Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peti Mati Paling Unik yang Pernah Digunakan oleh Manusia

Jika seseorang meninggal, maka orang tersebut bakal ditaruh ke dalam peti mati sebelum kemudian dimakamkan. Akibat perkembangan zaman dan cara pandang manusia yang berbeda-beda dalam menyikapi kematian, peti mati yang digunakan oleh manusia pun jadi amat beragam. Berikut ini adalah 5 contoh peti mati paling unik yang pernah diciptakan oleh manusia.

Peti Mati Kaca

prti mati kaca
jasad Vladimir Lenin via suara.com

Kaca merupakan bahan yang rapuh dan mudah pecah. Jika kaca sampai pecah, potongannya bisa melukai orang karena potongan kaca seringkali memiliki pinggiran yang tajam. Meskipun begitu, kaca tetap banyak digunakan karena kaca memiliki wujud yang transparan sehingga benda-benda yang disimpan dalam wadah kaca tetap bisa dilihat dari luar.

Hal itulah yang menjadi penyebab kenapa ada peti mati yang dibuat dari kaca. Peti mati macam itu banyak digunakan untuk menyimpan jenazah bekas pemimpin di negara-negara komunis sebagai cara untuk menghormati jasa-jasanya saat masih hidup.. Jasad yang disimpan dalam peti mati kaca juga sudah diawetkan terlebih dahulu supaya tidak nampak menyeramkan saat dilihat dari luar.

Di Rusia contohnya, negara raksasa tersebut masih menyimpan jasad Vladimir Lenin di dalam peti mati kaca hingga sekarang. Dalam sejarah Rusia sendiri, Lenin dikenang sebagai perintis berdirinya Uni Soviet yang di masa jayanya menjadi rival utama Amerika Serikat di masa Perang Dingin.

Peti mati kaca yang memuat jasad Lenin sekarang tersimpan dalam bangunan Mausoleum Lenin yang terletak di Lapangan Merah Kota Moskow. Mausoleum itu sendiri terbuka untuk umum dan banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Lenin sendiri bukanlah satu-satunya mendiang tokoh komunis yang jasadnya diawetkan dan dipajang dalam peti mati kaca. Tokoh-tokoh seperti Ho Chi Minh (Vietnam) dan Mao Zedong (Cina) jasadnya juga disimpan dalam peti mati kaca.

Peti Mati Bermotif Klub Sepak Bola

Peti Mati Bermotif Klub Sepak Bola
Peti Mati Bermotif Klub Sepak Bola via http://acetobalsamico.blogspot.com

Sepak bola merupakan sumber fanatisme. Ada begitu banyak cara yang dilakukan oleh seorang suporter untuk menunjukkan kecintaannya pada klub sepak bola. Bahkan ada yang tidak segan-segan menunjukkan kecintaannya tersebut saat yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

Boca Juniors adalah nama dari sebuah klub sepak bola yang berasal dari Buenos Aires, Argentina. Klub ini sekarang dipandang sebagai salah satu klub terkuat di Amerika Selatan dan bahkan disegani oleh klub-klub Eropa. Boca Juniors juga terkena akan barisan suporternya yang terkenal amat fanatik.

Mengetahui hal tersebut, pihak klub lantas memproduksi peti mati khusus untuk mengakomodasi keinginan para pendukungnya yang ingin tetap menunjukkan fanatismenya hingga ajal menjemput.

Peti mati yang dimaksud diproduksi dalam dua warna berbeda : warna biru dan kuning. Keduanya merupakan warna kebanggaan tim Boca Juniors. Jika suporter yang ingin dimakamkan memakai peti mati ini memiliki uang lebih, ia bahkan bisa meminta supaya ada logo Boca Juniors di bagian tutupnya.

Para pendukung Boca Juniors menyambut hangat peluncuran peti mati tersebut. Salah seorang dari mereka bahkan berkata, “Ke surga atau ke neraka, saya akan pergi ke sana sebagai pendukung Boca.”

Peti Mati di Ketinggian

Peti Mati di Ketinggian
Peti Mati di Ketinggian via allthatsinteresting.com

Peti mati biasanya disimpan di dalam liang kubur atau dalam rumah pemakaman khusus. Namun di Cina, peti mati justru dipajang di dinding gua dan tebing dengan ketinggian hampir 100 meter di atas permukaan tanah. Peti mati dengan metode pemakaman unik tersebut adalah peninggalan dari suku Bo dari abad ke-8.

Menurut ilmuwana, suku Bo menaruh peti mati di ketinggian supaya jasad yang ada di dalamanya amana dari gangguana hewan-hewan buas. Menaruh mayat di ketinggian juga diyakini menjadi cara supaya jasad yang ada di dalamanya bisa lebih dekat dengan surga.

Peti mati yang digunakan oleh suku Bo terbuat dari batang kayu berongga. Kadang-kadang peti mati tersebut juga dilengkapi dengan pasak supaya peti matinya bisa ditancapkan ke sisi tebing. Dalam kasus lain, dinding guanya yang dipahat supaya peti matinya tinggal didorong masuk ke dalam cekungan hasil pahatan tersebut.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara mereka menaruh peti-peti mati tersebut di ketinggian? Padahal teknologi pada masa itu masih belum secanggih sekarang. Ilmuwan menduga suku Bo menaruh peti-peti mati tersebut di sanaa dengan memakai tangga dan kerekan, namun ilmuwan sendiri masih belum menemukan peninggalan dari alat-alat yang dimaksud.

Suku Bo pada awalnya diperkirakana sudah punah setelah mereka dibantai secara besar-besaran oleh pasukan Dinasti Ming, namun belakangan diketahui kalau segelintir di antara mereka ternyata masih hidup hingga sekarang.

Peti Mati Kompos

Peti Mati Kompos
Peti Mati Kompos via allthatsinteresting.com

Jika makhluk hidup mati, maka jasadnya akan membusuk akibat terurai oleh bakteri dan hewan-hewan kecil. Zat-zat hasil penguraian tersebut kemudian akan tertinggal di dalam tanah dan bisa diserap oleh akar tumbuhan sebagai sumber zat haranya.

Mekanisme serupa juga dapat dijumpai pada manusia yang dimakamkan di dalam tanah. Namun untuk kasus jenazah yang dikuburkan saat masih berada di dalam peti mati, proses penguraiannya bakal memakan waktu lebih lama.

Hal tersebut lantas mendorong tim ilmuwan dari Universitas Teknologi Delft di Belanda untuk menciptakan peti mati yang bisa membusukkan jasad di dalamnya dengan cepat. Jika jasadnya bisa membusuk dengan lebih cepat, maka senyawa organik dari jasad tersebut bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan di sekitarnya dengan lebih cepat pula.

Apa yang membedakan peti mati buatan mereka jika dibandingkan dengan peti mati biasa adalah peti mati buatan tim ilmuwan tadi terbuat dari koloni jamur pengurai yang bernama mycelium. Berkat keberadaan mycelium, mayat dalam peti yang normalnya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai bisa habis terurai hanya dalam rentang waktu 3 tahun. 

Dalam kondisi kering, peti ini nampak kaku layaknya peti mati biasa. Namun saat terkena air, koloni mycelium yang menyusun petinya akan langsung aktif dan memulai proses penguraian. Peti mati ini juga lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan-bahan yang sulit terurai secara alamiah.

Peti Mati untuk Bunuh Diri

Peti Mati untuk Bunuh Diri
Peti Mati untuk Bunuh Diri via dezeen.com

Peti mati sesuai namanya dikhususkan untuk orang-orang yang sudah meninggal. Namun ternyata ada juga peti mati yang diciptakan khusus untuk orang yang masih hidup, namun ingin segera mengakhiri hidupnya sendiri. Sarco Device adalah peti mati tersebut.

Sarco Device adalah mesin berbentuk peti mati yang diciptakan untuk membantu pemakainya bunuh diri. Nama “Sarco” pada peti mati ini berasal dari kata “sarcophagus”, peti mati prasejarah yang terbuat dari batu.

Membaca hal di atas mungkin bakal membuat anda langsung mengerutkan kening. Bukankah peti mati tersebut pada dasarnya adalah alat pembunuh yang termasuk melanggar hukum? Untuk Sarco Device, kasusnya sedikit unik karena alat ini ditujukan kepada mereka yang sudah tidak ingin hidup lagi dan ingin meninggal tanpa rasa sakit. 

Sejumlah negara mengenal praktik euthanasia atau membunuh seseorang secara sengaja dengan metode yang tidak menyakitkan, misalnya suntik mati. Praktik ini biasanya dilakukan pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit kronis dan tidak bisa disembuhkan. Jika ia atau keluarganya setuju, maka euthanasia boleh dilakukan pada orang tersebut.

Sarco Device pada dasarnya adalah sejenis alat euthanasia. Saat alat ini diaktifkan, bagian dalam peti akan langsung dipenuhi oleh gas nitrogen. Orang yang ada di dalamnya kemudian akan meninggal akibat kekurangan oksigen.


Sumber :

https://regionweek.com/get-to-know-5-world-leaders-whose-embalmed-bodies-are-tourist-attractions/

http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4980104.stm

https://allthatsinteresting.com/hanging-coffins

https://allthatsinteresting.com/living-cocoon

https://www.scmp.com/news/world/europe/article/2141764/controversial-suicide-pod-lets-users-kill-themselves-press-button