Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benda Aneh yang Pernah Diluncurkan Manusia ke Luar Angkasa

Manusia sudah lama menaruh ketertarikan akan luar angkasa. Itulah sebabnya sejak abad ke-20, manusia meluncurkan begitu banyak wahana ke luar Bumi. Namun apa yang diluncurkan oleh manusia ke luar angkasa belum terbatas sampai di sana. Berikut ini adalah 5 benda aneh yang ternyata pernah diluncurkan oleh manusia ke luar angkasa.

Guci Emas

Guci Emas
ilustrasi Guci Emas via bp-guide.id

Robert Henry Lawrence Jr. mungkin bukanlah nama astronot yang familiar jika dibandingkan dengan nama-nama lain seperti Neil Armstrong atau Yuri Gagarin. Meskipun kalah tenar jika dibandingkan dengan nama-nama tadi, Lawrence tetap dikenang sebagai sosok yang menorehkan catatan penting dalam sejarah penjelajahan antariksa. 

Pasalnya Lawrence merupakan orang Afrika-Amerika pertama yang terpilih untuk mengikuti program astronot yang diselenggarakan oleh NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat. Malang bagi Lawrence, ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk pergi ke luar angkasa karena ia keburu meninggal lebih dulu pada tahun 1967.

Meskipun Lawrence tidak berhasil mewujudkan impiannya untuk terbang ke luar Bumi semasa hidup, ia pada akhirnya tetap berhasil mencapai luar angkasa. Pasalnya pada bulan November 2018 lalu, guci emas berisi organ-organ tubuh Lawrence yang sudah diawetkan diluncurkan ke luar angkasa memakai satelit.

Peluncuran tersebut dilakukan oleh perusahaan SpaceX. Alasan kenapa guci emas yang dipilih sebagai wadah untuk memuat organ-organ tubuh mendiang Lawrence adalah karena masyarakat Mesir Kuno memiliki kebiasaan untuk menyimpan dan mengawetkan organ-organ tubuh orang yang sudah meninggal di dalam guci.

Sebelum guci tersebut diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg, guci tersebut sempat dibawa ke kuil Shinto di Fukuoka, Jepang, terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memberkati sekaligus memastikan kalau jiwa Lawrence melekat pada guci yang hendak diluncurkan tersebut.

Cacing

Cacing
ilustrasi Cacing via kompas.com

Cacing merupakan hewan yang dapat dijumpai di hampir setiap tempat. Entah itu di bawah tanah, di dalam laut, atau bahkan di dalam usus manusia. Namun di abad ke-21, habitat yang dihuni oleh cacing kian bertambah setelah sekelompok ilmuwan NASA mengirimkan cacing ke luar angkasa.

Cacing yang dikirim tersebut adalah cacing dari spesies Caenorhabditis elegans yang ukurannya hanya sekitar 1 mm. Tidak tanggung-tanggung, jumlah cacing yang dikirim ke luar angkasa mencapai ribuan ekor.

Pengiriman cacing-cacing tersebut ke luar angkasa bukan untuk iseng semata, melainkan sebagai bagian dari proyek penelitian NASA. Manusia yang berada di luar angkasa dalam kurun waktu terlalu lama diketahui bakal kehilangan 40 persen kepadatan ototnya akibat tidak adanya gravitasi di luar angkasa.

Hal tersebut lantas berdampak pada melemahnya kekuatan fisik astronot saat sudah tiba kembali di Bumi atau di tempat lain yang memiliki gravitasi. Sebagai gambaran, kondisi sebelum dan sesudah kehilangan 40 persen kepadatan otot setara dengan kondisi orang pada usia 40 tahun dan 80 tahun. 

Mengingat NASA memiliki cita-cita untuk mendirikan pemukiman manusia di Mars, fenomena tersebut jelas bukanlah hal yang menggembirakan bagi NASA. Oleh karena itulah, pada tahun 2018 lalu NASA meluncurkan gerombolan cacing ke stasiun luar angkasa ISS.

Sesudah hampir 1 minggu, cacing-cacing tersebut dikirim kembali ke Bumi. Ilmuwan kemudian memungut cacing-cacing tadi untuk diteliti supaya ilmuwan bisa memahami komponen-komponen dari otot yang mengalami perubahan setelah dikirim kembali dari luar angkasa.

Buku

Buku
ilustrasi buku via glints.com

Setiap pemimpin negara memiliki sisi nyentriknya masing-masing. Namun dari sekian banyak tokoh yang pernah menjabat sebagai pemimpin di suatu negara, mungkin tidak ada yang tingkat nyelenehnya menyaingi Saparmurat Niyazov, presiden Turkmenistan pada tahun 1990 hingga kematiannya pada tahun 2006.

Saat memimpin Turkmenistan, Niyazov sempat mengganti nama-nama hari dan bulan menjadi nama-nama baru yang diambil dari nama dirinya sendiri, sanak keluarganya, serta hal-hal yang bertema budaya Turkmenistan. Ia juga pernah membangun patung raksasa yang terbuat dari emas dan menampilkan sosoknya sendiri.

Niyazov juga pernah merilis buku berjudul Ruhnama pada tahun 2001 di mana buku tersebut menampilkan sejarah Turkmenistan dari sudut pandangnya. Sesudah terbit, Niyazov mewajibkan setiap orang di Turkmenistan untuk membaca dan menghafal isi buku tersebut. Ia bahkan mengklaim kalau siapapun yang sudah selesai membaca Ruhnama sebanyak 3 kali bakal masuk surga.

Obsesi Niyazov mengenai Ruhnama belum berhenti sampai di sana. Pada bulan Agustus 2005, bagian pertama buku Ruhnama dimuat di dalam satelit dan diluncurkan ke luar angkasa. Menurut media Turkmenistan, peluncuran tersebut dilakukan supaya Ruhnama bisa “menaklukkan luar angkasa”.

Bola Disko

Bola Disko
ilustrasi Bola Disko via charnetyband.com

Jika anda pernah berkunjung masuk ke dalam kafe atau klab malam, mungkin anda pernah melihat benda berbentuk menyerupai bola dengan cahaya yang berkelap-kelip tergantung di langit-langit ruangan. Ya, itulah bola disko. 

Bola disko sendiri pada dasarnya adalah benda berbentuk menyerupai bola yang permukaannya dipenuhi oleh pelat-pelat yang memantulkan cahaya. Saat bola disko berputar, pantulan cahaya dari bola disko bakal ikut bergerak. Berkat keberadaan bola disko, ruangan yang diterangi oleh bola ini pun nampak semakin meriah sehingga para pengunjung ruangan merasa kian betah. 

Bola disko sendiri ternyata bukan hanya dapat dijumpai di dalam ruangan, tetapi juga di luar angkasa! Pada bulan Januari 2018 lalu, perusahaan penerbangan Rocket Lab meluncurkan bola disko berukuran raksasa.

Bola disko raksasa ini terbuat dari 65 lempengan karbon yang disusun sedemikian rupa hingga berbentuk bulat. Peter Beck selaku CEO dari Rocket Lab menamai bola disko ini dengan sebutan Humanity Star (Bintang Kemanusiaan).

Beck menjelaskan kalau Humanity Star diluncurkan keluar angkasa supaya bisa mengelilingi Bumi setiap 90 hari sekali. Karena permukaan Humanity Star amat mudah memantulkan cahaya, Humanity Star diharapkan bisa dilihat oleh manusia yang tinggal di Bumi hanya dengan mata telanjang.

Peluncuran Humanity Star sendiri ditanggapi dingin oleh kalangan astronom. Pasalnya keberadaan benda bercahaya di dekat atmosfer Bumi dianggap hanya menganggu upaya pengamatan benda-benda langit oleh astronom di Bumi.


Mobil

Pesawat yang terbang di luar angkasa bukanlah hal yang aneh. Namun bagaimana jika yang terbang di luar angkasa adalah kendaraan darat semisal mobil? Sejak tahun 2018 lalu, hal tersebut benar-benar menjadi kenyataan.

Pada bulan Februari 2018, perusahaan antariksa SpaceX meluncurkan roket berisi mobil Tesla Roadster ke luar angkasa. Mobil tersebut tidak diluncurkan sendirian karena di kursi penumpangnya, terdapat boneka berpakaian astronot yang diberi nama Starman.

Peluncuran roket yang membawa mobil tersebut dilakukan di Pusat Antariksa Kennedy, Florida, Amerika Serikat. Setelah berhasil sampai di tepi atmosfer Bumi, mobil tadi terlepas dari roket dan melayang bebas ke arah Mars.

Meskipun Starman dan mobilnya sudah meninggalkan Bumi, mereka yang tinggal di Bumi tetap bisa mengikuti perjalanan Starman. Pasalnya mobil tersebut juga dilengkapi dengan kamera yang terhubung ke Bumi. 

Jika mobil tadi tidak bertabrakan dengan sesuatu di jalurnya, mobil yang bersangkutan diperkirakan bakal terus mengorbit mengelilingi Matahari sebelum tiba kembali di dekat Bumi pada tahun 2091.


Sumber :

https://www.aerospace-technology.com/news/spacex-satellite-containing-canopic-jar/

https://thenextweb.com/syndication/2018/12/09/heres-why-nasa-is-sending-worms-to-space/

https://en.wikipedia.org/wiki/Saparmurat_Niyazov

https://en.wikipedia.org/wiki/Ruhnama

https://www.bbc.com/news/science-environment-42808180

https://www.cnet.com/news/starman-drives-elon-musk-tesla-roadster-space/

https://www.cnet.com/news/elon-musks-tesla-still-orbits-the-sun-two-years-after-spacex-launch/