Misteri Lembah Kematian Kamchatka Rusia yang Senantiasa Meminta Tumbal
Rusia merupakan negara terluas di dunia yang wilayahnya mencakup Eropa dan Asia. Jauh di ujung timur negara tersebut, terdapat semenanjung yang bernama Kamchatka. Semenanjung Kamchatka merupakan semenanjung terbesar di Rusia dengan luas 270.000 km persegi. Di semenanjung itu pulalah, terdapat suatu lembah yang menyandang reputasi angker. Saking angkernya, lembah tersebut sampai dijuluki sebagai Lembah Kematian
Lembah Kematian merupakan nama yang digunakan untuk menyebut lembah sepanjang hampir 2 km yang terletak di dekat Sungai Geyzernaya. Lembah tersebut memperoleh nama julukan demikian karena lembah tersebut memang bisa membunuh dalam artian yang sesungguhnya.
Saat musim semi tiba, salju yang pada awalnya memenuhi lembah tersebut akan meleleh. Hewan-hewan pun kemudian mulai berhamburan ke dalam lembah untuk mencari makan. Pada saat inilah Lembah Kematian menunjukkan reputasi angkernya. Hewan-hewan yang berkeliaran di lembah tersebut tiba-tiba saja jatuh terkulai dan kemudian mati. Padahal tidak ada makhluk apa pun yang menyentuh mereka.
Namun keanehannya masih belum berhenti sampai di sana. Karena melihat ada bangkai-bangkai bergelimpangan di sana, hewan-hewan karnivora seperti rubah, elang, hingga beruang juga bakal mendatangi lembah tersebut.
Nasib mereka pada akhirnya tidak berbeda jauh dari bangkai yang hendak mereka makan. Mereka jatuh terkulai dan menjadi bagian dari onggokan bangkai itu sendiri. Lebih misteriusnya lagi, bangkai-bangkai tersebut sama sekali tidak meninggalkan bekas luka. Seolah-olah jiwa mereka meninggalkan tubuh empunya begitu saja.
Penduduk lokal dan otoritas Uni Soviet sudah lama mengetahui kalau bangkai-bangkai hewan kerap berserakan di Lembah Kematian. Namun pada awalnya mereka menganggapnya sebagai fenomena biasa.
Kuburan Massal di Padang Salju
Kuburan Massal di Padang Salju via atlasobscura.com |
Kemampuan misterius Lembah Kematian dalam mendatangkan maut baru mulai menarik perhatian secara serius ketika pada tahun 1975, ilmuwan Vladimir Leonov dan Viktor Deryagin mengunjungi lembah tersebut.
Saat sedang berada di lembah tersebut, mereka menjumpai pemandangan yang sungguh membuat ngeri sekaligus penasaran. Sahabat anehdidunia.com mereka melihat 5 ekor beruang dewasa dan beberapa ekor binatang lainnya mati di dalam liang timbunan salju.
Pada masa itu, pemerintah Uni Soviet memiliki peraturan khusus bagi para ilmuwan yang sedang melakukan penelitian lapangan. Jika mereka menjumpai kasus-kasus aneh semisal manusia dan hewan yang mati secara massal, maka orang yang melihatnya diminta segera menghubungi pihak berwajib dengan memakai saluran radio khusus.
Hal itulah yang dilakukan oleh Leonov. Saat ia tengah bergegas, ia menemukan sebuah bilik radio. Leonov kemudian menggunakan radio yang ada di sana untuk melaporkan temuannya. Keesokan harinya, ia melihat sebuah helikopter militer mendarat di Lembah Kematian. Dua orang personil wanita dan dua orang personil pria kemudian keluar dari dalam helikopter.
Saat mereka sudah tiba di lokasi ditemukannya bangkai beruang, mereka hanya memeriksa sejenak bangkai beruang tersebut sambil mengambil sampel daging dan giginya. Sesudah itu, mereka pergi memakai helikopter memakai yang sama tanpa memberikan penjelasan lebih rinci mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Sadar kalau otoritas Soviet mungkin tidak akan memberikan jawaban yang memuaskan kepada mereka, Leonov dan Deryagin kemudian berinisiatif melakukan investigasi secara mandiri. Mereka melakukan analisa ilmiah dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai lembah tersebut.
Pada saat inilah, istilah “Lembah Kematian” pertama kali muncul untuk menyebut lokasi yang bersangkutan. Istilah tersebut dibuat oleh Leonov dalam artikel keluaran tahun 1976 yang dimuat dalam surat kabar Kamchatskaya Pravda. Leonov bahkan menggambarkan Lembah Kematian sebagai tempat di mana alam mengeluarkan kutukannya.
Kaum Ilmuwan Pun Penasaran
Leonov via atlasobscura.com |
Leonov dan Deryagin sendiri ternyata bukanlah satu-satunya kalangan ilmuwan yang merasa penasaran akan misteri di Lembah Kematian. Pada tahun 1975, ilmuwan Vitaly Nikolayenko juga pernah mengunjungi Lembah Kematian.
Dalam catatannya, Nikolayenko menulis kalau ia pernah menjumpai beberapa ekor bangkai beruang yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda luka fisik. Analisa pada jejak kaki beruang juga menunjukkan kalau sebelum mati, beruang tersebut ada yang berjalan sempoyongan sebelum tiba-tiba jatuh terkulai dan akhirnya mati.
Nikolayenko menambahkan bahwa dalam suatu kesempatan saat ia sedang berada di Lembah Kematian, ia mendadak merasa pusing dan sesak pada bagian dadanya. Gejala yang dideritanya baru hilang saat ia berada di puncak tebing yang banyak diterpa angin. Selama meneliti Lembah Kematian, Nikolayenko mencatat kalau ia pernah melihat 20 ekor bangkai rubah, belasan ekor bangkai gagak, dan sekitar 100 ekor bangkai ayam hutan.
Ilmuwan lain yang pernah meneliti bangkai-bangkai di Lembah Kematian menjelaskan kalau hewan-hewan yang mati di lembah tersebut mati dalam rentang waktu yang begitu cepat saat sedang berada di dekat tanah. Saat jasadnya dibedah, jantung mereka nampak kekurangan darah, namun paru-parunya penuh dengan darah. Sebuah pertanda kalau mereka mati dalam kondisi tercekik atau kekurangan oksigen.
Sejauh ini belum ada manusia yang dilaporkan pernah meninggal di Lembah Kematian. Namun ilmuwan meyakini bahwa jika seseorang menghabiskan waktu terlalu lama di Lembah Kematian, orang tersebut juga bakal meninggal.
Mayat-Mayat yang Menghilang
Mayat-Mayat yang Menghilang via atlasobscura.com |
Keanehan seputar fenomena kematian massal di Lembah Kematian belum berhenti sampai di sana. Setiap kali terjadi peristiwa kematian massal, maka bangkai-bangkai yang ada di lokasi bakal tidak lama kemudian bakal menghilang tanpa jejak.
Menurut salah satu klaim, bangkai-bangkai tersebut menghilang karena dipungut oleh warga setempat dan relawan untuk dibuang ke dataran yang lebih tinggi. Dengan begitu hewan-hewan yang masih hidup tidak perlu sampai turun ke Lembah Kematian saat sedang ingin mencari makan.
Klaim tersebut sejauh ini masih belum terbukti dan bahkan terkesan meragukan. Pasalnya pemukiman yang lokasinya paling dekat dengan Lembah Kematian jaraknya mencapai beberapa kilometer dan dipisahkan oleh bentang alam yang sulit.
Di luar masalah mengenai kelanjutan nasib dari bangkai-bangkai tersebut, kematian massal yang timbul di Lembah Kematian diduga terjadi akibat fenomena alam setempat. Di Kamchatka, terdapat banyak gunung berapi aktif yang kerap mengeluarkan lahar dan gemuruh aktivitas vulkanis secara berkala.
Ilmuwan menduga bahwa kasus kematian massal terjadi karena hewan-hewan yang kebetulan ada di sana terlalu banyak menghirup karbon dioksida atau gas beracun lain yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Jika memang demikian adanya, maka hal tersebut bisa menjelaskan penyebab kematian massal yang timbul di Lembah Kematian.
Namun hal tersebut tetap tidak menjelaskan penyebab menghilangnya bangkai-bangkai di Lembah Kematian. Demikian juga dengan sikap mencurigakan yang ditunjukkan oleh petugas resmi Soviet saat mengambil sampel dari bangkai.
Mungkinkah ada sesuatu yang mereka tahu dari Lembah Kematian, namun sengaja mereka rahasiakan dari publik? Jika yang menghilangkan bangkai-bangkai di Lembah Kematian adalah mereka, mengapa mereka harus repot-repot melakukannya? Padahal bangkai-bangkai tersebut bisa dibiarkan membusuk dengan sendirinya.
Apa pun itu, Lembah Kematian sekarang menyandang reputasi sebagai salah satu tempat paling menakutkan di kawasan pelosok timur Rusia. Baik bagi kalangan ilmuwan maupun bagi pecinta hal-hal bertema misteri. Kita nantikan saja apakah misteri terkait bangkai-bangkai di Lembah Kematian bakal terkuak seiring berjalannya waktu.
Sumber :
https://www.atlasobscura.com/articles/russian-valley-of-death
https://en.wikipedia.org/wiki/Kamchatka_Peninsula