Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Makanan Beracun yang Banyak Disantap di Indonesia

Makanan adalah bagian dari kebutuhan pokok manusia. Jika tidak ada makanan, maka manusia tidak akan bisa hidup. Namun jika makanan tersebut beracun, maka justru manusia tersebut bisa terancam kehilangan nyawanya. 

Meskipun begitu, hal tersebut tetap tidak mengurungkan niat sejumlah orang untuk tetap menjajal makanan tersebut kendati makanannya beresiko membahayakan orang yang memakannya. Berikut ini adalah 5 makanan beracun yang banyak dikonsumsi di Indonesia.

1. Ular Kobra
daging Ular Kobra
daging Ular Kobra via tuguwisata.com
Jika diminta menyebutkan nama ular yang beracun, maka kobra bakal menjadi salah satu nama yang bakal disebut. Wajar saja, pasalnya selain dikenal dengan racunnya yang berbahaya bagi manusia, ular ini juga memiliki semacam tudung pada kepalanya. 

Pemandangan di mana ular kobra mengangkat bagian depan tubuhnya sambil merentangkan tudungnya tak pelak bakal membuat siapapun merasa ngeri ketika harus berhadapan langsung dengan ular kobra. Sejumlah spesies ular kobra bahkan diketahui bisa meludahkan racunnya ke arah musuh.

Biarpun berbahaya, ternyata ular kobra juga banyak dicari oleh manusia untuk dimakan! Alasannya adalah karena daging ular kobra dipercaya bisa mengobati diabetes dan penyakit kulit, sementara empedu dan darahnya diyakini bisa menambah gairah seksual. 

Meskipun belum ada bukti ilmiah untuk menunjang keyakinan tersebut, nyatanya hal tersebut tidak membuat orang-orang mengurungkan niatnya untuk memakan ular kobra. Biasanya kobra dimakan dengan cara disate atau diolah menjadi abon. 

Suhendi salah satunya. Pria asal Tangerang ini mengaku sudah berjualan sate ular kobra sejak tahun 2003. Bisnisnya hampir tidak pernah sepi pembeli. Saat sedang ramai, Suhendi mengaku bisa mengolah hingga 20 ekor ular kobra per harinya. 

2. Kacang Mete
Kacang Mete
Kacang Mete via deherba.com
Jambu mete atau jambu monyet adalah sejenis buah jambu yang mudah dikenali dengan melihat adanya kacang yang menggantung di bagian bawah buahnya. Kacang itulah yang dikenal dengan nama mete. Kalau di negara-negara berbahasa Inggris, kacang mete lebih dikenal dengan nama “cashew”.

Jambu mete sendiri aslinya merupakan tanaman yang berasal dari Brazil. Dari sana, jambu mete kemudian menyebar ke seluruh dunia dan ditanam di berbagai tempat, termasuk di Indonesia. Sebanyak lebih dari separuh produksi jambu mete di seluruh dunia berasal dari negara Vietnam, India, dan Pantai Gading.

Karena kacang mete begitu banyak diproduksi dan diperdagangkan untuk diolah sebagai makanan, cukup mencengangkan untuk mengetahui kalau kacang mete aslinya merupakan tanaman yang beracun. Saat masih menempel pada buahnya, kacang mete diselubungi oleh getah yang beracun. 

Jika sampai terpapar pada kulit manusia, getah tersebut bisa menimbulkan gatal-gatal dan radang. Namun untungnya, seseorang tetap bisa mengkonsumsi kacang mete dengan aman jika bijinya dibersihkan hingga getahnya hilang.

Bagi orang-orang tertentu, kacang mete juga bisa menimbulkan alergi yang dampaknya bervariasi. Namun jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya, jumlah orang yang memiliki alergi terhadap kacang mete tergolong lebih rendah.

3. Singkong
Singkong
Singkong via wartakota.tribunnews.com
Siapa yang tidak tahu singkong? Tanaman ini merupakan tanaman yang sangat akrab bagi banyak orang karena tanaman ini bisa menjadi sumber karbohidrat alternatif selain nasi. Singkong sendiri aslinya adalah bagian akar tanaman yang membengkak karena akar tersebut menjadi tempat untuk menyimpan cadangan makanan. 

Di sejumlah tempat di Pulau Jawa, singkong banyak dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Akibat seringnya umbi ini dikonsumsi oleh manusia, mungkin anda tidak akan menyangka kalau tanaman ini aslinya mengandung racun.

Racun yang dikandung oleh singkong juga bukan sembarang racun karena racunnya adalah sianida, racun yang bisa menyebabkan manusia meninggal dunia. Dalam kasus-kasus kriminal, racun sianida diketahui kerap digunakan oleh sejumlah oknum untuk membunuh korbannya secara diam-diam.

Singkong sendiri menghasilkan sianida dalam wujud senyawa glikosida sianogenik yang bernama linimarin. Saat masih berada di alam, senyawa tersebut aslinya tidaklah berbahaya. Namun jika senyawa tersebut sampai masuk ke dalam tubuh manusia, proses perombakan memakai enzim yang terjadi dalam tubuh manusia bakal mengubah senjawa tersebut menjadi hidrogen sianida yang amat beracun.

Racun sianida bekerja dengan cara menghambat enzim dalam mitokondria – semacam organ mini dalam sel tubuh – yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Akibatnya, seseorang yang mengalami keracunan sianida akan mengalami kesulitan bernafas dan bisa meninggal akibat tercekik.

Mereka yang gemar mengkonsumsi singkong sendiri paham akan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh racun sianida dalam singkong. Oleh karena itulah, mereka yang tinggal di Yogyakarta memiliki trik khusus untuk mengatasi hal tersebut.

Singkong yang kadar racunnya sangat tinggi biasanya tangkainya berwarna amat merah. Kemudian jika kulitnya dikelupas, kulitnya tidak berwarna putih, melainkan merah. Supaya racunnya benar-benar menghilang, singkong yang sudah dikupas harus direndam dulu selama beberapa jam sebelum kemudian direbus.

4. Baronang
Baronang
Baronang via warta.pancing.blogspot.com
Baronang adalah nama dari sejenis ikan yang penampilannya serupa dengan ikan mujair. Namun tidak seperti mujair yang hidup di air tawar, baronang adalah ikan yang hidup di laut. Kemudian jika mujair umumnya memiliki warna sisik yang gelap dan monoton, maka baronang memiliki sisik berwarna keperakan yang lebih berwarna warni.

Baronang sendiri bukanlah ikan yang asing bagi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir. Masing-masing daerah bahkan memiliki nama sebutannya sendiri-sendiri untuk ikan ini. Di Kepulauan Seribu contohnya, ikan ini dikenal dengan nama kea-kea. Di Jawa Tengah, ikan baronang dikenal oleh warga lokal sebagai biawas. Kalau di Maluku, nelayan setempat menyebut ikan ini sebagai samadar.

Ikan baronang banyak ditangkap oleh nelayan karena ikan ini memiliki rasa daging yang lezat. Meskipun begitu, baronang adalah ikan yang harus diperlakukan dengan amat hati-hati begitu berhasil ditangkap. Pasalnya ikan ini memiliki duri sirip yang beracun. 

Jika seseorang sampai tertusuk oleh duri sirip baronang, maka orang tersebut bakal merasa demam, kram, dan mual. Dampak yang ditimbulkan oleh racun ikan baronang terhadap manusia bisa berlangsung hingga berhari-hari lamanya. Untungnya, daging ikan baronang sendiri tidak mengandung racun sehingga ikan ini bisa dikonsumsi dengan aman begitu duri siripnya dibuang. 

5. Tempe Bongkrek
Tempe Bongkrek
Tempe Bongkrek via bisnisusahaonline.com
Jika bicara soal makanan beracun khas Indonesia, maka rasanya tidak ada yang seterkenal tempe bongkrek. Pasalnya sudah begitu banyak kasus orang meninggal dunia gara-gara keracunan tempe bongkrek. Pada tahun 1978 misalnya, sebanyak lebih dari 500 orang di Banyumas pernah mengalami keracunan tempe bongkrek. Sebanyak 24 di antara mereka bahkan sampai harus kehilangan nyawanya.

Tempe bongkrek dibuat dari campuran kacang kedelai, ampas tahu, dan ampas kelapa. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Belanda, racun yang ditimbulkan oleh tempe bongkrek diketahui berasal dari bakteri Sedomonas coccoveneans yang menghasilkan senyawa asam bongkrek yang beracun.

Maraknya kasus keracunan hingga meninggal dunia yang ditimbulkan oleh tempe bongkrek menyebabkan makanan ini dilarang untuk dibuat maupun dijualbelikan. Seorang pembuat tempe bongkrek bahkan pernah ditangkap dan dihukum penjara selama 3 tahun gara-gara tempe bongkrek yang dibuatnya menyebabkan puluhan orang meninggal dunia akibat keracunan.

Meskipun begitu, tempe bongkrek tidak lantas menghilang dari peredaran. Pasalnya tempe ini dinilai memiliki rasa yang gurih dan harga yang murah sehingga tempe ini tetap memiliki peminat. Upaya untuk membuat tempe bongkrek yang bebas dari racun juga sejauh ini belum berhasil dilakukan karena tempe bongkrek yang bebas dari racun ternyata malah memiliki rasa yang hambar.

Sumber :
https://intisari.grid.id/read/0349719/jambu-mete-memiliki-getah-yang-beracun
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3115517/racun-sianida-juga-ada-di-singkong-mengapa-tidak-bikin-keracunan
https://www.honestdocs.id/keracunan-singkong
https://www.honestdocs.id/manfaat-kacang-mete
https://money.kompas.com/read/2019/12/25/150319226/panen-kobra-bawa-berkah-bagi-pedagang-kuliner-sate-ular
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4826385/mitos-mitos-daging-kobra-obat-gatal-hingga-pembangkit-keperkasaan-pria
https://majalah.tempo.co/read/kesehatan/54560/bongkrek-sedap-ada-racunnya?hidden=login
https://pulauseribu-resorts.com/?p=7153