Sisi Kelam CIPA Mereka yang Tidak Dapat Merasakan Sakit Fisik, Antara Berkah dan Musibah
Anehdidunia.com - Pukulan dari tongkat atau terkena lemparan batu pada normalnya dapat menimbulkan rasa sakit yang cukup parah atau bahkan mematahkan tulang, tetapi apa jadinya jika seseorang bahkan tidak mampu merasakan sakit di tubuhnya?
Meski kedengarannya seperti fiksi ilmiah, namun faktanya beberapa orang memang terlahir dengan kondisi yang membuat mereka tidak bisa merasakan sakit. Seperti yang telah pernah kita bahas dalam manusia yang tidak mengenal rasa sakit. Namun nyatanya, kondisi yang terlihat Ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit atau nyeri ini, tidak selalu memiliki efek positif, bahkan dalam beberapa kesempatan, kondisi langka ini dapat menimbulkan bahaya yang mengancam jiwa.
Berikut kami telah merangkum deretan sisi kelam dari mereka yang tidak mampu merasakan sakit.
1. Mereka Sangat Langka
Mereka Sangat Langka via klikdokter.com |
Pada dasarnya, tidak ada hitungan pasti mengenai berapa banyak jumlah kasus penderita ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit atau nyeri yang ada di seluruh dunia. Tetapi dari data yang ada menunjukkan bahwa kelainan satu ini termasuk dalam salah satu kelainan yang cukup langka.
Di Amerika Serikat contohnya, tercatat setiaknya kurang dari 100 kasus dengan kondisi serupa yang dilaporkan. Sementara di Jepang memiliki jumlah kasus yang relatif lebih tinggi, yaitu 300 kasus.
2. Akibat Mutasi Genetik
mutasi genetik via harapanrakyat.com |
Kondisi ketidakpekaan bawaan terhadap rasa nyeri dan sakit ini umumnya muncul dalam dua cara atau kondisi, yaitu ketidakpekaan kongenital terhadap nyeri (CIP), dan ketidakpekaan kongenital terhadap nyeri dengan anhidrosis (CIPA).
Namun kedua jenis ketikapekaan terhadap rasa sakit dan nyeri ini sama-sama disebabkan oleh mutasi genetik yang berujung pada terganggunya pengiriman sinyal nyeri ke otak.
Selain nyeri, kondisi ini juga dapat dapat mempengaruhi kelenjar keringat dan pengaturan suhu. Orang yang memiliki kelainan CIPA sejak lahir akan memiliki kebiasaan berkeringat sangat sedikit, atau bahkan tidak sama sekali, akibat ketidakmampuan dalam membedakan suhu.
3. Mereka Mungkin Tidak Memiliki Indra Penciuman
Mereka Mungkin Tidak Memiliki Indra Penciuman via beritagar.id |
Terkadang, ketidakmampuan untuk merasakan nyeri akan memunculkan problematika susulan berupa keadaan anosmia yaitu hilangnya indra penciuman seseorang hingga ke titik tidak mampu membedakan bau apapun.
Hal Ini dapat terjadi karena adanya mutasi genetik yang sama yang menyebabkan kondisi tersebut muncul. Gen yang bermutasi itu juga dapat mengganggu neuron sensorik penciuman yang mengirimkan informasi terkait penciuman ke otak.
4. Mereka Sering Menyakiti Diri Sendiri Secara Tidak Sengaja
Mereka Sering Menyakiti Diri Sendiri Secara Tidak Sengaja via tribunnews.com |
Karena penderita CIP memiliki ketahanan terhadap terhadap rasa sakit alih-alih kita menyebutnya sebagai tidak dapat merasakan rasa sakit, termasuk di dalamnya perbedaan suhu, keadaan ini juga cenderung membuat mereka melukai diri sendiri secara tidak sengaja dan tidak sadar.
Anak-anak kecil sering kali melukai pipi, lidah, dan bibir mereka karena mengunyah, dan terkadang jari mereka juga. Namun dengan adanya rasa sakit, perbuatan ini akan dihentikan saat itu juga.
Namun hal yang berbeda akan terjadi pada penderita CIP, karena dengan kelainannya, mereka tidak akan menyadari darah yang berceceran, kulit yang lebam, atau bahkan yang lebih parah dari itu.
5. Dapat Mengalami Autoamputasi
Dapat Mengalami Autoamputasi via mysteriesrunsolved.com |
Kecelakaan yang tidak disengaja yang dilakukan orang-orang dengan CIP pada diri mereka dapat memiliki konsekuensi dan juga efek jangka panjang yang mengerikan. Cedera berulang pada area tubuh tertentu, terutama jari tangan dan kaki, dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah.
Dan jika pembuluh darah ini tidak pulih, area tubuh tersebut dapat perlahan-lahan mengalami kematian mulai dari tahap sel, hingga akhirnya akan semakin meluas. Sahabat anehdidunia.com kematian sel ini kemudian akan akan semakin parah akibat kurangnya suplai oksigen yang dibutuhkan.
Pada akhirnya, hal paling buruk yang menunggu adalah terlepasnya anggota badan tertentu, mulai dari jari, tangan, hingga kaki dari area tubuh yang mati dalam sebuah proses yang disebut sebagai amputasi spontan atau autoamputasi.
Hal ini pun menjadi tuntutan perlunya pengawasan ekstra bagi mereka yang mengalami kondisi CIP sehingga tidak berujung pada menyakiti diri sendiri, sekalipun dilakukan tanpa sadar.
6. Resiko Menderita Infeksi Tulang Kronis
Resiko Menderita Infeksi Tulang Kronis via kliniknyeritulangbelakang.com |
Osteomielitis, merupakan sejenis infeksi tulang akibat bakteri yang dapat terjadi setelah kecelakaan patah tulang. Kondisi ini dapat menyusul menjadi demam, mual, dan nyeri parah atau bengkak di daerah yang terkena dampaknya.
Parahnya, anak-anak dengan kondisi CIP akan sangat rentan terhadap infeksi ini, walaupun nyatanya relatif mudah diobati.
Namun berulang kali terpapar cedera yang sama juga dapat menyebabkan kondisi parah lainnya yang disebut sebagai sendi Charcot atau artropati Charcot, yaitu kondisi dimana rusaknya tulang dan jaringan ikat di sekitar sendi.
7. Kemungkinan Besar Mengalami Demam Tinggi Berulang
Kemungkinan Besar Mengalami Demam Tinggi Berulang via popmama.com |
Satu hal yang paling tidak mengenakkan dari mereka dengan CIPA adalah sering kali menderita demam. Hal tersebut terjadi lantaran tubuh mereka yang tidak mampu menghasilkan keringat yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
Sementara itu, tidak adanya keringat untuk mengembalikan tubuh seseorang ke kondisi homeostasis, suhu tubuh mereka dapat mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sehingga jika tidak dipantau, hal ini dapat menyebabkan serangan hiperpireksia berulang atau demam sangat tinggi.
8. Resiko Mengalami Kejang
Resiko Mengalami Kejang via kompas.com |
Orang yang hidup dengan CIPA sering mengalami demam semasa hidupnya, dan kondisi tersebut dapat menyebabkan kejang yang disebut sebagai kejang demam. Kejang demam umumnya terjadi pada anak-anak usia 3 bulan hingga 18 bulan, dan biasanya disebabkan oleh demam di atas suhu 100,4 derajat Fahrenheit.
Kejang demam biasanya hanya berlangsung beberapa menit, namun dalam beberapa kasus, kejang demam terdapat laporan yang mengatakan bahwa kejang ini berlangsung untuk jangka waktu yang lebih lama.
9. Masalah Dengan Kulit dan Rambut
Masalah Dengan Kulit dan Rambut via kompas.com |
Penderita CIPA dapat memiliki kondisi yang disebut sebagai likenifikasi. Kondisi ini muncul terutama di area seperti telapak tangan yang kemudian membuat kulit menjadi keras, tebal, dan bertekstur kasar.
Individu yang terkena kondisi ini juga akan sering mengalami patah, rapuh, cacat, atau jari atau kuku kaki mengalami infeksi. Kesehatan dan penampilan rambut mereka juga dapat dipengaruhi oleh kondisi hipotrikosis, yaitu kondisi di mana area kulit kepala gagal menumbuhkan rambut.
10. Kondisinya Tidak Dapat Disembuhkan Untuk Saat Ini
Kondisinya Tidak Dapat Disembuhkan Untuk Saat Ini via cnnindonesia.com |
Saat ini tidak ada obat yang diketahui cukup manjur untuk mengobati kelainan CIP atau CIPA, jadi manajemen atau perawatan terhadap gangguan ini akan sangat penting untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup para penderitanya.
Namun kabar baiknya spesialis dalam berbagai disiplin ilmu medis hingga saat ini masih membantu untuk memberikan dukungan, dan dengan pengawasan yang baik dari orang tua serta pengasuh dapat membatasi risiko cedera yang ada.
Tidak hanya itu, pada awal kuartal 2015, para peneliti yang berfokus pada pengembangan obat CIP dan CIPA juga telah menemukan titik terang dengan menggunakan opioid yang setidaknya mampu memberi salah satu penderita wanita CIP sensasi nyeri atau sakit untuk pertama kalinya.
Sumber :
https://www.ranker.com/list/facts-about-people-who-can-t-feel-pain/chase-christy?ref=browse_list