Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hewan Beracun Ini Dijadikan Makanan di Indonesia

Kehidupan di alam liar penuh dengan kegiatan memakan dan dimakan. Itulah sebabnya masing-masing hewan memiliki teknik pertahanan diri untuk menjaga kelangsungan hidupnya, misalnya dengan menggunakan racun. Namun keberadaan racun tidak lantas membuat hewan tersebut benar-benar dijauhi oleh manusia. Berikut ini adalah 5 contoh hewan laut beracun yang ternyata banyak dikonsumsi di Indonesia.

Baronang
Baronang
Baronang via dunia-perarian.com
Indonesia merupakan negara kepulauan. Jadi adalah hal yang amat wajar jika kemudian banyak ikan yang ditangkap untuk diolah sebagai makanan. Baronang adalah contoh dari ikan laut yang banyak ditangkap oleh nelayan dan pemancing.

Dari segi penampilan, baronang memiliki penampilan yang serupa dengan ikan mujair. Namun jika mujair hanya dapat hidup di air tawar, maka ikan baronang hanya dapat ditemukan di laut. Baronang juga memiliki sisik yang warnanya nampak lebih mencolok dan berwarna warni jika dibandingkan dengan ikan mujair yang biasanya berwarna gelap.

Perbedaan lain dari ikan baronang dengan mujair adalah baronang memiliki duri yang beracun pada bagian sirip punggungnya. Oleh karena itulah baronang harus diperlakukan dengan amat hati-hati begitu sampai berhasil ditangkap. 

Jika seseorang sampai tertusuk duri baronang yang beracun, maka orang tersebut akan menampakkan gejala-gejala keracunan seperti mual, demam, hingga kram otot. Jika racun yang masuk ke dalam tubuh berjumlah banyak, dampak yang ditimbulkan oleh racun tersebut bisa berlangsung hingga berhari-hari lamanya.

Racun baronang yang ada pada bagian duri siripnya, sementara dagingnya sendiri tidak mengandung racun. Jadi begitu duri baronang yang beracun sudah disingkirkan, ikan ini bisa disantap dengan aman oleh manusia. 

Kerang Darah
Kerang Darah
Kerang Darah via ilmubudidaya.com
Kerang adalah nama dari hewan air yang terkenal berkat cangkangnya yang keras dan bisa membuka serta menutup layaknya peti. Fungsi dari cangkang tersebut adalah untuk melindungi daging kerang yang lunak. Daging itulah yang bisa dimakan oleh manusia. Berkat rasanya yang lezat, kerang pun banyak dicari dan dibudidayakan oleh manusia.

Salah satu contoh kerang yang banyak dikonsumsi oleh manusia adalah kerang darah (Anadara granosa). Kerang tersebut memperoleh nama demikian karena warna dagingnya yang berwarna jingga hingga kemerahan layaknya darah. 

Warna merah itu sendiri berasal dari hemoglobin, zat yang juga dapat ditemukan pada sel darah merah manusia. Fungsi dari hemoglobin adalah untuk membantu mengikat oksigen. Karena kerang darah memiliki kadar hemglobin yang tinggi, kerang darah pun bisa hidup di perairan dengan kadar oksigen yang tidak stabil.

Meskipun kerang ini memiliki rasa yang lezat dan banyak dijual di pasaran, kerang darah ternyata tergolong sebagai makanan laut yang berbahaya. Bukan karena kerang ini menghasilkan racun, melainkan karena kerang ini banyak mengandung kuman penyakit yang berbahaya bagi manusia. Mulai dari kuman penyebab hepatitis, tifus, hingga disentri. Selain kuman penyakit, kerang merah juga mengandung senyawa logam berat.

Banyaknya kuman yang terdapat dalam kerang darah tidak lepas dari pola hidup hewan yang bersangkutan. Kerang darah hidup dengan cara diam di dasar perairan sambil menghisap air dan sari-sari makanan yang ada di dalamnya. Jika perairan tempatnya tercemar oleh limbah atau kuman penyakit, maka kerang merah tersebut akan ikut terkontaminasi oleh komponen berbahaya tadi.

Meskipun begitu, bukan berarti kerang darah lantas tidak bisa dikonsumsi sama sekali. Sebelum dimasak, kerang sebaiknya dicuci dan direndam dulu supaya benar-benar bersih dari limbah. Kemudian supaya lebih aman, jika kerang darah yang hendak dijual ke pasaran sebaiknya hanyalah kerang darah yang dipanen dari perairan bersih dan jauh dari kawasan padat penduduk.

Ular Kobra
Ular Kobra
Ular Kobra via megapolitan.okezone.com
Siapa yang tidak kenal ular kobra? Ular ini terkenal sebagai salah satu ular paling ditakuti manusia berkat racun yang dimilikinya. Racun tersebut berada pada taring atas mulutnya. Dengan racun itulah, ular kobra bisa melumpuhkan mangsanya sekaligus melindungi diri. Bukan hanya itu, beberapa spesies kobra bahkan diketahui bisa meludahkan racunnya dari jarak jauh.

Selain racunnya, ular kobra juga terkenal karena hewan ini memiliki kebiasaan mengangkat bagian depan tubuhnya sambil merentangkan tudung kepalanya saat merasa terancam. Penampilannya tersebut lantas membuat siapapun merasa gentar saat harus berhadapan langsung dengan ular kobra.

Meskipun berbahaya, hal tersebut tidak lantas membuat ular ini benar-benar dijauhi oleh manusia. Ular kobra ternyata banyak diburu untuk dijadikan sate dan abon! Pasalnya daging ular ini dipercaya bisa menyembuhkan aneka macam penyakit seperti gatal-gatal dan diabetes. Daging empedu ular kobra juga diyakini bisa menambah vitalitas orang yang memakannya.

Suhendi adalah seorang pria asal Tangerang yang sudah berprofesi sebagai pedagang sate kobra sejak tahun 2003. Menurut pengakuannya, dalam sehari ia bisa mengolah 20 ekor ular kobra jika warungnya kebetulan sedang ramai.

Sembilang
Sembilang via ilmukelautanperikana.blogspot.com
Sembilang adalah nama dari sejenis ikan yang penampilannya bakal mengingatkan kita akan ikan lele. Pasalnya seperti halnya ikan lele, sembilang memiliki kumis panjang di sekeliling mulutnya. Namun tidak seperti lele yang habitatnya ada di air tawar, sembilang adalah ikan laut yang habitatnya berada di kawasan pantai dan muara.

Layaknya ikan lele, ikan sembilang juga banyak dicari untuk dijadikan makanan. Namun menangkap sembilang sendiri bukanlah hal yang bisa dilakukan secara serampangan. Sebabnya adalah ikan ini memiliki patil atau duri sirip yang beracun.

Jika seseorang sampai tertusuk oleh patil ikan sembilang, maka orang tersebut bisa mengalami demam hebat dan kejang-kejang. Tidak main-main, dampak yang ditimbulkan oleh racun tersebut bisa berlangsung hingga berhari-hari lamanya.

Racun ikan sembilang sendiri mudah terurai ketika terkena suhu tinggi. Jadi ketika seseorang tidak sengaja tertusuk patil sembilang, maka bagian yang tertusuk tersebut sebaiknya segera direndam dalam air yang bersuhu agak panas selama setengah jam atau lebih. Sesudah itu, korban patil sembilang sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Ubur-Ubur
Ubur-Ubur
Ubur-Ubur via mongabay.co.id
Mungkin banyak dari anda yang bakal langsung mengerutkan kening saat membaca bagian ini. Ubur-ubur dijadikan makanan? Pasalnya ubur-ubur sudah sejak lama dikenal sebagai hewan yang ditakuti oleh manusia akibat racun yang dimilikinya. 

Racun ubur-ubur terdapat di bagian tentakelnya. Fungsi dari racun ini adalah untuk melumpuhkan hewan kecil yang menjadi mangsa ubur-ubur. Jika seseorang sampai terkena tentakel ubur-ubur, maka orang tersebut bakal merasakan perih dan gatal-gatal. Ubur-ubur yang sudah mati sebaiknya juga tidak disentuh karena racun ubur-ubur bakal tetap aktif meskipun hewannya sudah mati.

Hal tersebut nyatanya tetap tidak menyurutkan niat manusia untuk mengkonsumsi ubur-ubur. Pasalnya mengkonsumsi daging ubur-ubur secata teratur dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan paru-paru, jantung, serta kulit.

Di Indonesia, hidangan berbahan ubur-ubur memang tergolong masih kalah populer jika dibandingkan dengan hidang laut lainnya seperti lobster atau ikan laut. Namun kalah populer bukan berarti sepi peminat sama sekali. Warung-warung makanan laut yang terletak di Pantai Ngandong, Yogyakarta, diketahui menyediakan ubur-ubur asam pedas sebagai bagian dari menunya.

Satu porsi hidangan ubur-ubur dijual dengan harga 140 ribu rupiah. Harga tersebut bisa berubah-ubah tergantung dari ketersediaan pasokan bahan baku. Jika anda penasaran dan kebetulan sedang berwisata ke pantai selatan Yogyakarta, tidak ada salahnya anda mampir sejenak untuk mencicipi hidangan unik ini.

Sumber : 
https://www.boombastis.com/ikan-sembilang-beracun/95046
https://www.merdeka.com/gaya/cara-memasak-kerang-agar-aman-dan-enak-dikonsumsi-kln.html
https://intisari.grid.id/read/03105617/kerang-darah-makanan-lezat-namun-juga-berbahaya?page=all
https://money.kompas.com/read/2019/12/25/150319226/panen-kobra-bawa-berkah-bagi-pedagang-kuliner-sate-ular
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4826385/mitos-mitos-daging-kobra-obat-gatal-hingga-pembangkit-keperkasaan-pria
https://pulauseribu-resorts.com/?p=7153
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/psra4p383/menikmati-menu-uburubur-di-pantai-ngandong-gunungkidul
https://food.detik.com/info-kuliner/d-4972862/tak-banyak-yang-tahu-ubur-ubur-bisa-dimakan-dan-kaya-nutrisi