dingin.

Ada juga yang beranggapan kalau dedokahedron aslinya tidak lebih dari mainan semata. Kendati sudah ada begitu banyak teori yang muncul, karena tidak ada yang mengetahui cara kerja dan tujuan pembuatan benda ini, dodekahedron pada akhirnya menjadi salah satu peninggalan sejarah dari masa Romawi yang paling dipenuhi kabut misteri hingga sekarang.

Patung Manusia Kadal

Patung Manusia Kadal

Mesopotamia atau Irak menjadi lokasi munculnya peradaban tertua di dunia. Di kawasan ini pulalah, pernah ditemukan patung-patung yang masih membingungkan kalangan ilmuwan hingga sekarang.  Patung-patung tersebut memiliki ukuran kurang lebih sebesar telapak tangan dan menampilkan sosok-sosok manusia kadal dalam beragam pose, misalnya sedang menggendong bayi.

Karena patung-patung ini dibuat oleh masyarakat kuno Ubaid yang hidup sebelum munculnya Peradaban Sumeria, patung-patung ini lantas dikenal sebagai patung manusia kadal Ubaid. Dengan melihat bagian kepala patung yang memanjang layaknya reptil, sejumlah orang menduga kalau patung-patung ini mungkin dimaksudkan sebagai perlambangan sebagai dewa kadal dalam kepercayaan mereka.

Namun kalangan arkeolog meyakini kalau sosok-sosok yang ditampilkan dalam patung tersebut bukanlah manusia kadal, melainkan penduduk Ubaid itu sendiri. Masyarakat Ubaid diketahui mengenal praktik modifikasi tulang tengkorak, yaitu praktik mengikat tulang tengkorak saat masih kecil supaya kepala mereka terlihat memanjang saat sudah berusia dewasa.

Meskipun begitu, ilmuwan masih belum yakin apa maksud dan tujuan pembuatan patung-patung ini mengingat minimnya peninggalan sejarah lain yang ditemukan di lokasi patung. Yang menarik, beberapa patung ditemukan dengan tulang belulang manusia di sampingnya. Apakah patung tersebut dimaksudkan sebagai pemandu jiwa-jiwa yang baru saja meninggal di dalam sesudah kematian?

Ilmuwan tidak yakin jika memang itu tujuan pembuatan patung ini. Pasalnya tidak semua makam dari masa Ubaid ditemukan dengan patung manusia kadal di dalamnya. Ilmuwan pun lantas menduga kalau patung ini merupakan semacam penanda status sosial, di mana hanya mereka yang berasal dari golongan tertentu (misalnya pemuka agama) yang dimakamkan bersama-sama denganpatung kecil ini.

Raja Tikus

Artefak Raja Tikus

Dari sekian banyak peninggalan sejarah misterius yang sudah dibahas di sini, mungkin tidak ada yang lebih menjijikan selain peninggalan yang satu ini. Raja tikus adalah nama dari peninggalan tersebut. Apa yang disebut sebagai raja tikus sendiri aslinya adalah bangkai dari beberapa ekor tikus yang ekornya saling menempel, sehingga bagian kepalanya mengarah ke segala arah.

Jumlah bangkai tikus yang digunakan untuk membuat raja tikus berbeda-beda. Pada artefak raja tikus yang disimpan di Museum Mauritianum, Jerman, ada 32 ekor tikus yang digunakan untuk membuat benda ini. Sebagian dari raja tikus yang ditemukan sudah berada dalam kondisi diawetkan, sementara sebagian lainnya ditemukan di wadah khusus semisal guci.

Raja tikus memiliki persebaran yang amat luas karena mereka pernah ditemukan di Eropa hingga Indonesia. Kebanyakan raja tikus yang ditemukan berasal dari spesies tikus hitam. Namun raja tikus yang ditemukan di Indonesia diketahui berasal dari spesies tikus sawah kecil.

Tidak diketahui apakah raja tikus merupakah hasil kerja manusia, atau tercipta secara alamiah di alam, atau merupakan gabungan keduanya. Pasalnya tikus normalnya tidak akan melilitkan ekornya satu sama lain secara sengaja karena hanya akan menyulitkan tikus-tikus ini saat hendak beraktivitas. Meskipun begitu, kasus-kasus yang tercatat selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kalau raja tikus bisa tercipta alamiah di alam.

Pada tahun 2005 misalnya, seorang petani bernama Rein Koiv menemukan raja tikus yang terdiri dari 16 ekor tikus, di mana 9 di antaranya masih berada dalam kondisi hidup. Ekor mereka saling menempel karena terjebak dalam pasir yang sudah membeku. Selain tikus, fenomena serupa juga pernah ditemukan pada tupai.

Sumber :
https://listverse.com/2014/11/08/10-authentic-historical-artifacts-no-one-can-explain/