Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamu Pasti Belum Tau Satwa Unik yang Dapat Ditemukan di Indonesia

Indonesia sudah lama dikenal dengan flora dan faunanya yang amat beragam. Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan dan terletak di antara dua benua menyebabkan negara kita ini memiliki satwa yang amat beragam. Berikut ini adalah 5 contoh satwa berpenampilan unik yang dapat ditemukan di Indonesia.

Gurita Mimik

Thaumoctopus mimicus
Thaumoctopus mimicus via dive-the-word.com

Gurita bukan hanya bisa melindungi diri dengan memakai tinta. Hewan berlengan banyak ini juga merupakan penyamar yang ulung. Ia bisa mengubah-ubah warna dan tekstur kulitnya hingga menyerupai lingkungan sekitarnya.

Gurita mimik (Thaumoctopus mimicus) yang habitatnya terletak di perairan Indonesia dan Australia memiliki teknik penyamaran yang bahkan jauh lebih canggih. Hewan bertubuh belang ini bisa meniru aneka macam hewan laut dengan memakai lengannya. Entah itu ular laut, ubur-ubur, kepiting, ikan lepu, dan masih banyak algi.

Jika ingin meniru ular laut yang terkenal beracun contohnya, gurita mimik akan bersembunyi dalam lubang dan hanya mengeluarkan dua lengannya. Ia kemudian mengombakkan kedua lengannya supaya nampak seperti ular laut yang sedang berenang. Lebih menariknya lagi, gurita mimik hanya akan mengeluarkan teknik penyamaran ini jika ia diganggu oleh damselfish, sejenis ikan laut yang menjadi mangsa ular laut.

Gurita mimik menggunakan teknik penyamaran demikian supaya ia bisa mencari makan dengan aman di dasar lautan yang berpasir pada siang hari. Pada malam hari, gurita ini bersembunyi di dalam liangnya.

Gurita mimik pertama kali diketahui oleh kalangan ilmuwan pada tahun 1998 di perairan Sulawesi. Selain ditemukan di perairan Indonesia, gurita mimik kadang-kadang juga ditemukan di terumbu karang Great Barrier Reef yang terletak di Australia.

Tokek Terbang

Draco volans
Draco volans via esefpe.blogspot.com

Naga terbang raksasa memang hanya muncul di dongeng dan karya fiksi. Namun hewan yang serupa dengan naga terbang ternyata benar-benar ada. Tokek terbang atau cekibar adalah nama dari hewan tersebut.

Tokek terbang (Draco volans) hidup di pepohonan tinggi supaya aman dari hewan pemangsa yang hidup di tanah. Namun karena makanan tidak selalu tersedia di satu pohon, tokek ini pun mau tidak mau harus pergi ke pohon lain.

Turun ke tanah untuk pergi ke pohon lain jelas merupakan tindakan yang amat berbahaya. Oleh karena itulah, tokek ini pun bisa berpindah ke pohon lain dengan cara terbang. Tokek terbang sebenarnya memang tidak benar-benar terbang, namun melayang dengan memanfaatkan aliran udara.

Supaya bisa melayang sejauh mungkin di udara, tokek terbang memiliki tulang rusuk yang panjang. Di antara tulang rusuk tersebut, terdapat lapisan kulit lebar layaknya sayap kelelawar. Saat sedang tidak dipakai, sayap rusuk tersebut berada dalam kondisi terlipat di kedua sisi tubuhnya.

Saat ingin terbang, tokek terbang akan melompat sambil membentangkan sayap di rusuknya. Selain memiliki lapisan kulit di kedua sisi badannya, tokek terbang juga memiliki lapisan kulit menyerupai gelambir di dagunya. Gelambir tersebut biasanya baru nampak saat tokek terbang berpapasan dengan tokek terbang lainnya.

Belalang Sembah Anggrek

Belalang Sembah Anggrek
Belalang Sembah Anggrek via bobo.grid.id

Belalang sembah adalah serangga yang kaki depannya nampak tertekuk layaknya orang yang sedang berdoa. Umumnya orang mengenal belalang sembah sebagai serangga berwarna hijau. Namun selain berwarna hijau, ada juga belalang sembah yang berwarna merah muda layaknya bunga anggrek.

Belalang sembah anggrek adalah nama dari belalang sembah tersebut. Serangga ini memiliki wujud menyerupai bunga anggrek untuk mengecoh mangsa dan musuhnya. Saat ada serangga semisal kupu-kupu yang mendekat, belalang sembah anggrek akan langsung menyergap serangga tadi dan memakannya.

Keberadaan belalang sembah anggrek pertama kali diketahui oleh orang Eropa saat seorang penjelajah Inggris yang bernama James Hingston sedang berjalan-jalan di Jawa Barat pada tahun 1879. Pada awalnya ia mengira kalau apa yang dilihatnya adalah bunga yang kebetulan berbentuk unik.

Saat ada kupu-kupu yang terbang mendekat, “bunga” tadi ternyata langsung bergerak dan menyergap kupu-kupu tersebut. Hingston pun seketika langsung sadar kalau apa yang ia kira sebagai bunga aslinya adalah sejenis serangga.

Komodo

Komodo
Komodo via goodnewsfromindonesia.id

Pulau Komodo adalah pulau kecil yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Biarpun kecil, di pulau ini terdapat spesies kadal terbesar di dunia. Komodo (Varanus komodoensis) adalah nama dari kadal raksasa tersebut. Komodo juga disebut sebagai naga komodo karena penampilannya mengingatkan orang-orang akan hewan naga.

Komodo memiliki lidah bercabang layaknya ular. Ia memiliki kebiasaan menjulurkan dan menarik masuk lidahnya secara berulang-ulang. Tujuannya supaya ia bisa mengumpulkan partikel bau dan kemudian mendeteksinya memakai organ pencium dalam rongga mulutnya.

Komodo adalah hewan pemakan daging yang rakus. Ia bisa memakan hewan-hewan berukuran besar seperti rusa, lembu, serta babi. Komodo juga memiliki sifat kanibal dan tidak ragu-ragu memakan komodo lain yang berukuran lebih kecil. Bahkan anak komodo yang baru menetas harus langsung melarikan diri ke atas pohon supaya tidak dimakan oleh induknya sendiri.

Seekor komodo bisa menyantap makanan yang beratnya mencapai tiga per empat beratnya sendiri dalam sekali lahap. Komodo makan dengan cara menggigit korbannya terlebih dahulu dan kemudian membiarkannya kabur. 

Karena air liur komodo mengandung bakteri beracun, hewan yang sudah digigit komodo akan mati dalam rentang waktu 24 jam. Saat mangsanya sudah terkulai, komodo tinggal menyantap mangsanya tersebut.

Meskipun komodo terlihat gemuk dan berkaki pendek, komodo ternyata merupakan hewan yang jago berenang. Itulah sebabnya selain di Pulau Komodo, hewan ini juga bisa ditemukan di pulau-pulau sekitarnya seperti di Pulau Rinca dan Flores.

Tawon Garuda

Tawon Garuda
Tawon Garuda via indoensiaproud.wordpress.com

Tawon merupakan serangga yang kerap dianggap sebagai gangguan bagi manusia karena suaranya yang mendengung saat terbang dan sengatannya yang terasa sakit. Padahal tawon aslinya adalah serangga yang bermanfaat bagi manusia karena serangga ini membantu penyerbukan bunga dan membasmi hama semisal ulat.

Pada tahun 2011, ilmuwan Jerman menemukan spesies baru tawon di Sulawesi. Apa yang membuat tawon ini begitu menarik adalah ukurannya yang sangat besar untuk ukuran tawon. Panjang tawon ini mencapai lebih dari 6 cm atau kurang lebih 2 kali lebih besar dibandingkan tawon yang biasa dijumpai di sekitar rumah.

Saking besarnya ukuran tawon ini, pakar serangga Michael Ohl sampai menjuluki tawon ini sebagai komodo di dunia tawon. Karena ditemukan di Indonesia, serangga ini lantas diberi nama ilmiah garuda atau lengkapnya Dalara garuda. Seperti yang kita tahu, lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.

Jika ukuran tawon garuda belum cukup membuat anda merasa ngeri, tawon garuda juga memiliki tubuh berwarna hitam dan rahang yang berukuran besar. Saking besarnya, taringnya tersebut nampak lebih panjang dibandingkan kaki depannya.

Hanya tawon garuda jantan yang memiliki rahang besar tersebut. Tawon betina berukuran lebih kecil dibandingkan pejantan. Ilmuwan menduga tawon jantan memiliki rahang demikian besar untuk membantunya berkembang biak sambil mempertahankan diri.


Sumber :

https://www.nationalgeographic.com/animals/invertebrates/m/mimic-octopus/

https://www.nationalgeographic.com/animals/reptiles/d/draco-lizard/

https://www.livescience.com/27402-komodo-dragons.html

https://everywherewild.com/orchid-mantis/

https://www.dw.com/en/scientists-discover-new-warrior-wasp/a-15369425