Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesta Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah, Berujung Kerusakan dan Kematian Massal

anehdidunia.com - Setiap orang yang mengadakan pesta, pasti tahu bahwa mereka bisa saja melakukan kesalahan dalam pesta tersebut yang kemudian akan berakhir pada suatu kekacauan. Ini juga berlaku untuk beberapa pesta bersejarah yang pernah terjadi ini.

Sementara itu, faktanya catatan sejarah dipenuhi dengan perayaan dan deretan pesta yang serba salah. Banyak tokoh-tokoh bersejarah yang melibatkan raja dan ratu hingga perebutan kekuasaan berakhir dengan pertumpahan darah - beberapa di antaranya bahkan menjadi inspirasi dari episode di film series Game of Thrones. 

Berikut kami telah merangkum, deretan pesta paling mengerikan sepanjang sejarah yang harus berakhir dengan berbagai tragedi dari kematian, hingga kehancuran

1. Pesta Kembang Api Marie Antointte dan Louis XVI 

Pesta Kembang Api Marie Antointte dan Louis XVI
Pesta Kembang Api Marie Antointte dan Louis XVI  via ranker.com

Pada abad ke-21, kembang api adalah penyebab umum kecelakaan dan cedera yang terjadi tidak hanya pada anak-anak, namun juga orang dewasa. Uniknya, fakta ini juga terjadi pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1770, ketika Marie Antoinette menikahi Louis XVI dan keduanya menggelar pesta kembang api besar-besaran.

Pesta pernikahan yang merangkap pesta kembang api ini, faktanya memang mencakup banyak pertunjukan kembang api yang tidak hanya indah namun juga rumit. Namun tanda-tanda kekacauan sejatinya telah terlihat sejak hari-hari setelah pernikahan, di mana angin yang meniup kembang api sebagian ledakannya malah menyasar ke jalanan Paris yang padat.

Akibat kecelakaan ini, setidaknya 133 orang tewas dalam kepanikan. Orang-orang pun menduga bahwa kecelakaan tersebut adalah pertanda buruk dari awal kebersamaan Marie dan Louis yang pada akhirnya harus mengalami hukum pancung di bawah guilottin.

Uniknya, Ruggieri bersaudara, yang mengatur pertunjukan kembang api mematikan tersebut, nyatanya berhasil pulih dan perusahaan mereka masih terus beroperasi hingga hari ini.

2. Kerusuhan Nika Abad Keenam Menjadi Pesta Olahraga Paling Mematikan Sepanjang Masa

Kerusuhan Nika Abad Keenam Menjadi Pesta Olahraga Paling Mematikan Sepanjang Masa
Kerusuhan Nika Abad Keenam Menjadi Pesta Olahraga Paling Mematikan Sepanjang Masa via ranker.com

Setiap kali tim olahraga memenangkan kejuaraan, penggemarnya hampir selalu gila baik dengan berbagai pesta dan euforia yang ada setelahnya. Biasanya, perayaan dan pesta massal ini hanyalah terjadi pada saat-saat seru yang meriah.

Namun faktanya kemeriahan tersebut mampu berubah menjadi kerusuhan olahraga yang kemudian berakhir menjadi sebuah tragedi mematikan yang cukup parah.

Kerusuhan pesta olahraga nika pada abad keenam, pernah menjadi salah satu kerusuhan olahraga paling buruk yang didalangi oleh olahraga, politik, kerajaan, dan skandal pemerintahan.

Terjadi di Konstantinopel abad keenam, terdapat sebuah olahraga balap kereta dengan dua tim terpisah yang memiliki masing-masing penggemar yaitu The Blues atau Greens. Penggemar ini lambat laun membentuk sebuah organisasi, atau demes, yang berfungsi seperti klub penggemar pada masa modern ini.

Namun alih-alih hanya menjadi klub penggemar yang hanya akan bersuka cita dan saling berpesta ketika timnya menang, klub ini pun berubah menjadi sesuatu yang lebih menyerupai partai politik kecil. Konfrontasi dan saling tegang antara penggemar The Blues dan Green pun seringkali berakibat fatal, dan mencapai puncaknya antara tahun 527 dan 532 M.

Pada tahun 527, Kaisar Justinian yang saat itu berkuasa, yang merupakan pendukung setia Blues. Dari posisinya saja, sudah seharusnya dirinya tidak menikahi wanita bangsawan Theodora, yang pernah menjadi penggemar dari Greens, walaupun kemudian Theodora beralih menjadi seorang The Blues.

Skandal inkonsistensi ini pun menjadi jauh buruk lagi, ketika pajak berat yang telah dibebankan oleh Kaisar selama bertahun-tahun membuat kedua faksi menjadi gusar dan tidak menyenangi pemerintahan yang menaungi mereka.

Hal ini pun berujung pada Justinianus yang dengan keras menindak pertarungan antara The Blues dan Greens. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sang kaisar mencoba mengeksekusi para pemimpin dari kedua faksi, yang kemudian digagalkan oleh para algojo.

Beberapa hari kemudian, pada balapan berikutnya para penggemar di kedua sisi pun mengesampingkan perbedaan mereka dan memberontak melawan kaisar. Sahabat anehdidunia.com kerusuhan nyatanya cukup seru dan berlangsung lima hari. Dalam pemberotakan ini, Justianus bahkan sempat hampir melarikan diri, saking takutnya dengan ancaman yang dibawa oleh kesatuan The Blues dan Greens.

Namun sayangnya, dua jenderal Justinian berhasil menghentikan kerusuhan tersebut dengan menjebak dan membunuh para Blues dan Greens di dalam stadion mereka, Hippodrome. Atas kejadian mengerikan ini, setidaknya lebih dari 30.000 orang diperkirakan tewas mengenaskan dalam perjuangan membela hak mereka.

3. Pesta 'Ball of the Burning Men' Prancis

Pesta 'Ball of the Burning Men' Prancis
Pesta 'Ball of the Burning Men' Prancis via ranker.com

Prancis tampaknya memang menjadi tempat mereka yang hobi untuk berpesta namun tidak jarang pesta tersebut berakhir menjadi sebuah sesuatu yang tidak hanya memalukan namun juga mematikan.

“Ball of the Burning Men” merupakan sebutan untuk pesta kacau balau yang pernah diselenggarakan oleh Raja Charles VI pada tahun 1393. Pesta ini awalnya dilakukan oleh pengadilan sebagai perayaan pernikahan salah satu dayang Ratu Isabella.

Tarian koreografer, kostum rumit, dan banyaknya tamu yang hadir merupakan apa yang ada dalam pesta kacau tersebut. Pada saat itu, enam pejabat tinggi memutuskan untuk terlalu bersemangat dengan berpakaian layaknya manusia hutan liar yang menjadi tokoh umum dalam cerita rakyat eropa.

Kostum tersebut nyatanya cukup konyol dan murahan untuk digunakan oleh seorang pejabat tinggi kerajaan karena hanya terbuat dari jerami yang diikatkan pada kain yang dibasahi ter. Sementara itu, para penari yang telah siap memutuskan untuk menyalakan obor yang kemungkinan besar menggunakan alkohol.

Tidak perlu waktu lama, pesta tarian tersebut pun berubah menjadi kerusahan api yang kacau balau, ketika salah satu kostum terbakar dan api dengan cepat menjalar ke kostum lainnya. 

Seorang wanita bangsawan berusia 14 tahun berusaha memadamkan api pada raja dengan gaunnya. Seorang penari melompat ke dalam tong berisi anggur, sementara itu empat lainnya tidak selamat. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal sebagai "The Ball of the Burning Men."

4. Vlad The Impaler Muda dan Pesta Perjamuan

Vlad The Impaler Muda dan Pesta Perjamuan
Vlad The Impaler Muda dan Pesta Perjamuan via ranker.com

Vlad The Impaler adalah karakter sejarah nyata dari betapa mengerikannya seorang pembantai manusia brutal, namun anehnya banyak manusia di luar sana yang menganggap orang satu ini sebagai hero atau penyelamat eropa.

Vlad memiliki banyak nama, di antaranya yaitu Vlad III, Vlad Tepes, Vlad The Impaler, hingga Vlad Dracul. Pembantai manusia ini lahir di Transylvania antara 1428 dan 1431 M. Dirinya adalah putra kedua dari Vlad II Dracul, seorang bangsawan yang sebelumnya memerintah Wallachia. 

Vlad telah mengambil nama keluarga "Dracul," atau "Naga," pada tahun 1431 setelah dilantik ke dalam Ordo Naga, sebuah ordo prajurit-biarawan yang didukung oleh Kekaisaran Romawi Suci. Nama Dracul atau naga tersebut pun terus menyertai Vla hingga dirinya menemui akhir di bawah tebasan pedang Al Fatih.

Bersama dengan adik laki-lakinya Radu, Vlad III menghabiskan masa kecilnya di dalam tahanan Kekaisaran Ustmani, padahal selama masa itu, dia mendapatkan perawatan, didikan, dan bahkan fasilitas dari kesultanan Utsmani. 

Sepak terjang pertama Vlad adalah kesuksesannya dalam merebut kembali Wallachi dengan bantuan dukungan kerajaan Utsmani. Namun selepas itu, ternyata dia masih harus berurusan dengan para bangsawan yang pernah mendukung kudeta terhadap ayahnya.

Dengan dukungan Kerajaan Hongaria, Vlad menggulingkan penguasa Wallachia saat itu Vladislav II dan mengambil alih. Masalahnya adalah, banyak panglima perang, atau bangsawan, mendukung kudeta terhadap ayahnya. Untuk menyelesaikan masalah ini, Vlad mengundang para bangsawan ke pesta di mana dia memang menusuk mereka. Beberapa sumber melaporkan bahwa sebanyak 500 bangsawan menghadiri pesta yang menentukan itu.

Pada 1453, Kekaisaran Ottoman merebut kota Konstantinopel, mengakhiri Kekaisaran Bizantium dan membangunnya sendiri. Setelah menguasai Wallachia, Vlad akan memimpin negaranya dalam beberapa perang melawan Kekaisaran Ottoman. Saat ini, beberapa orang menganggapnya sebagai pahlawan nasional.

5. Woodstock '99 Menghilangkan Kedamaian, Cinta, dan Pengertian

Woodstock '99 Menghilangkan Kedamaian, Cinta, dan Pengertian
Woodstock '99 Menghilangkan Kedamaian, Cinta, dan Pengertian via ranker.com

Pada tahun 1969, konser rock Woodstock diadakan selama puncak perang Vietnam di bagian utara New York. Ini menampilkan pertunjukan oleh orang-orang seperti Grateful Dead, the Who, Janis Joplin, dan Jimi Hendrix.

Tetapi pada 1999, ketika sekelompok penyelenggara mengadakan kebangunan rohani untuk memperingati ulang tahun ke-30, ternyata tidak sama. Sementara Woodstock '99 memang menampilkan banyak artis top seperti Elvis Costello, DMX, dan Red Hot Chili Peppers, itu juga merupakan kekacauan yang penuh sesak. Masalah seperti persediaan yang tidak memadai dan fasilitas sanitasi menyebabkan ladang dipenuhi sampah dan limbah yang mengubah ruang konser menjadi bencana berlumpur. Ada laporan 700 kasus heat stroke dan tiga kematian.

6. Pada Pelantikan Andrew Jackson, 20.000 Tamu Tak Terduga Menghancurkan Gedung Putih

Pada Pelantikan Andrew Jackson, 20.000 Tamu Tak Terduga Menghancurkan Gedung Putih
Pada Pelantikan Andrew Jackson, 20.000 Tamu Tak Terduga Menghancurkan Gedung Putih via ranker.com

Pada tahun 1829, Andrew Jackson dilantik sebagai presiden ketujuh Amerika setelah menjalankan kampanye populis di mana dia menyebut dirinya seorang pejuang rakyat jelata, lima tahun setelah kampanye serupa pada tahun 1824 gagal.

Untuk pelantikan, pemerintahan Jackson memutuskan untuk menegakkan tradisi kepresidenan sebelumnya, di mana Gedung Putih mengadakan open house pada Hari Pelantikan. Sekitar 20.000 orang datang ke acara tersebut, menginjak-injak furnitur dan menggiling makanan ke karpet - staf dilaporkan mengatakan karpet berbau seperti keju selama berbulan-bulan.

7. Festival Fyre Memberikan Schadenfreude Untuk Semua Orang yang Muak Dengan Budaya Influencer

Festival Fyre Memberikan Schadenfreude Untuk Semua Orang yang Muak Dengan Budaya Influencer
Festival Fyre Memberikan Schadenfreude Untuk Semua Orang yang Muak Dengan Budaya Influencer via ranker.com

Pada April 2017, ribuan influencer tiba di sebuah pulau kecil di Bahamas untuk Festival Fyre. Acara ini diselenggarakan dan dipimpin oleh CEO Fyre Media Billy McFarland dan termasuk Ja Rule. Fyre Media telah mempromosikan acara tersebut sebagai festival musik besar yang diadakan di surga pulau tropis, termasuk perumahan dan makanan. Sekitar 5.000 orang membeli tiket ke Fyre Festival, banyak dari mereka adalah influencer media sosial.

Ketika mereka tiba, mereka menemukan tempat penampungan sementara dengan makanan kemasan. Headliner seperti Blink-182 mulai keluar pada hari-hari menjelang konser. Para tamu mendokumentasikan kemarahan mereka di media sosial dan segera festival itu dibatalkan.

Penyelenggara telah mengumpulkan $ 26 juta untuk acara tersebut dari investor. Pada 2018, McFarland dihukum karena penipuan dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Pada tahun 2020, ia menyelenggarakan podcast populer dari penjara.

8. 'The Black Dinner' Adalah Versi Kehidupan Nyata Dari 'The Red Wedding'

'The Black Dinner' Adalah Versi Kehidupan Nyata Dari 'The Red Wedding'
'The Black Dinner' Adalah Versi Kehidupan Nyata Dari 'The Red Wedding' via ranker.com

George R.R. Martin mendasarkan sebagian besar Game of Thrones pada sejarah Eropa abad pertengahan, yang bisa sama brutalnya dengan apa pun yang terjadi di Westeros. Salah satu momen paling mengejutkan Game of Thrones adalah Pernikahan Merah, ketika Walder Frey yang pengkhianat melanggar kebiasaan keramahtamahan di pernikahan Edmure Tully dengan menyergap dan membantai Robb Stark, ibunya Catelyn, dan semua anak buahnya. Tapi peristiwa kehidupan nyata yang menginspirasi adegan ini sama brutalnya, jika tidak lebih.

James II menjadi raja Skotlandia pada 1437 M setelah ayahnya dibunuh. Saat itu, dia baru berusia 6 tahun. Raja muda yang rentan dengan cepat menjadi objek perebutan kekuasaan antara berbagai faksi yang semuanya ingin mempengaruhinya. Pada 1440, dua faksi utama adalah Clan Douglas, keluarga Skotlandia yang kuat, dan faksi yang dipimpin oleh dua menteri James, William Crichton dan Alexander Livingston.

Tahun itu, Crichton dan Livingston mengadakan makan malam untuk William, Earl of Douglas yang berusia 16 tahun, serta adik laki-lakinya. Sementara raja melihatnya, sang earl disajikan sebagai kepala banteng hitam, simbol kematian. Para konspirator kemudian membawa earl dan saudaranya ke luar, mengadakan persidangan palsu, dan mengeksekusi mereka berdua. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Makan Malam Hitam, meskipun itu tidak mematahkan cengkeraman kekuasaan Klan Douglas.

Sumber :

https://www.ranker.com/list/worst-parties-in-history/jim-rowley?ref=collections&l=2017962&collectionId=1104