4 Cryptid Misterius Ini Konon Hidup di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang penuh dengan bentang alam yang amat beragam. Tempat-tempat seperti pegunungan, hutan lebat, hingga pulau terpencil semuanya dapat ditemukan di negara ini. Masih banyaknya lokasi di Indonesia yang belum tersentuh oleh pembangunan lantas memunculkan banyak kisah kalau ada cryptid atau hewan misterius yang bersembunyi di pelosok Indonesia. Berikut ini adalah 4 contoh cryptid yang konon menghuni pedalaman Indonesia dan masih menunggu untuk diungkap.
Orang Pendek
Orang Bunian via correcto.id |
Di Pulau Sumatera, sejumlah warga setempat
meyakini kalau ada makhluk misterius yang bersembunyi di pedalaman. Orang
Pendek adalah nama dari makhluk tersebut. Nama itu sendiri diberikan karena
Orang Pendek memang digambarkan memiliki penampilan menyerupai manusia, namun dengan
tubuh yang pendek alias kerdil.
Orang Pendek sendiri bukanlah satu-satunya
nama yang digunakan untuk menyebut makhluk ini. Penduduk asli Sumatera memiliki
beraneka macam julukan untuk menyebut makhluk ini. Mulai dari Uhak Pandak,
Orang Bunian, Leco, Anak Ghoteh, Bigau, dan lain sebagainya.
Orang Pendek diceritakan bukan hanya terdiri
dari 1 atau 2 makhluk, melainkan terdiri dari beberapa makhluk hidup sekaligus.
Mereka diyakini hidup berkelompok dan memiliki perkampungan sendiri layaknya
manusia.
Orang Pendek juga dikabarkan bisa
berkomunikasi dengan memakai manusia dan berlari dengan amat cepat. Itulah
sebabnya Orang Pendek amat sulit ditangkap oleh manusia.
Banyaknya kabar mengenai keberadaan Orang
Pendek turut menarik perhatian masyarakat Eropa. Pada tahun 1930-an, saat
wilayah Indonesia masih dikuasai oleh Belanda, orang-orang Eropa pada masa itu
giat melakukan penyisiran di hutan Sumatera untuk menemukan Orang Pendek.
Aktivitas perburuan untuk menemukan Orang
Pendek hanya semakin gencar setelah ada ilmuwan asal Belgia yang bersedia
membayar uang dalam jumlah yang amat besar jika ada yang bisa membawakan Orang
Pendek ke hadapannya.
Saat aktivitas perburuan yang dilakukan oleh orang-orang Eropa untuk menemukan Orang Pendek semakin ramai, pemerintah kolonial Belanda memutuskan untuk melarang perburuan Orang Pendek dengan dalih menjaga kelestarian mereka. Hingga sekarang, keberadaan Orang Pendek masih menjadi misteri yang menunggu untuk disibak.
Veo
cryptid trenggiling via cryptidzindofiles.blogspot.com |
Trenggiling pastinya bukanlah hewan yang asing
bagi anda. Hewan ini mudah dikenali berkat tubuhnya yang bersisik dan
kebiasaannya menggulung diri hingga menyerupai bola. Trenggiling yang sudah
diketahui manusia umumnya berukuran lebih kecil dari manusia. Namun tidak
demikian halnya dengan Veo.
Veo adalah sebutan untuk cryptid yang bentuknya menyerupai trenggiling. Apa yang membuat Veo berbeda dari trenggiling biasa adalah makhluk ini konon panjangnya mencapai 3 meter. Hewan ini dyakini menghuni Pulau Rinca, pulau kecil yang terletak di Nusa Tenggara Timur dan berlokasi tidak jauh dari Pulau Komodo.
Veo diceritakan bersembunyi di dataran tinggi
pada siang hari, namun turun ke daratan yang lebih rendah pada malam hari untuk
memakan serangga dan kerang. Cryptid ini diceritakan bisa berdiri tegak dengan
memakai 2 kaki belakangnya. Setiap kali Veo menampakkan diri, hewan tersebut
akan membuat suara yang terdengar seperti “hu-hu-hu”.
Informasi mengenai Veo pertama kali diketahui
oleh orang luar Indonesia ketika seorang penjelajah Perancis yang bernama
Pierre Pfeiffer bertemu dengan seorang pemburu asal Pulau Rinca.
Pemburu tersebut bercerita kalau pada suatu
malam, ia dan rekannya sedang berburu di Pulau Rinca pada malam hari. Saat
itulah, mereka berdua berpapasan dengan Veo. Karena terlalu takut untuk
melarikan diri, mereka berusaha menyembunyikan keberadaan mereka dengan cara
tengkurap tanpa bergerak hingga Veo tadi pergi.
Pemburu tersebut menambahkan kalau Veo tidak bisa dilukai dengan senjata api karena sisiknya tidak bisa ditembus peluru. Veo juga diyakini sebagai makhluk yang berbeda dari komodo karena menurut pengakuan warga setempat, Veo memiliki wujud yang berbeda dari komodo.
Ahool
cryptid ahooooool via painteres.ch |
Gunung Salak yang terletak di Jawa Barat
dikenal sebagai gunung banyak menyimpan hal-hal berbau misteri. Ahool adalah satu
di antaranya. Ahool sendiri adalah sebutan untuk hewan cryptid yang diyakini
bersembunyi di pedalaman Gunung Salak. Nama “Ahool” berasal dari suara lolongan
makhluk ini yang konon terdengar seperti “ahooooool”.
Menurut pengakuan orang yang pernah
menyaksikan Ahool, makhluk ini memiliki wujud menyerupai kelelawar raksasa,
namun wajahnya berbentuk bundar layaknya monyet. Ahool juga diceritakan
memiliki telapak kaki yang menghadap ke belakang dan memiliki kegemaran
menyantap ikan di sungai.
Ernst Bartels adalah salah satu orang asing
yang pernah berpapasan langsung dengan Ahool, tepatnya pada tahun 1927 ketika
ia sedang melakukan penelitian di Gunung Salak. Pada suatu malam saat ia tengah
terlelap di gubuknya, Bartels merasa terkejut ketika mendadak ia mendengar suara
lolongan aneh dari luar gubuknya.
Suara tersebut kembali terdengar tidak lama
kemudian. Bartels yang merasa penasaran lantas memutuskan untuk pergi keluar
gubuknya sambil membawa obor. Saat Bartels akhirnya menemukan sumber suara
tersebut, ia merasa tertegun karena makhluk yang membuat suara tersebut sama
sekali tidak seperti hewan-hewan yang pernah ia jumpai sebelumnya.
Mereka yang skeptis meyakini kalau Ahool
aslinya adalah hewan biasa semisal kelelawar atau burung hantu. Namun ada pula
yang menduga kalau Ahool mungkin masih berkerabat dengan Kongamoto, cryptid
asli Afrika yang diceritakan memiliki wujud menyerupai dinosaurus terbang.
Gajah Mina
Gajah Mina via goldtaksu.wordpress.com |
Jika mendengar kata gajah, maka seketika orang
bakal langsung membayangkan hewan raksasa yang memiliki belalai dan hidup di
darat. Namun ternyata gajah bukan hanya dapat ditemukan di darat. Gajah Mina
adalah contoh dari “gajah” yang hidup di laut.
Gajah Mina sendiri aslinya bukanlah gajah,
melainkan makhluk misterius yang kerap ditemukan terdampar di pantai. Hewan ini
diberi nama “gajah” karena ia nampak memiliki belalai, gading, serta daun
telinga yang lebar. Namun tidak seperti gajah yang hidup di darat, Gajah Mina
memiliki ekor layaknya ikan.
Gajah Mina diketahui bisa memiliki ukuran yang
sangat besar. Makhluk ini panjangnya bisa mencapai 20 meter. Gajah Mina juga
tidak sama dengan ikan maupun paus karena makhluk ini memiliki kulit yang
terlihat berbulu.
Gajah Mina diyakini hanya hidup di laut dalam.
Jika Gajah Mina sampai terdampar di darat, penduduk pesisir percaya kalau
sesuatu yang buruk bakal segera terjadi dalam waktu dekat.
Gajah Mina belum pernah ditemukan dalam
kondisi masih hidup, namun ia beberapa kali ditemukan terdampar di pantai dalam
kondisi sudah pantai. Pada tanggal 13 Januari 2005, Gajah Mina diketahui pernah
terdampar di pantai Dungan, Riau. Bangkai Gajah Mina tersebut kemudian
dipreteli dan dibawa pulang oleh penduduk setempat.
Pada tanggal 20 Juni 2010, seorang nelayan
bernama Amir juga mengaku pernah tidak sengaja menangkap Gajah Mina memakai
jala di pantai. Karena merasa takut, ia sempat menjauhi pantai tempat ia
menemukan Gajah Mina selama 3 bulan.
Sejumlah pihak meyakini kalau Gajah Mina
aslinya adalah bangkai ikan paus biasa. Apa yang terlihat seperti gading
aslinya hanyalah potongan tulang dari ikan paus, sementara kulitnya yang nampak
berbulu aslinya merupakan kulit yang mengalami pembusukan hingga nampak
terurai.
Kendati Gajah Mina hanya ditemukan di Indonesia, makhluk serupa juga pernah ditemukan di luar Indonesia. Makhluk tersebut bernama Trunko dan pernah menampakkan diri di Afrika Selatan pada tahun 1924. Seperti halnya Gajah Mina, Trunko juga memiliki gading dan kulit yang berbulu.
Sumber :
https://www.liputan6.com/regional/read/3230009/legenda-dan-kisah-perburuan-orang-pendek-di-rimba-sumatera
https://cryptidarchives.fandom.com/wiki/Veo
http://karlshuker.blogspot.com/2018/07/the-ahool-and-olitiau-giant-mystery.html
http://www.blogmisteritesla.com/2018/05/legenda-gajah-mina.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Trunko