Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Facebook Berencana Menciptakan Mesin Pembaca Pikiran

Bagi mereka yang hobi menjelajahi internet, memiliki akun Facebook ibarat menjadi kewajiban tak tertulis. Pasalnya Facebook memudahkan seseorang untuk bertukar informasi dengan orang lain kendati orang tersebut tinggal di luar pulau atau bahkan negara lain. Banyaknya halaman dan grup hobi yang bertebaran di Facebook juga memudahkan seseorang untuk mencari tempat yang cocok dengan minatnya.

Namun semakin banyaknya pengguna Facebook di lain pihak juga berdampak pada semakin banyaknya kontroversi yang menimpa raksasa media sosial tersebut. Beberapa bulan lalu misalnya, Facebook menerima banjir kecaman karena ketahuan menjual data pribadi para penggunanya kepada para pemasang iklan. Sahabat anehdidunia.com facebook juga dianggap kurang tegas saat ada sejumlah oknum yang memanfaatkan Facebook untuk menyebarkan hoax dan kebencian berbau SARA.

Banjir kontroversi tersebut nampaknya tak membuat Facebook merasa kendur. Perusahaan tersebut memilih untuk terus maju sambil melakukan inovasi demi beradaptasi dengan perkembangan zaman. Salah satu inovasi yang coba diciptakan oleh Facebook adalah perangkat yang bisa membaca pikiran penggunanya.

Ya, anda tidak salah baca. Facebook memang memiliki niat membangun mesin tersebut. Hal tersebut bahkan sudah dikonfirmasi oleh Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook sendiri saat mengisi dialog di Universitas Harvard pada bulan Februari 2019 lalu dalam rangka diskusi tahunan mengenai peran teknologi bagi masyarakat.

Dalam dialog berdurasi dua jam yang dilakukan di hadapan para mahasiwa dan Profesor Jonathan Zittrain, Zuckerberg pada awalnya membuat perumpamaan kalau Facebook ibarat kawasan perkotaan yang ditempati oleh 2 milyar penduduk. Jumlah yang kurang lebih setara dengan sepertiga total penduduk dunia.

Zuckerberg kemudian menjelaskan kepada Zittrain kalau Facebook berencana menciptakan badan pengadilannya sendiri. Ia memaparkan kalau badan tersebut nantinya memiliki tugas menangani masalah dan pertanyaan rumit yang muncul di dalam Facebook.

Zuckerberg bahkan menjelaskan kalau badan tersebut nantinya bakal memiliki wewenang yang ada di luar kendalinya. Dengan kata lain, apapun keputusan yang dikeluarkan oleh badan tersebut terkait suatu topik, maka Zuckerberg tidak bisa melakukan apa-apa untuk membatalkannya. 

Sesudah menjelaskan hal tersebut, barulah Zuckerberg mengungkapkan rencana inovasi terbesarnya: menciptakan perangkat yang bisa membaca pikiran penggunanya. Ia juga membocorkan kalau rencana tersebut sudah memasuki tahap penelitian.

Pengganti Tombol Ponsel dan Komputer
Pengganti Tombol Ponsel dan Komputer
ilustrasi Pengganti Tombol Ponsel dan Komputer via suara.com
Menurut penjelasan Zuckerberg, alasan kenapa perusahaannya mengembangkan mesin pembaca pikiran adalah untuk memudahkan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh setiap orang. Jika perangkat ini sudah jadi, maka orang yang bersangkutan tidak perlu lagi repot-repot menggunakan tombol di keyboard ataupun layar ponsel.

Sebagai gantinya, orang tersebut bisa melakukan apapun hanya dengan bermodalkan pikirannya. Sebagai contoh, saat sedang menyetir di jalanan, maka pesan berisi panduan menyetir akan muncul di hadapannya. Contoh lain, saat seseorang hendak menata ruangan di rumahnya, ia bisa membuat proyeksi perabotan sambil yang hendak dimasukkan dan kemudian memilah-milah tempat yang cocok. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, tim insinyur Facebook kini tengah mengembangkan alat khusus yang bentuknya menyerupai topi untuk dipasang dikepala. Alat tersebut nantinya bakal memindai aliran darah pada otak dan kemudian menggunakannya sebagai patokan untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh sang pemakai alat. Sahabat anehdidunia.com alat yang sama nampaknya kelak bakal disambungkan dengan semacam kacamata dan headset khusus.

Zuckerberg memaparkan kalau ilmuwan sekarang sudah bisa mengetahui isi pikiran manusia hanya dengan menganalisa pola gelombang neural atau sistem syarafnya. Sebagai contoh, dengan memeriksa pola aktivitas otak, ilmuwan bisa mengetahui apakah seseorang sedang memikirkan gajah atau jerapah. Zuckerberg lantas mencoba membawa konsep ini lebih jauh supaya orang bisa mengirimkan perintah kepada perangkat komputer hanya dengan memikirkannya. 

Pernyataan Zuckerberg tersebut tak pelak membuat orang-orang yang menghadiri dialognya merasa terhenyak. Bukan cuma karena teknologi tersebut begitu revolusioner. Tetapi juga karena adanya potensi pelanggaran privasi yang bisa terjadi jika perangkatnya benar-benar sudah dibuat. 

Terlebih lagi, Facebook beberapa bulan lalu sempat menjadi pusat sorotan karena dianggap menyalahgunakan informasi-informasi pribadi milik para penggunanya. Atau dalam skenario yang lebih parah, ada hacker yang entah bagaimana berhasil membobol jaringan data Facebook dan kemudian menyalahgunakan data yang berhasil dicurinya.

Memberi Kemudahan, atau Membawa Petaka?
perangkat komputer yang bisa membaca isi kepala pemakainya
ilustrasi perangkat komputer yang bisa membaca isi kepala pemakainya  via nasabamedia.com
Zuckerberg sendiri menyangkal kalau menciptakan perangkat komputer yang bisa membaca isi kepala pemakainya adalah hal yang berbahaya bagi privasi seseorang. Justru menurutnya, teknologi yang dikembangkannya bisa membantu memudahkan kehidupan seseorang.

“Dari cara saya melihat bagaimana cara kerja telepon di masa kini, serta bagaimana sistem komputer menjalankan tugasnya, bukan begitu caranya otak bekerja dan bagaimana kita hidup di dunia,” papar Zuckerberg. “Itulah salah satu alasan utama mengapa dalam jangka panjang saya sangat antusias terhadap proyek macam augmented reality (AR), karena AR memberi kita media untuk berpikir sebagaimana kita melakukan sesuatu di dunia.”

“Otak kita menghasilkan cukup data untuk menyaksikan 4 film berkualitas HD setiap detiknya. Masalahnya adalah metode untuk menyalurkan informasi yang ada di dalamnya ke dunia luar – perkataan – hanya bisa memindahkan data dengan jumlah yang sama dengan data yang bisa dipindahkan oleh modem era 1980-an,” kata Zuckerberg saat mengumumkan riset ini pada tahun 2017 lalu. 

“Kami sekarang tengah mengerjakan sebuah sistem yang bisa membuat anda mengetik hanya dengan memakai otak anda dengan kecepatan 5 kali lebih cepat dibandingkan saat anda harus mengetik lewat telepon. Nantinya, kami ingin menerapkan teknologi ini ke dalam suatu alat yang bisa dipakai oleh siapapun dan bisa diproduksi dalam jumlah besar,” jelasnya pada waktu itu.

Saat mengisi dialog di Harvard, Zuckerberg menegaskan kalau penelitian ini tidak akan membuat dirinya melupakan Facebook yang notabene sejak awal didirikan sebagai situs jejaring media sosial. “Saya rasa sedikit penelitian untuk teknologi masa depan adalah hal yang menarik,” ujarnya.

Kendati perangkat yang sedang dikembangkan tim ilmuwan Facebook tersebut memang masih dalam tahap riset, Facebook sendiri secara tidak langsung sudah bisa merangkum jalan pikiran seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang bergabung dalam grup pecinta kucing dan gemar membuat postingan bertema kucing, maka informasi tersebut bakal tersimpan di server Facebook dan mereka yang melihat informasinya bakal tahu kalau orang tersebut adalah pecinta kucing.

Facebook juga sudah menyisipkan algoritma atau bahasa pemrograman khusus untuk menyesuaikan minat penggunanya. Oleh karena itulah, jika seseorang gemar meninggalkan komentar di status dan grup yang fokus membahas hal-hal tertentu (misalnya soal penggemar kucing seperti contoh di atas), maka postingan-postingan yang bertema kucing akan lebih sering muncul di beranda akun Facebook miliknya. Dengan melihat hal tersebut, tidak berlebihan untuk menyebut kalau Facebook yang ada sekarang sudah bisa membaca pikiran penggunanya.

Namun seperti yang sudah disinggung di atas. Zuckerberg masih belum puas dan enggan berhenti di sana begitu saja. Ia tidak ingin piranti lunak yang dikembangkan perusahaannya hanya sekedar bisa membaca jalan pikiran seseorang. Ia ingin supaya piranti lunak barunya kelak juga bisa mengubah pikiran sebagai perpanjangan anggota tubuh seseorang. Sekaligus menciptakan suatu dunia baru di mana seseorang bisa menciptakan dunia di dalam pikirannya sendiri sebelum menerapkannya ke dunia nyata.

Akankah impian besar Zuckerberg tersebut bisa terwujud? Kita tunggu saja nanti. Yang pasti, sebelum ambisi besar tersebut bisa diwujudkan, untuk sekarang Zuckerberg harus fokus membenahi Facebook supaya hujan kontroversi yang menimpa situsnya tidak membuat para penggunanya beramai-ramai angkat kaki.

Sumber :
https://www.wired.com/story/zuckerberg-wants-facebook-to-build-mind-reading-machine/