Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kematian Massal Hewan Dari Ratusan Hingga Ribuan Pertanda Apakah?

Kematian hewan massal baik itu terjadi pada manusia, hewan, hingga tumbuhan hingga hari ini masih dikategorikan sebagai salah satu fenomena paling aneh di alam. Untuk alasan misterius, ribuan hewan dari berbagai jenis spesies berbeda pernah dikabarkan mati dalam jumlah cukup besar.

Berbagai penyebab berbeda pun disinyalir mengakibatkan tindakan aneh tersebut, mulai dari mati akibat racun, atau bunuh diri saat melompat dari tebing atau terdampar di pantai begitu saja tanpa penjelasan yang cukup masuk akal.

Sementara itu, hanya dalam satu dekade terakhir, diketahui telah terjadi kematian massal pada ikan, cumi-cumi, burung, hewan, dan amfibi. Beberapa dari peristiwa kematian masal ini belakangan tidak digolongkan sebagai bunuh diri massal,  karena terjadi pada hewan yang bahkan tidak tahu bagaimana melakukan bunuh diri. 

Sementara itu, pada kasus lainnya tampak cukup meyakinkan karena melibatkan ribuan atau bahkan jutaan kematian hewan tertentu, seperti ikan, udang, atau yang berukuran besar septi lumba-lumba dengan kondisi tersapu di pantai.

Berikut kami telah merangkum deretan kematian masal hewan paling aneh dan misterius yang diketahui dan pernah terjadi.

Lebih dari 400 Anjing Laut Mati Tersapu ke Pantai Di New England Utara

Lebih dari 400 Anjing Laut Mati Tersapu ke Pantai Di New England Utara
Lebih dari 400 Anjing Laut Mati Tersapu ke Pantai Di New England Utara via thesouthafrican.com

12 Agustus 2018, sejumlah besar anjing laut dikabarkan mati atau terdampar di sekitaran pantai utara New England. Para peneliti pada awalnya bingung dan tidak mengerti apa yang menyebabkan terjadinya kematian masal seperti itu. 

Tidak lama kemudian kejadian yang sama kembali terjadi ketika lebih dari 400 mayat anjing laut terdampar di pantai New England - terutama di Maine - selama rentang waktu tiga minggu berturut-turut.

Setelah dilakukan pengujian dan penelitian awal, para peneliti menemukan banyak dari hewan-hewan malang tersebut terinfeksi virus flu burung dan juga virus distemper phocine. Tidak hanya itu, para peneliti tersebut juga mengabarkan penyebab kematian lainnya, namun tidak ikut dipublikasikan.

"Kami memiliki lebih banyak sampel untuk diproses dan dianalisis, jadi masih terlalu dini untuk menentukan apakah salah satu atau kedua virus tersebut adalah penyebab utama peristiwa kematian," kata Jennifer Goebel, juru bicara National Oceanic and Atmospheric Administration.

Kematian Massal Ratusan Gajah di Afrika

Kematian Massal Ratusan Gajah di Afrika via dw.com

Lebih 300 gajah mati di kawasan selatan Afrika tahun ini. Misteri ini memicu kebingungan di kalangan pelindung lingkungan. Setelah riset berbulan-bulan, pemerintah menyatakan berhasil mengidentifikasi penyebabnya.

Para pelindung lingkungan dan pemerintah di Botswana mengamati dengan cemas, misteri kematian massal gajah di kawasan reservasi alam Delta Okavango di utara Botswana mulai bulan Maret tahun lalu. Lebih 330 ekor gajah mati di kawasan ini. 

Pemerintah di Gaborone dan lembaga pelindung lingkungan ibaratnya menghidupkan alarm tanda bahaya. Secara bersama, mereka melakukan investigasi. Yang sudah pasti, kematian massal gajah ini bukan disebabkan perburuan liar, karena semua gading gajah masih utuh pada bangkai gajah. Juga opsi kematian keracunan anthrax sudah ditepis.

Setelah penelitian beberapa bulan, biang keroknya ditemukan. Yakni, racun yang diproduksi “cyanobacteria“ dalam sumber air yang diminum hewan ini, kemungkinan besar jadi penyebab kematian ratusan gajah di Botswana dan negara tetangga Zimbabwa di selatan Afrika. 

Ratusan Kelelawar Dimasak Hidup-hidup di Australia Setelah Gelombang Panas Yang Brutal

Ratusan Kelelawar Dimasak Hidup-hidup di Australia Setelah Gelombang Panas Yang Brutal
 Ratusan Kelelawar Dimasak Hidup-hidup di Australia Setelah Gelombang Panas Yang Brutal via nationalgeographic.grid.id

Musim panas di Australia, nyatanya benar-benar mampu menjadi horor yang cukup mengerikan, tidak hanya untuk manusia, namun juga hewan dan tumbuhan yang hidup di tanah aborigin tersebut.

Salah satu contoh kasusnya adalah ketika 2.000 kelelawar mati setelah benar-benar terpanggang hidup-hidup dalam serangan gelombang panas yang cukup parah. Ribuan Kelelawar berjenis flying foxes tersebut ditemukan mati mengenaskan di New South Wales, Australia, ketika negara tersebut mencatat rekor panas setinggi 113 derajat Fahrenheit.

Menanggapi hal tersebut Anggota Bantuan Margasatwa mengatakan bahwa kejadian itu adalah kematian masal terburuk akibat stres yang pernah terjadi dan mereka lihat dalam kurum waktu lebih dari 10 tahun terakhir.

Bencana Angsa Salju Montana

Bencana Angsa Salju Montana
Bencana Angsa Salju Montana via tribunnews.com

Pada akhir November 2016, ribuan angsa salju dikabarkan mati setelah mendarat di air asam yang berasal dari lubang tambang tua di Montana. Kawanan angsa putih yang berjumlah sekitar 25.000 ekor tersebut terpaksa mendarat di tambang ketika badai salju melanda jalur migrasi mereka. 

Sementara itu, sebelum pendaratan masal tersebut terjadi, karyawan tambang dan pekerja lainnya yang mengawasi daerah tersebut telah menggunakan senter pijar dan membuat kebisingan untuk menakut-nakuti angsa yang ada agar tidak mendarat di lokasi berbahaya tersebut. 

Menurut cerita saksi mata pekerja setempat, upaya yang mereka lakukan setidaknya telah berhasil mengusir sebagian besar angsa, meskipun ribuan mati sebelum mereka dapat pergi dari daerah berbahaya tersebut.

Mark Thomspon, pemimpin pekerja tambang setempat menceritakan upaya keras mereka untuk menyelamatkan angsa malang tersebut, dirinya menggambarkan keadaan kacau lubang tambang itu seperti “700 hektar burung putih.” 

Dia juga melanjutkan, “Saya tidak bisa cukup menggarisbawahi berapa banyak burung yang ada di daerah Butte malam itu. Jumlahnya melampaui apa pun yang pernah kami alami selama 21 tahun pemantauan. "

Ratusan Ekor Rusa Mati Tersambar Petir

Ratusan Ekor Rusa Mati Tersambar Petir
Ratusan Ekor Rusa Mati Tersambar Petir via liputan6.com

Pada Agustus 2016, 323 ekor rusa kutub di Norwegia secara mengenaskan terbunuh secara masal oleh badai petir yang cukup mengerikan, dan dalam catatan kematian hewan secara masal, kematian akibat sambaran petir merupakan salah satu yang paling aneh dan langka.

Sementara itu, pakar petir Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Angela Chen menjelaskan bagaimana hewan cenderung berkelompok selama badai petir. Dengan semua rusa bergerombol di satu tempat, tidak akan terlalu sulit bagi satu sambaran petir untuk membunuh mereka semua melalui arus darat ditambah dengan kondisi petir yang melakukan kontak dengan tanah di tempat yang tepat.

Seorang juru bicara Inspektorat Alam Norwegia (NNI) mencatat tidak jelas apakah satu sambaran petir atau beberapa sambaran yang terjadi di area yang sama membunuh rusa tersebut. 

"Kami pernah mendengar tentang hewan yang disambar petir dan terbunuh, tetapi saya tidak ingat pernah mendengar tentang petir yang membunuh hewan dalam skala ini sebelumnya," kata juru bicara NNI Knut Nylend.

Bencana Penguin Artartika

Bencana Penguin Artartika
Bencana Penguin Artartika via hiitekno.com

Pada awal 2016, puluhan ribu penguin Adélie terputus dari persediaan makanan mereka disebabkan oleh pergerakan gunung es yang terdampar, dan kemudian berujung kepada terjadinya kematian massal. 

Pada saat kejadian, Gunung es, yang secara resmi disebut B09B, secara tidak terduga telah mengubah lingkungan koloni penguin Adélie di Teluk Commonwealth, Antartika - koloni yang pernah menampung lebih dari 100.000 burung penguin.

Akibat kejadian tersebut sekarang, jumlah keseluruhan spesies penguin di koloni tersebut telah turun menjadi hanya sepersepuluh dari kelompok yang dulunya kuat itu, hal itu dikarenakan gunung es yang cukup masif telah memenuhi teluk dengan es, sehingga menghalangi akses ke pasokan makanan utama penguin setempat.

Kematian Masal Antelope Kazakhstan atau Kijang Saiga

. Kematian Masal Antelope Kazakhstan atau Kijang Saiga
. Kematian Masal Antelope Kazakhstan atau Kijang Saiga via tempo.co

Pada akhir Mei dan awal Juni 2015, lebih dari 60.000 ekor kijang saiga yang menjadi spesies antelope khas Kazakhstan terancam punah, karena mengalami mati masal di padang rumput Kazakhstan. 

Sementara kematian hewan biasa terjadi di padang rumput, ruang lingkup kejadian berupa padang rumput, yang dikombinasikan dengan status saiga yang terancam punah, membuat para peneliti bekerja keras mencari penyebab sebenarnya. 

Barulah pada Januari 2018, para peneliti menemukan bahwa panas berlebihan kemungkinan menjadi penyebab infeksi bakteri yang menyebabkan keracunan darah dan pendarahan internal yang menimpa ribuan kijang saiga.

Para ilmuwan menemukan bahwa kematian massal yang cukup mengerikan tersebut memiliki hubungan dengan cuaca hangat dan basah di padang setempat. Namun, alasan utama berupa perubahan iklim diyakini menjadi penyebab kijang saiga menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.

Kematian Masal Danau Erie

Kematian Masal Danau Erie
ilustrasi Kematian Masal Danau Erie via ikons.id

Awal tahun 2012, sebuah peristiwa aneh terjadi di danau Erie, Amerika Utara. Ribuan ikan dan sejumlah burung camar dikabarkan mengalami kematian mendadak dalam waktu yang sama.

Menjawab kejadian aneh ini, para peneliti awalnya percaya bahwa kekurangan oksigen yang disebabkan oleh fenomena yang disebut inversi diduga menjadi penyebab dari puluhan ribu ikan mati dan terdampar di tepi Danau tersebut.

Namun, yang tidak dapat dijelaskan adalah mengapa sejumlah burung camar juga ikut mati pada saat dan waktu yang sama. 

Tidak hanya itu, pengujian menyeluruh yang dilakukan juga menunjukkan tidak adanya tanda-tanda inversi, akibatnya penyebab kematian masal di danau tersebut hingga kini masih belum diketahui.

referensi :

https://www.ranker.com/list/mass-animal-deaths/mike-rothschild?ref=collections_page https://www.dw.com/id/misteri-kematian-massal-ratusan-gajah-di-afrika-terungkap/a-55016471