Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengingat Peristiwa Kecelakaan Tragis di Bidang Konstruksi Bangunan

Di bidang konstruksi bangunan, kecermatan adalah hal yang amat penting. Pasalnya satu kecerobohan saja bisa berdampak fatal bagi mereka yang sedang berada di bangunan tersebut. Peristiwa-peristiwa di bawah ini menunjukkan bagaimana berbahayanya dampak yang bisa timbul ketika ada cacat pada bangunan atau peralatan penunjangnya.

Ledakan di Kilang Minyak Deepwater Horizon
Ledakan di Kilang Minyak Deepwater Horizon
Ledakan di Kilang Minyak Deepwater Horizon via internasional.kompas.com
Tahun 2010 merupakan tahun kelabu bagi industri minyak AS. Pasalnya di tahun tersebut, terjadi salah satu insiden bencana lingkungan terburuk yang pernah ada. Dalam insiden tersebut, kilang minyak milik perusahaan BP yang terletak di perairan Teluk Meksiko mengalami kebocoran sehingga gas alam yang ada di bawahnya merembes ke atas.

Insiden tragis ini bermula ketika pada suatu malam, terjadi letupan pada cadangan gas alam yang kemudian menjalar hingga ke atas kilang minyak. Sahabat anehdidunia.com sesampainya di atas, gas tersebut kemudian meledak dan menimbulkan kebakaran hebat. Sebanyak 11 orang pekerja di kilang minyak tewas akibat peristiwa tersebut, sementara 17 lainnya mengalami luka-luka.

Akibat kebakaran hebat yang melanda kilang minyak, kilang tersebut perlahan-lahan roboh dan akhirnya tenggelam. Insiden ini sebenarnya bisa dicegah karena kilang minyak tersebut dilengkapi dengan katup otomatis pencegah ledakan (blowout preventer). Namun saat insiden terjadi, katup tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Yang ironis, insiden ini ternyata bukanlah insiden pertama yang menimpa BP. Sebelumnya, kilang minyak lain milik BP yang terletak di Laut Kaspia juga pernah mengalami masalah serupa karena material yang digunakan untuk menyumbat saluran mengandung campuran nitrogen.

Menurut taksiran pemerintah AS, sebanyak 60.000 barrel minyak mentah terbuang setiap harinya saat kilang minyak di Teluk Meksiko masih berdiri. Namun dampak negatif terbesar dari insiden ini rusaknya ekosistem di sekitar lokasi kebocoran. 

Sebanyak 800.000 ekor burung dan 65.000 penyu diperkirakan tewas akibat keracunan minyak. Dampaknya, sebanyak 12.000 warga sekitar harus kehilangan pekerjaannya untuk sementara waktu akibat pencemaran. Kendati upaya pembersihan sisa-sisa tumpahan minyak sudah dilakukan, sebanyak 20 persen dari tumpahan tersebut diperkirakan ada yang tenggelam dan kemudian meracuni hewan-hewan di dasar laut.

Robohnya Alat Berat Bangunan di Mekkah
Robohnya Alat Berat Bangunan di Mekkah
Robohnya Alat Berat Bangunan di Mekkah
Pada tanggal 11 September 2015, sebuah insiden memilukan terjadi di kota suci Mekkah, Arab Saudi. Sebuah crane atau alat berat roboh ke Masjid Agung Mekkah yang saat itu masih dipadati oleh jemaah. Akibatnya, sebanyak 111 orang pun menjadi korban tewas. Saat insiden ini terjadi, ada lebih dari 400 orang yang sedang berada di dalam masjid.

Insiden ini tak pelak menarik perhatian masyarakat seluruh dunia. Foto-foto yang menampilkan lokasi ambruknya crane beserta para korban yang bersimbah darah menyebar dengan cepat di media sosial.

Faktor alam ditengarai menjadi penyebab utama insiden ini. Pasalnya sebelum peristiwa naas ini terjadi, Mekkah dilanda hujan deras dan angin kencang yang kecepatannya mencapai 80 km/jam. Sahabat anehdidunia.com fenomena alam yang tergolong amat langka mengingat wilayah Arab Saudi didominasi oleh gurun pasir.

Meskipun faktor alam memiliki peran besar atas insiden ini, pemerintah Arab Saudi tetap menganggap kalau kelalaian manusia ikut terlibat dalam peristiwa ini. Pasalnya insiden ini dianggap tidak akan terjadi jika crane tersebut dibongkar saat sedang tidak digunakan.

Atas dasar itulah, sebanyak 14 orang kemudian diadili oleh pengadilan Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi juga memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama dengan Bin Laden Group, perusahaan konstruksi pemilik crane dalam insiden ini. Perusahaan yang sama juga diperintahkan untuk membayar uang ganti rugi kepada keluarga korban tewas dan yang mengalami cedera berat.

Ambruknya Pusat Perbelanjaan di Dhaka
Ambruknya Pusat Perbelanjaan di Dhaka
Ambruknya Pusat Perbelanjaan di Dhaka via voaindonesia.com
Dari sekian banyak peristiwa bangunan roboh yang merenggut korban jiwa, peristiwa runtuhnya Rana Plaza di Bangladesh adalah salah satu yang paling berdarah. Bagaimana tidak, dalam insiden ini, sebanyak 1.134 dilaporkan tewas akibat tertimbun hidup-hidup dalam bangunan.

Peristiwa runtuhnya Rana Plaza terjadi pada tanggal 24 April 2013 pagi hari. Saat bangunan tersebut roboh, bangunan 5 lantai tersebut sedang dipadati oleh ribuan orang. Akibat banyaknya orang yang sedang berada di lokasi dan banyaknya puing-puing bangunan di lokasi kejadian, proses evakuasi para korban berjalan hingga tanggal 13 Mei.

Saat proses evakuasi dihentikan, sebanyak 2.500 orang berhasil dikeluarkan dari bawah reruntuhan bangunan. Proses investigasi pun kemudian dilakukan untuk mencari tahu penyebab runtuhnya pusat perbelanjaan ini.

Penyelidikan mendalam menemukan kalau insiden ini terjadi akibat tindakan ceroboh pemerintah kota dalam memberikan izin supaya bangunan tersebut diberi lantai tambahan. Bukan hanya itu, lantai atas bangunan juga menggunakan bahan baku yang kurang memadai dan tidak memperhatikan aspek-aspek konstruksi.

Pemilik bangunan juga memasang generator listrik di lantai atas supaya bangunannya bisa tetap beroperasi saat terjadi mati listrik. Sebagai akibatnya, lantai atas bangunan harus menahan beban yang terlalu besar. Bahkan ada laporan kalau setiap kali generator dinyalakan, bangunan akan terasa bergetar.

Sehari sebelum insiden naas ini terjadi, dinding dan lantai bangunan nampak retak-retak. Namun pemilik bangunan menolak perintah untuk menutup sementara bangunan ini meskipun pakar yang diundang untuk memeriksa kerusakan tersebut menyatakan kalau bangunan ini sudah tidak lagi aman. Sikap keras kepalanya pada akhirnya harus berujung pada tewasnya ribuan orang secara tragis.

Robohnya Apartemen di Shanghai 
Robohnya Apartemen di Shanghai
Robohnya Apartemen di Shanghai via waroengbundawaa.blogspot.com
Peristiwa robohnya bangunan bertingkat bukanlah hal yang aneh. Namun peristiwa yang terjadi di Shanghai, Cina, ini terbilang aneh. Sebabnya adalah saat roboh, bangunan ini berada dalam kondisi nyaris utuh. Seolah-seolah bangunan ini adalah pohon yang baru saja ditebang di bagian bawahnya.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Juni 2009. Bangunan yang mengalami musibah ini diketahui sebagai bangunan berlantai 13 yang sedang berada dalam proses pembangunan. Gedung ini dibangun sebagai bagian dari kompleks apartemen Lotus Riverside. Akibat robohnya bangunan ini, 1 orang pekerja dilaporkan tewas.

Sebanyak 9 orang kemudian diinterogasi oleh polisi untuk mencari tahu apakah ada faktor kelalaian manusia di balik peristiwa ini. Uniknya, karena bangunan ini nampak seperti mainan yang teronggok, lokasi terjadinya insiden ini sempat ramai dikunjungi oleh sejumlah wisatawan.

Hasil penyelidikan oleh petugas pemerintah lantas menemukan kalau bangunan ini runtuh akibat adanya perbedaan tekanan pada tanah yang terletak di kedua sisi bangunan. Saat pembangunan dilakukan, sebuah garasi bawah tanah sedalam 4,6 meter dibangun di sisi selatan bangunan.

Namun di sisi bangunan yang sebaliknya, terdapat gundukan tanah setinggi 10 meter. Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan tanah di kedua sisi bangunan sehingga bangunan roboh dalam posisi terguling. Pihak pengembang dilaporkan sengaja tidak membuang gundukan tanah tersebut karena ingin menghemat anggaran.

Dugaan kalau peristiwa ini terjadi akibat maraknya praktik korupsi dan suap di Cina lantas merebak karena izin pembangunan yang dimiliki oleh perusahaan pengembang ternyata sudah kadaluarsa sejak tahun 2004. Sejumlah pemilik saham di perusahaan tersebut diketahui berstatus sebagai pejabat lokal.

Referensi :
https://listverse.com/2018/10/06/10-tragedies-due-to-construction-related-faults/
https://www.dw.com/en/saudi-arabia-tries-14-over-mecca-crane-collapse/a-19468884
https://www.chinadaily.com.cn/china/2009-07/03/content_8376126.htm