Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wabah Virus Berbahaya yang Menyerang Sistem Pernapasan

Paru-paru adalah salah satu organ tubuh terpenting bagi manusia. Jika paru-paru seseorang sampai rusak, orang tersebut bisa meninggal akibat tidak bisa bernapas. Itulah sebabnya seseorang harus senantiasa menjaga kesehatan paru-parunya, termasuk dari ancaman virus. Berikut ini adalah 5 wabah virus mematikan yang menjangkiti paru-paru dan sistem pernapasan manusia.

SARS

Sars Poster

Saat wabah virus corona melanda dunia seperti sekarang, tidak sedikit yang membanding-bandingkan wabah virus corona dengan wabah SARS yang pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Pasalnya wabah virus corona atau Covid-19 dianggap memiliki banyak kemiripan dengan wabah SARS yang pernah terjadi pada tahun 2002.

Baik virus corona maupun SARS sama-sama merupakan virus bertipe corona (CoV) yang menyerang sistem pernapasan. Kedua wabah tersebut juga sama-sama bermula di Cina sebelum kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. 

SARS sendiri merupakan singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome (Sindrom Saluran Pernapasan Akut). Nama yang dipilih untuk menggambarkan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. 

Mereka yang terserang SARS akan menampakkan gejala-gejala seperti demam, menggigil, dan nyeri otot. Sesudah beberapa lama, penderita SARS akan mengalami pneumonia atau radang paru-paru.

Penyakit SARS pertama kali muncul di Provinsi Guangdong, Cina selatan. Menurut perkiraan ilmuwan, virus SARS awalnya muncul pada kelelawar sebelum kemudian menjangkiti luwak dan akhirnya turut menyerang manusia. 

Sejak kemunculan pertamanya di Cina, virus SARS kemudian menyebar ke 26 negara berbeda dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang. Sebanyak lebih dari 770 orang dilaporkan meninggal akibat penyakit SARS dalam rentang waktu 2 tahun. 

Hantavirus

Hantavirus

Hantavirus adalah nama dari virus yang menimbulkan penyakit mematikan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). Virus ini pertama kali muncul dalam Perang Korea pada tahun 1950-an. Sebanyak lebih dari 3.000 tentara terinfeksi virus ini di mana 12% di antaranya kemudian meninggal.

Meskipun sudah muncul lebih dari setengah abad yang lalu, virus ini baru menarik perhatian masyarakat negara-negara Barat secara luas setelah pada tahun 1993, seorang pria Indian Navajo dan tunangannya meninggal hanya dalam hitungan hari setelah mengaku mengalami sesak napas.

Beberapa bulan usai tewasnya kedua orang tadi, petugas kesehatan berhasil menginfeksi hantavirus dari tikus yang berada di rumah penderita HPS. Hantavirus diketahui tidak menular secara langsung antar manusia, melainkan lewat perantaraan kotoran tikus. 

Menurut badan pencegahan penyakit Amerika Serikat, sebanyak lebih dari 600 penduduk AS pernah terjangkit oleh hantavirus. Seseorang yang baru terinfeksi hantavirus pada awalnya hanya akan menampakkan gejala-gejala yang tidak ada bedanya dengan flu. 

Namun sesudah 4 hingga 10 hari, korban hantavirus akan mulai menampakkan gejala-gejala seperti batuk berdahak, penumpukan cairan di paru-paru, dan tekanan darah rendah. Karena penyakit ini bisa memburuk dengan amat cepat, penyakit HSP idealnya dicegah sejak awal dengan cara menjaga supaya rumah tetap bersih dan bebas dari tikus.

Influenza

Influenza

Influenza atau flu merupakan penyakit pernapasan yang amat lazim dijumpai pada masa pancaroba. Flu umumnya tidak memiliki dampak mematikan bagi manusia. Namun jika flu menyerang orang-orang dengan daya tahan tubuh rendah (misalnya lansia), flu bisa menyebabkan korbannya meninggal dunia.

Apa yang membuat flu begitu berbahaya adalah virusnya bisa menyebar dengan amat cepat dan mudah mengalami mutasi. Setiap kali muncul varian baru virus flu, virus tersebut bisa menyebar lebih cepat dan menimbulkan resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan virus flu pendahulunya.

Dari sekian banyak wabah flu yang pernah muncul, wabah virus flu Spanyol yang muncul pada tahun 1918 adalah yang terparah. Sebanyak lebih dari 40% penduduk dunia diperkirakan pernah terjangkit oleh virus flu Spanyol, dengan korban jiwa mencapai kurang lebih 50 juta jiwa.

Dalam kasus yang agak baru, pada tahun 2009 lalu dunia juga pernah dihebohkan oleh wabah flu babi yang disebabkan oleh virus varian H1N1. Sesuai dengan namanya, virus ini pada awalnya memang menjangkiti babi sebelum kemudian pindah ke manusia. Sebanyak lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia dilaporkan meninggal akibat flu babi.

MERS

Mers Virus

MERS adalah nama dari penyakit saluran pernapasan yang pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012. Karena penyakit ini pertama kali muncul di negara Timur Tengah, penyakit ini pun diberi nama MERS yang aslinya merupa singkatan dari Middle East Repisatory Syndrome (Sindrom Saluran Pernapasan Timur Tengah).

Seperti halnya SARS, MERS disebabkan oleh virus yang masih tergolong sebagai keluarga virus CoV. Penyakit ini diperkirakan pertama kali menjangkiti manusia dari unta di kawasan Timur Tengah. 

Saat orang-orang dari luar Timur Tengah kembali ke negara asalnya masing-masing setelah melakukan kunjungan di Timur Tengah, penyakit ini pun kemudian menyebar ke Eropa, Amerika, dan Asia.

MERS tergolong sebagai penyakit yang mudah menular walaupun penularannya tidak secepat flu. Seseorang biasanya terkena MERS sesudah melakukan kontak langsung dengan penderita MERS tanpa mengenakan peralatan pelindung yang memadai.

Kendala utama dalam menghentikan penyebaran MERS adalah penyakit ini biasanya baru menampakkan gejala sekitar 1 hingga 2 minggu setelah orang tersebut pertama kali terinfeksi virus. 

Gejala-gejala yang biasa muncul pada penderita MERS mencakup demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sulit bernapas. Dalam kasus yang lebih jarang, MERS juga bisa menyebabkan penderitanya diare dan muntah darah.

MERS kerap berkembang menjadi radang paru-paru. Penyakit ini memiliki resiko kematian yang tinggi karena tingkat kematian pada penderita MERS mencapai 40%. Orang-orang yang sebelumnya memiliki penyakit lain semisal kanker memiliki resiko kematian lebih tinggi saat terjangkit MERS.

COVID-19

Virus covid 19

Inilah penyakit yang belakangan ini sedang menghebohkan dunia. Penyakit COVID-19 disebabkan oleh varian virus SARS yang bernama SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan pada bulan Desember 2019 sebelum kemudian menyebar luas dan menjadi wabah berskala global seperti sekarang.

Virus penyebab COVID-19 diperkirakan awalnya berasal dari kelelawar sebelum kemudian menjangkiti manusia. Sejak kemunculannya, virus ini kemudian menjangkiti ribuan orang di seluruh dunia. Kota-kota besar di berbagai belahan dunia sampai menerapkan kebijakan karantina (lockdown) untuk membatasi penyebaran virus ini antar manusia.

Penyakit COVID-19 memiliki tingkat kematian 2,3% pada penderitanya. Meskipun terlihat rendah, COVID-19 tetap tidak bisa dipandang sebelah mata karena mereka yang terserang virus ini saat sebelumnya menderita gangguan kesehatan memiliki resiko jauh lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19.

Karena COVID-19 merupakan virus yang tergolong baru, belum ada pengobatan yang terbukti manjur untuk mengobati penyakit ini. Mereka yang awalnya terjangkit virus penyebab COVID-19 akan menampakkan gejala-gejala seperti batuk kering, demam, dan kesulitan bernapas. 

Dalam kasus yang parah, vius ini akan berkembang menjadi radang paru-paru yang berpotensi membunuh korbannya. Itulah sebabnya untuk sekarang, seseorang dianjurkan untuk menjaga jarak satu sama lain supaya mereka tidak mudah tertular. Orang-orang juga diharuskan mencuci tangannya secara berkala supaya virus yang tidak sengaja menempel di tangan bisa lenyap.

referensi :
https://www.livescience.com/56598-deadliest-viruses-on-earth.html
https://www.cdc.gov/sars/about/faq.html
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hantavirus-pulmonary-syndrome/symptoms-causes/syc-20351838
https://www.verywellhealth.com/what-is-h1n1-swine-flu-770496
https://www.alodokter.com/mers