Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Senjata Tajam Khas Indonesia Dengan Bentuk yang Unik

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keberagaman tertinggi di dunia. Hal tersebut juga tercermin pada senjata tradisionalnya. Banyaknya suku yang menghuni Indonesia lantas menyebabkan masing-masing suku memiliki senjata khasnya sendiri-sendiri. Baik yang fungsinya murni untuk membela diri hingga yang fungsinya dimaksudkan untuk menunjukkan status sosial dan keyakinan. Di Bali senjata tajam diupacarai saat hari Tumpek Landep filosofinya untuk memperingati ketajaman ilmu pengetahuan. Berikut ini adalah 5 contoh belati khas Indonesia yang memiliki bentuk unik dan tidak dapat dijumpai di belahan dunia lainnya.

Badik
badik
badik via karisnews.com
Badik adalah senjata belati khas Sulawesi Selatan. Apa yang membuat badik nampak unik jika dibandingkan dengan belati lainnya adalah senjata ini memiliki gagang pegangan yang bentuknya membengkok hingga nyaris 90 derajat. Bentuknya yang unik tersebut lantas membuat badik terlihat menyerupai pistol.

Badik memiliki peran yang amat penting bagi suku Bugis dan Makassar. Samapi-sampai ada ungkapan di masa lampau kalau seorang pria tidak akan dianggap sebagai orang Bugis jika ia tidak memiliki badik. Sultan Hasanuddin yang terkenal akan kegigihannya melawan VOC diketahui kerap menyisipkan badik di pinggangnya dalam berbagai kesempatan.

Penduduk Makassar di masa lampau juga mengenal prinsip kalau seorang pria harus selalu menjunjung 3 hal : ujung lidah, ujung kelamin, dan ujung badik. Ujung lidah maksudnya adalah seorang pria harus pandai berunding. Ujung kelamin maksudnya adalah seorang pria harus bisa memuaskan istrinya. Ujung badik maksudnya adalah seorang pria harus memiliki sifat pemberani dan tidak gentar.

Walaupun secara garis besar badik memiliki wujud yang serupa satu sama lain, badik juga memiliki ciri khasnya masing-masing. Sebagai contoh, badik luwu memiliki bilah pisau yang relatif lurus. 
Badik Makassar di lain pihak memiliki bilah pisau yang melebar di bagian bawahnya. Itulah sebabnya badik Makassar juga dikenal dengan nama badik Lompobattang yang berarti “berperut besar”.

Keris
keris
keris via news.detik.com
Rasanya tidak ada orang Indonesia yang tidak tahu akan keris. Pasalnya masing-masing daerah memiliki kerisnya masing-masing. Oleh karena itulah, keris pun memiliki bentuk, fungsi, dan teknik pembuatan yang amat beragam. Sebagai contoh, ada keris yang bentuknya lurus dan ada pula keris yang bilah tajamnya berkelok-kelok.

Dari sekian banyak keris yang sudah diketahui oleh manusia, mungkin tidak ada keris yang popularitasnya bisa mengalahkan keris Mpu Gandring. Pasalnya keris ini memiliki peranan yang sangat besar dalam sejarah Kerajaan Singasari di Jawa Timur.

Menurut kisahnya, Mpu Gandring adalah seorang pengrajin keris yang diminta membuatkan keris oleh Ken Arok. Namun karena Ken Arok sudah terlanjur tidak sabar, Ken Arok kemudian mengambil paksa keris tersebut dan menggunakannya untuk membunuh Mpu Gandring. 

Sebelum meninggal, Mpu Gandring sempat berseru kalau keris tersebut akan mengakhiri riwayat Ken Arok beserta keturunannya. Dan benar saja, setelah Ken Arok menggunakan keris tersebut untuk membunuh Akuwu Tumapel dan menikahi istrinya, Ken Arok kemudian dibunuh oleh orang suruhan putra Akuwu yang bernama Anuspati. Anuspati sendiri kemudian dibunuh oleh putra Ken Arok yang bernama Tohjaya, yang kemudian dibunuh oleh Ranggawuni.

Kisah menarik seputar keris ternyata bukan terbatas sampai di sana. Tidak banyak yang tahu kalau keris ternyata ada yang bahan pembuatnya berasal dari batuan luar angkasa atau meteorit. Menurut pakar keris yang bernama Basuki Teguh Yuwono, pengrajin keris di masa Majapahit sudah memiliki teknik khusus untuk mengenali bongkahan batu meteorit dan mengolahnya menjadi keris berkualitas tinggi.

Mandau
Mandau
Mandau via kalbar-1.blogspot.com
Mandau adalah senjata belati tradisional khas suku Dayak yang tinggal di Kalimantan. Secara sepintas, mandau memiliki bentuk yang tidak berbeda jauh dari golok atau parang biasa. Namun mandau biasanya dilengkapi motif ornamen khas Kalimantan pada bagian pegangan atau sarung senjatanya.

Walaupun nampaknya terbuat dari logam, bilah tajam mandau aslinya bukan terbuat dari logam biasa, melainkan dari batu mantikei yang banyak mengandung unsur besi. Berkat batu tersebut, mandau yang sudah selesai dibuat akan memiliki struktur yang kuat sekaligus tajaam. 

Hanya mandau tua atau buatan masa lalu yang menggunaakan mantikei sebagai bahan bakunya. Mandau yang dibuat di masa kini umumnya lebih banyak menggunakan besi. Mandau juga dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan pengrajin atau pemesannya.

Mandau juga memiliki reputasi yang kelam karena senjata ini di masa lampau konon kerap digunakan untuk memenggal kepala manusia. Di kalangan suku dayak, praktik memenggal kepala lawan dikenal dengan istilah ngayau. Praktik ngayau sudah tidak lagi dipraktikkan seiring dengan kemajuan zaman. Namun saat terjadi kerusuhan etnis di Sampit, praktik memenggal kepala sempat kembali marak terjadi di wilayah setempat.

Mandau konon juga memiliki sifat gaib yang membuatnya bisa terbang sendiri ke arah korbannya. Masyarakat tradisional Dayak meyakini kalau mandau yang sudah keluar dari sarungnya tidak boleh dimasukkan kembali sebelum berhasil memenggal leher korbannya. Itulah sebabnya mereka tidak akan sembarangan mengeluarkan mandau dari sarungnya jika tidak benar-benar terpaksa.

Karambit
Karambit
Karambit via kenifecenter.com
Jika dibandingkan dengan senjata-senjata tradisional yang sudah dijelaskan sebelumnya, karambit adalah yang terkecil. Pasalnya senjata yang bentuknya mirip celurit atau sabit ini ukurannya hanya sebesar telapak tangan orang dewasa.

Meskipun kecil, jangan sekali-sekali meremehkan senjata ini. Pasalnya ukuran karambit yang kecil justru menyebabkan penggunanya bisa menyerang korbannya secara bertubi-tubi tanpa bisa ditangkis. Supaya senjatanya tidak terlepas saat digunakan untuk bertarung, bagian pangkal karambit biasanya dilengkapi dengan cincin seukuran jempol.

Karambit sendiri aslinya merupakan senjata tradisional khas Minang, Sumatera Barat. Senjata ini merupakan senjata yang lazim dipelajari bagi mereka yang mendalami bela diri pencak silat.

Menurut legenda, karambit memiliki bentuk yang melengkung karena desain senjata tersebut terinspirasi dari cakar harimau. Berkat bentuknya yang melengkung dan ukurannya yang kecil, karambit bisa digunakan untuk memotong, menyayat, hingga menusuk. Namun di lain pihak, ukuran karambit yang kecil menyebabkan senjata ini memiliki jangkauan serang yang terbatas.

Kujang
Kujang
Kujang via kebudayaan.kemendikbud.go.id
Jika dibandingkan dengan senjata-senjata belati lainnya, rasanya tidak ada yang bentuknya seunik kujang. Seperti belati pada umumnya, kujang terbagi menjadi bagian pegangan dan bagian bilah yang tajam. Apa yang membuat kujang begitu unik adalah bagian bilahnya memiliki bentuk yang lebar dan melengkung.

Kujang sendiri aslinya merupakan senjata tradisional khas Sunda. Senjata ini konon sudah ada sejak abad ke-9. Lalu seperti halnya karambit, kujang juga merupakan senjata yang banyak dipelajari oleh mereka yang mendalami pencak silat. Kujang memiliki bentuk yang beragam, namun umumnya panjang kujang tidak sampai 30 cm.

Berdasarkan bentuk bilah pisaunya, kujang bisa digolongkan menjadi beberapa macam. Misalnya kujang jago (kujang yang bilah pisaunya berbentuk menyerupai ayam jantan), kujang ciung (bentuk bilahnya menyerupai burung ciung), kujang kuntul (bentuk bilahnya menyerupai burung kuntul yang nampak seperti bangau), kujang badak, hingga kujang naga.

Menurut manuskrip Jawa yang berasal dari abad ke-16, kujang merupakan senjata yang lazim digunakan oleh kalangan petani. Ukurannya yang ringkas dan fungsinya yang serba guna menyebabkan senjata ini banyak digunakan oleh kalangan petani setempat. Kujang sendiri diperkirakan merupakan hasil pengembangan dari senjata tradisional lain yang bernama kudi.

Sumber :
https://pesonaindonesia.kompas.com/read/2019/04/24/155948127/mengenal-mandau-senjata-tradisional-suku-dayak
https://www.viva.co.id/arsip/362455-keris-berbahan-meteorit-bagaimana-cara-deteksinya
https://id.wikipedia.org/wiki/Keris
https://id.wikipedia.org/wiki/Ngayau
https://sulsel.idntimes.com/news/indonesia/abdurrahman/mengenal-sejarah-dan-ragam-badik-khas-sulawesi-selatan/3
https://www.karambit.com/faq
https://en.wikipedia.org/wiki/Kujang_(weapon)