Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Film Keren Namun Proses Pembuatan Paling Sulit dan Panjang di Dunia

anehdidunia.com - Setiap film hebat terlebih yang bergenre fiksi aksi seringkali akan dipenuhi dengan rintangan yang harus diatasi seorang pahlawan untuk mencapai tujuannya. Namun, terkadang kendala besar tidak hanya muncul dalam tahap pembuatan skrip cerita. 

Sebaliknya, tantangan sebenarnya berupa efek visual, lokasi, hingga lamanya pembuatan sebuah film menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan produksi film yang sebenarnya. Dan hal ini pun muncul seiring dengan standar tinggi dan tujuan luar biasa yang harus dicapai sebuah judul film sehingga dengan itu pula, datanglah segala macam mimpi buruk dari sebuah proses produksi.

Umumnya ada berbagai macam rintangan yang dihadapi oleh sebuah film untuk berhasil dibuat. Contohnya seperti biaya film yang meroket di film Cleopatra and The Abyss, film tersebut bahkan hampir membuat bangkrut salah satu studio film terbesar di dunia. 

Penasaran dengan proses pembuatan paling sulit apa yang pernah menghampiri film-film terkenal, berikut kami telah merangkumnya.

1. The Abbys

The Abbys
The Abbys via screenrant.com

Rintangan : Merekam hampir seluruh film di bawah air.

Ada alasan mengapa sutradara James Cameron dikenal sebagai "orang paling menakutkan di Hollywood". Julukan tersebut nyatanya berasal dari proses pembuatan film The Abyss (1989) yang disebut-sebut sebagai salah satu film tersulit dalam sejarah.

Karena bukan tanpa alasan, sebagian besar film bergenre drama fiksi ilmiah ini benar-benar dibuat dalam proses yang berlangsung di bawah air, yang jelas merupakan tempat yang sangat sulit untuk membuat film.

Pada hari pertama pengambilan gambarnya saja, tangki air berkapasitas 150.000 galon yang dibuat untuk film tersebut diketahui mulai mengalami kebocoran. Bahkan setelah pembuatan film akhirnya dilakukan, Cameron pernah hampir tenggelam di dalam tangki saat menyiapkan pengambilan gambar. 

Para aktor yang terlibat juga diharuskan menjadi penyelam bersertifikat, dan tidak ada pemeran pengganti yang digunakan dalam film tersebut.

Salah satu aktris, Mary Elizabeth Mastrantonio dikabarkan sempat mengalami gangguan emosional, karena para aktor bekerja hingga 12 jam sehari, dengan lokasi 40 kaki di bawah air. Para kru bahkan mengalami hal yang lebih buruk karena mereka ditempatkan lebih dalam, sangat dalam, sehingga mereka harus melakukan dekompresi agar dapat muncul dengan aman.

2. The Revenant

The Revenant
The Revenant via takhfifbazan.com

Hambatan : Suhu yang sangat dingin dan daerah sekitar produksi yang sulit.

The Revenant (2015) adalah kisah nyata tentang seorang pria yang dengan berani melawan kekuatan alam dan entah bagaimana mampu untuk bertahan hidup. Dalam pembuatan film ini, beberapa anggota kru yang mengerjakan film mengakuinya sebagai pengalaman terburuk dalam karir mereka dan "neraka yang hidup".

Beberapa penyebab dari pengalaman mengerikan tersebut salah satunya adalah suhu yang amat sangat dingin untuk yang menemani seluruh kru dalam bekerja menyelesaikan film tersebut. Beberapa kru bahkan dikatakan tidak tahan dan memilih untuk berhenti dari pembuatan film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio tersebut.

Namun pada akhirnya setelah melewati sekumpulan rintangan mengerikan itu, semuanya sepertinya tampak berhasil. Baik DiCaprio dan Iñárritu berhasil memenangkan Academy Awards atas upaya mereka, dan The Revenant adalah salah satu film kesuksesan di box office.

3. Apocalypse Now

Apocalypse Now
Apocalypse Now via suarasinema.wordpress.com

Rintangan : Hampir semuanya.

Seluruh produksi mahakarya epik hasil olahan tangan dingin Francis Ford Coppola faktanya penuh dengan masalah. Aktor utama dalam film ini yaitu, Harvey Keitel dipecat setelah dua minggu dan digantikan oleh Martin Sheen, yang entah bagaimana berhasil menangani masalah alkoholnya sendiri. 

Selama proses penyelesaian film, bahkan terdapat beberapa kekacauan total di lokasi syuting, yang berlokasi di Filipina. Coppola menuliskan dalam buku hariannya, tentang anggota pemeran yang tiba-tiba saja jatuh sakit akibat penyakit tropis yang mengerikan, topan besar menghantam pulau-pulau, kebakaran terjadi, ada serangan harimau, pesta liar dengan kokain, dan sederet masalah lainnya.

Setelah topan melanda dan produksi harus dihentikan selama sebulan, beberapa anggota kru dikabarkan tidak mau ikut kembali ke hutan bersama Coppola. Martin Sheen memutuskan untuk kembali tetapi dengan perasaan yang sangat enggan. Dia bahkan memberi tahu teman-temannya, "Saya tidak tahu apakah saya akan melalui ini." Dan dia hampir tidak melakukannya.

Oh ya, Sheen juga sempat menderita serangan jantung di lokasi.

4. The Shinning

The Shinning
The Shinning via aliefworkshop.com

Rintangan : Keinginan Stanley Kubrick yang perfeksionis.

Kisah-kisah yang berhembus tentang seputar pembuatan film karya Stanley Kubrick The Shining (1980) memang sangat legendaris. Kubrick dikenal sebagai seorang perfeksionis, salah satu sutradara paling teliti dalam sejarah Hollywood, dan faktanya dirinya memang begitu.

Kubrick juga dikenal sebagai sutradara pengambilan gambar multipel, yaitu tipikal sutradara yang sering mengambil gambar adegan berulang kali, hingga dianggap sempurna. Misalnya, adegan "Here’s Jhonny" yang terkenal, tetapi sangat singkat hanya beberapa detik yang menampilkan Jack Torrance (Jack Nicholson) meletakkan kapak melalui pintu, membutuhkan waktu tiga hari untuk mengambil gambar dan menggunakan lebih dari 60 pintu untuk adegan perusakannya.

Produksi film horor yang seharusnya hanya berlangsung 100 hari itu kemudian malah memanjang hingga berlangsung selama 250 hari. Selama proses pembuatan film, Kubrick dilaporkan sangat keras pada aktris Shelley Duvall sehingga rambut wanita malang itu mulai rontok, dan hampir mengalami gangguan saraf. 

Kubrick juga memutuskan untuk merekam film tersebut dalam urutan kronologis, yang membuat produksi menjadi tidak nyaman dan sangat memakan waktu.

5. Star Wars

Star Wars
Star Wars via collider.com

Rintangan : Fiksi ilmiah dianggap sebagai genre mati di tahun 1970-an.

George Lucas muda menandatangani kontrak dua film untuk Universal for American Graffiti (1973) dan Star Wars (1977). Meskipun American Graffiti ternyata sukses sebagai film box office di pasaran, Universal Studio saat itu malah menyerah pada Star Wars.

Bukannya tanpa alasan, kehadiran Star Wars sebagai film dengan genre fiksi ilmiah saat itu dianggap sebagai genre mati. Selain itu, departemen pemasaran juga tidak dapat memikirkan cara apa pun untuk menjual film tersebut. Keraguan dan kekecewaan tersebut semakin meracuni orang-orang lainnya yang terlibat pada proyek tersebut, sehingga kelanjutannya dipertanyakan.

Namun, untungnya Lucas saat itu berhasil menemukan seorang teman dari 20th Century Fox, yaitu Alan Ladd Jr., yang kemudian bersedia mendukung sutradara muda tersebut, dan terbukti Star Wars sukses di pasaran 

referensi :

https://www.ranker.com/list/movies-that-almost-didn-t-get-made/anncasano?ref=collections&l=2917870&collectionId=2366