Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fosil Manusia Aneh dan Menakutkan yang Pernah Ditemukan oleh Ilmuwan

Jika seseorang meninggal, maka jasadnya akan membusuk dan berubah menjadi tanah seiring berjalannya waktu. Namun karena tulang terbuat dari bahan yang keras, tulang bisa tetap awet hingga ribuan tahun kemudian. Tidak jarang ilmuwan menemukan keanehan pada fosil-fosil manusia yang berasal dari masa ratusan tahun silam. Berikut adalah fosil manusia teraneh yang pernah ditemukan oleh ilmuwan.

Fosil Dengan Lengan Lebih Dari Dua

Fosil Dengan Lengan Lebih Dari Dua
Fosil Dengan Lengan Lebih Dari Dua via nationalgeographic.com

Viru adalah nama dari kelompok masyarakat kuno yang pernah mendiami kawasan Lembah Viru di Amerika Selatan pada tahun 100 Sebelum Masehi hingga 750 Masehi. Salah satu peninggalan masyarakat Viru yang berhasil ditemukan oleh ilmuwan di masa kini adalah kompleks pemakaman yang sekarang terletak di sebelah utara kota Trujillo, negara Peru.

Pemakaman tersebut begitu menarik perhatian ilmuwan karena sejumlah kerangka mayat yang dimakamkan di sana nampak memiliki jumlah lengan lebih banyak dibandingkan orangnya. 

Hal tersebut tak pelak membuat ilmuwan merasa penasaran. Apakah masyarakat Viru memiliki jumlah lengan lebih banyak dibandingkan manusia normal? 

Belakangan diketahui kalau bukan itu penyebabnya. Masyarakat Viru aslinya hanyalah dengan jumlah tangan dan kaki yang normal. Mengenai kenapa ada mayat yang jumlah lengannya banyak, hal itu terjadi karena ada potongan lengan dari orang lain yang dikuburkan bersama dengan mayat tadi.

Tidak diketahui alasan pasti mengapa masyarakat Viru memiliki kebiasaan demikian dalam pemakamannya. Yang sudah diketahui oleh ilmuwan adalah mayat yang dimakamkan dengan lengan atau kaki tambahan biasanya meninggal dalam kondisi terluka hingga membekas pada kerangkanya.

Ilmuwan menduga kalau potongan lengan yang dikuburkan dimaksudkan sebagai persembahan kepada dewa di alam sesudah kematian. Selain potongan lengan, ada pula mayat yang dikuburkan bersama dengan benda logam berharga dan tembikar.

Pisau yang Terbuat dari Tulang Manusia

Pisau yang Terbuat dari Tulang Manusia
Pisau yang Terbuat dari Tulang Manusia via livescience.com

Pulau Papua (atau New Guinea kalau dalam bahasa Inggris) adalah pulau yang terletak di ujung timur Indonesia. Jika Pulau Papua bagian barat termasuk dalam wilayah Indonesia, maka Pulau Papua bagian timur termasuk dalam wilayah Papua Nugini. 

Di pulau itu pulalah, terdapat salah satu senjata tradisional dengan sejarah pembuatan yang cukup menakutkan. Bagaimana tidak, senjata yang dimaksud terbuat dari tulang manusia yang sudah meninggal.

Senjata tersebut adalah potongan tulang yang sudah diasah sedemikian rupa supaya nampak tajam layaknya pisau. Ada dua macam pisau tulang yang pernah digunakan oleh penduduk setempat, yaitu pisau yang terbuat dari tulang manusia dan pisau yang terbuat dari tulang burung kasuari.

Pisau yang terbuat dari tulang manusia dianggap lebih baik dibandingkan pisau tulang burung kasuari. Pasalnya tulang manusia memiliki struktur yang lebih kuat dibandingkan tulang burung kasuari.

Penduduk setempat juga meyakini bahwa mereka yang memiliki pisau yang terbuat dari tulang seseorang bakal turut mewarisi kekuatan yang dimiliki oleh sang pemilik tulang semasa hidup. Saat seseorang yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu suku meninggal dunia, tulangnya akan diambil dan diasah hingga menjadi senjata.

Dalam perang antar suku di masa silam, prajurit tradisional Pulau Papua akan membunuh lawannya dengan cara melukai lehernya dengan pisau ini. Kemudian menurut kesaksian para penjalajah asing yang pernah singgah, prajurit setempat juga menggunakan pisau ini untuk membunuh tahanan perang dan memakan dagingnya.

Kerangka Korban Amputasi

Kerangka Korban Amputasi
Kerangka Korban Amputasi via listverse.com

Amputasi adalah tindakan memotong anggota badan untuk keperluan medis. Amputasi lazimnya dilakukan jika suatu anggota badan sudah mengalami sakit terlalu parah dan bakal menjadi sumber kuman penyakit jika sampai dibiarkan tetap menempel pada tubuh.

Praktik amputasi sendiri ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Di kompleks makam Longobard di Italia utara, ilmuwan pernah menemukan ribuan kerangka manusia terkubur di bawahnya.

Kompleks makam tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-6 hingga 8. Dari sekian banyak kerangka manusia yang tersimpan di sana, salah satu yang paling menarik perhatian adalah kerangka dengan tangan kanan yang buntung.

Ilmuwan memperkirakan kalau kerangka tersebut kehilangan tangan kanannya akibat diamputasi. Masih menurut dugaan ilmuwan, amputasi mungkin dilakukan karena tangan kanan orang tersebut menderita kecelakaan parah hingga tangan kanannya patah dan tidak mungkin disembuhkan.

Selain memiliki cedera parah pada tangan kanannya, sosok pria pemilik kerangka tersebut semasa hidupnya juga memiliki lubang pada gigi atasnya. Lubang pada gigi tersebut nampak begitu besar sehingga ilmuwan menduga kalau pemilik kerangka ini dulunya mengalami radang pada mulutnya.

Menurut hasil analisa ilmuwan, pemilik kerangka ini adalah seorang pria yang meninggal dalam usia antara 40-50 tahun. Pria tersebut dikuburkan bersama-sama dengan sebilah pisau yang tergeletak di atas pinggul kirinya.

Kerangka yang Seluruh Giginya Sudah Dicabuti

Kerangka yang Seluruh Giginya Sudah Dicabuti
Kerangka yang Seluruh Giginya Sudah Dicabuti via listverse.com

Gigi merupakan anggota tubuh yang sepintas nampak remeh, namun aslinya memiliki peran sangat penting bagi manusia. Jika tidak ada gigi, maka manusia tidak akan bisa mengunyah makanannya. Gigi juga membantu seseorang berbicara dengan jelas.

Saat seseorang sudah begitu tua, maka gigi-giginya bakal ada yang tanggal secara alamiah. Normalnya saat gigi seseorang tanggal akibat penuaan, maka akan tetap ada gigi yang tertinggal pada mulut orang tersebut.

Namun hal tersebut tidak berlaku pada fosil kerangka yang satu ini. Pasalnya fosil tersebut nampak tidak memiliki gigi sama sekali. Belakangan diketahui kalau kerangka orang tersebut kehilangan semua giginya karena gigi orang tersebut memang sudah dicabuti semuanya sebelum dimakamkan.

Kerangka tersebut diketahui berasal dari Bulgaria pada Abad Pertengahan. Di masa itu, seseorang percaya bahwa jika seseorang melakukan aksi terlarang semasa hidupnya, maka orang tersebut akan bangkit kembali sesudah vampir saat ia sudah meninggal.

Supaya orang tersebut tidak menjadi ancaman jika benar-benar bangkit kembali sebagai vampir, gigi orang tersebut pun kemudian dicabuti semuanya sebelum kemudian dimakamkan. Harapannya adalah saat vampir tersebut mencoba menghisap darah korban, ia tidak bisa melakukannya karena giginya sudah hilang.

Mayat Anak-Anak Korban Pembantaian

Mayat Anak-Anak Korban Pembantaian
Mayat Anak-Anak Korban Pembantaian via listverse.com

Penduduk asli di Benua Amerika sudah lama diketahui mempraktikan ritual pengorbanan manusia. Namun selain mengorbankan orang dewasa, ternyata anak-anak juga pernah dijadikan korban persembahan. Jumlahnya pun tidak main-main karena bisa mencapai ratusan.

Pada tahun 2016, tim arkeolog selesai melakukan penggalian dan penelitian di pantai utara Peru. Penggalian tersebut dilakukan setelah warga lokal menemukan serpihan tulang dan kemudian memberitahukannya kepada tim arkeolog setempat yang sedang meneliti kuil.

Pemeriksaan yang mereka lakukan pada lokasi penemuan tulang tersebut mengungkapkan fakta yang sungguh menakutkan. Pada abad ke-15, sebanyak 140 anak-anak pernah dibunuh dan dikuburkan secara massal di tempat tersebut. Mayat anak-anak tersebut diposisikan sedemikian rupa supaya menghadap ke arah laut di sebelah barat.

Selain anak-anak, arkeolog juga menemukan sekitar 200 fosil llama yang masih berusia bayi. Llama adalah sejenis unta khas Amerika Selatan yang banyak dipelihara hingga sekarang sebagai hewan angkut dan hewan konsumsi. Bangkai bayi-bayi llama tersebut diposisikan supaya menghadap ke arah Pegunungan Andes di sebelah timur.

Anak-anak manusia yang dikorbankan jumlahnya berkisar antara 5 sampai 14 tahun. Ilmuwan menduga bahwa ritual pembunuhan massal tersebut dilakukan sebagai langkah terakhir oleh penduduk setempat yang sudah putus asa menghadapi bencana alam.

Saat ritual pengorbanan dilakukan, wilayah setempat sedang dilanda wabah kekeringan El Nino. Karena pengorbanan memakai orang dewasa dianggap gagal menghentikan bencana alam, mereka pun beralih menggunakan korban anak-anak.

Sumber :

https://www.nationalgeographic.com/science/article/peru-viru-ancient-shark-fishermen-archaeology https://www.sciencealert.com/medieval-lombard-man-amputated-arm-knife-prosthesis https://www.livescience.com/62399-human-cassowary-bone-daggers.html https://www.nationalgeographic.com/science/article/120724-vampire-skeleton-toothless-bulgaria-science https://listverse.com/2018/05/15/top-10-ancient-cases-of-rare-and-bizarre-skeletons/