Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hal Unik yang Bisa Dilakukan Ulat, Namun Jarang Diketahui Oleh Manusia

Ulat adalah sebutan untuk fase larva dari ngengat dan kupu-kupu. Bagi banyak orang, ulat dipandang sebagai hewan yang harus disingkirkan. Entah karena ulat tersebut adalah ulat bulu yang beracun, atau karena ulat tersebut merusak tanaman. Namun selain merusak tanaman, ulat ternyata bisa melakukan hal-hal lain yang tidak diduga manusia. Berikut ini adalah contoh dari hal-hal tersebut.

1. Berbaris

Ulat prosesionari
Ulat prosesionari via dogrescuecarcassonne.co.uk

Bukan hanya manusia yang bisa berbaris. Ulat pun ternyata ada juga yang melakukannya. Prosesionari adalah nama dari ulat tersebut. Ualt itu memperoleh nama demikian karena ulat yang bersangkutan memiliki kebiasaan berjalan membentuk barisan atau prosesi yang amat panjang. Layaknya tentara yang sedang berparade menuju medan perang.

Ulat prosesionari sendiri aslinya adalah larva dari ngengat Thaumetopoea pityocampa. Panjang ulat ini hanya sekitar 3 cm. Namun karena ulat ini memiliki bulu yang beracun dan kerap menampakkan diri dalam jumlah besar, ulat ini pun amat ditakuti oleh manusia. 

Habitat ulat ini berada di Eropa. Makanan ulat ini adalah daun pohon ek, khususnya daun yang masih muda. Sekali ulat ini menampakkan diri, maka daun yang ada di suatu pohon bisa ludes dilahap oleh monster berbulu ini.

Layaknya ulat bulu lainnya, bulu dari ulat prosesionari juga bisa menimbulkan gatal-gatal dan iritasi pada kulit manusia. Namun bulu dari ulat ini memiliki kemampuan lain yang membuatnya begitu dibenci oleh manusia. 

Bulu ulat prosesionari berjumlah ratusan ribu helai dan bisa tercabut hingga terbawa angin. Jika helai bulu tersebut sampai menempel pada kulit manusia, maka akibatnya tentu sudah bisa ditebak. Situasinya bakal makin runyam jika orang yang terkena bulu ulat ini kebetulan memiliki alergi terhadap racun bulunya.

2. Memakan Plastik

Ulat Memakan Plastik
Ulat Memakan Plastik via hippew.com

Plastik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Pasalnya ada begitu banyak benda yang menggunakan plastik sebagai bahan bakunya. Entah itu kantong belanjaan, botol minuman, mainan, dan masih banyak lagi.

Meskipun memiliki peran yang amat vital bagi manusia, plastik juga dianggap sebagai momok bagi alam. Pasalnya plastik tergolong sebagai bahan yang amat sulit terurai secara alamiah di alam liar. 

Sampah plastik juga tergolong sebagai bahan yang berbahaya bagi hewan karena jika sampai termakan, hewan yang memakannya bisa mati akibat tercekik atau keracunan. Namun hal tersebut  tidak berlaku bagi hewan ini. Pasalnya hewan yang bersangkutan bisa memakan plastik tanpa masalah. 

Ulat ngengat Galleria mellonella adalah hewan yang dimaksud di sini. Ulat ini memiliki kemampuan untuk melubangi kantong plastik hanya dalam rentang waktu 1 jam. Di alam liar sendiri, ulat ini normalnya memakan lilin pada sarang lebah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan pimpinan Bryan Cassone, ulat ini bisa mencerna plastik karena memiliki bakteri khusus di saluran pencernaannya. Cassone dan rekan-rekannya berharap jika mereka bisa memahami cara bakteri ini dalam merombak senyawa plastik, mereka bisa menirunya sehingga masalah penumpukan sampah plastik di seluruh dunia bisa segera diatasi.

3. Membuat Rumah

Ulat kantong atau bagworm adalah sebutan untuk sejenis larva ngengat yang memiliki kebiasaan membuat kantong. Bergantung dari jenisnya, kantong yang dibuat oleh ulat memiliki bentuk dan bahan pembuat yang berbeda satu sama lain. 

Namun kantong-kantong tersebut semuanya memiliki kesamaan. Kantong yang dibuat oleh ulat kantong berfungsi sebagai rumah kecil yang bisa dibawa ke mana-mana. Layaknya siput yang menggendong cangkangnya ke mana-mana dan langsung masuk ke dalam cangkangnya saat merasakan adanya bahaya.

Ngengat ulat kantong menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya dalam fase ulat. Jika sudah mencapai fase pertumbuhan terakhir, ulat ini akan berubah menjadi kepompong di dalam kantongnya. Sesudah beberapa waktu, ngengat dewasa akan keluar dari dalam kantong.

Ngengat kantong jantan dan betina memiliki penampilan yang berbeda. Jika ngengat jantan memiliki sayap dan bisa terbang layaknya ngengat lain, ngengat kantong betina tidak memiliki sayap dan penampilannya lebih menyerupai cacing.

Sebagai akibatnya, ngengat kantong betina hanya berdiam di dalam sarangnya. Jika ingin kawin, ngengat betina akan melepaskan zat berbau yang kemudian terbawa angin. Ngengat jantan yang mencium bau tersebut kemudian akan terbang menuju sumber bau. Sesampainya ngengat jantan di sarang ngengat betina, keduanya akan melakukan perkawinan. 

4. Menyamar Jadi Ranting

Ulat Membuat Rumah
Ulat Membuat Rumah via riaupunya.com

Kamuflase adalah teknik menyamar hingga menyerupai lingkungan sekelilingnya. Saat seekor hewan melakukan kamuflase, hewan tersebut menjadi lebih sulit untuk ditemukan pemangsanya sehingga peluangnya untuk hidup dengan selamat menjadi lebih tinggi.

Ulat ngengat geometer adalah contoh dari hewan yang menggunakan teknik kamuflase sebagai cara untuk melindungi diri. Karena ulat ini memiliki tubuh yang panjang dan berwarna hijau, ulat ini pun menjadi lebih sulit dilihat saat sedang berada di tanaman.

Namun kamuflase yang digunakan oleh ulat geometer belum berhenti sampai di sana. Saat ia merasakan adanya bahaya, ulat ini akan mengangkat tubuh bagian depannya dan kemudian diam tak bergerak layaknya patung. Hasilnya, ular ini jadi pun nampak seperti ranting tanaman yang kehilangan daunnya.

Keunikan ulat geometer bukan hanya terbatas pada metode pertahanan dirinya. Ulat ini memiliki kebiasaan membengkokkan bagian tengah tubuhnya saat sedang berjalan. Karena kebiasaan berjalannya tersebut nampak seperti orang yang sedang mengukur panjang tanah, ulat ini pun diberi nama geometer.

5. Memakai Topi

mad hatterpillar
Ulat Memakai Topi via twitter.com

Topi merupakan aksesoris yang dipakai di kepala. Selain untuk membuat penampilan nampak semakin menarik, topi juga membantu melindungi pemakainya dari sinar matahari maupun benda-benda kecil yang jatuh dari atas. Kalau untuk ulat yang satu ini, topi membantu melindungi ulat ini dari hewan pemangsanya.

Ulat tersebut adalah ulat dari ngengat spesies Uraba lugens yang berasal dari Australia. Karena kebiasaannya memakai topi di kepala, ulat ini dijuluki dengan nama “mad hatterpillar” (Mad Hatter adalah nama dari karakter di dongeng Alice In Wonderland yang diceritakan memiliki kebiasaan memakai topi tinggi).

Benda mirip topi di kepala ulat ini sendiri aslinya adalah kulit dari ulat tersebut. Seperti yang kita tahu, ulat memiliki kebiasaan untuk berganti kulit karena saat ulat ini bertumbuh, kulitnya tidak ikut bertambah.

Normalnya ulat hanya akan meninggalkan kulit lama hasil pergantian kulitnya begitu saja. Namun tidak demikian halnya dengan mad hatterpillar. Alih-alih membuang kulit lamanya, ulat ini justru menggulung kulitnya hingga menyerupai bulatan supaya bisa dipasang di atas kepalanya.

Usut punya usut, mad hatterpillar memiliki kebiasaan memakai kulit lamanya di atas kepala untuk melindungi dirinya dari tawon parasit dan kepik pembunuh. Menurut ilmuwan, saat ulat ini diserang oleh kepik pembunuh, ulat ini akan menggeliat-geliat sambil menggunakan topinya untuk menangis serangan musuh.

Saat ada beberapa ekor mad hatterpillar yang berkumpul dan semuanya mengenakan topi, ulat ini menjadi lebih aman dari serangan tawon parasit. Ilmuwan menduga kalau topi ini membuat tawon terkecoh sehingga tawon tersebut menaruh telurnya di bagian tubuh ulat yang salah. 


Sumber :

https://www.bbc.com/news/world-europe-48880468

https://www.newsweek.com/plastic-eating-caterpillars-bacteria-1490656

https://www.amusingplanet.com/2016/01/log-house-like-cocoon-of-bagworm-moth.html

https://www.thoughtco.com/geometer-moths-inchworms-and-loopers-1968193

https://www.nationalgeographic.com/science/phenomena/2016/03/03/this-caterpillar-builds-a-protective-hat-from-old-heads/