Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kok Kebalik? Inilah Hewan yang Pejantannya Mengerami Telur

Anehdidunia.com - Setiap hewan memiliki perilaku berkembang biak yang unik. Ada hewan yang sekedar melepaskan telurnya ke alam bebas dan kemudian meninggalkannya begitu saja. Namun ada pula hewan yang tetap menjaga telurnya hingga menetas. Yang menarik, tugas merawat telur dan bayi ternyata tidak selalu dilakukan oleh hewan betina. Pada beberapa jenis hewan, yang melakukan tugas tadi justru adalah pejantan. Berikut ini adalah 5 contoh hewan dengan perilaku demikian.

Burung Unta

burung unta
burung unta via naviri.org

Siapa yang tidak tahu burung unta? Burung ini mudah dikenali berkat tubuhnya yang berukuran besar dan lehernya yang panjang bak unta. Saking besarnya ukuran burung ini, burung unta pun tidak bisa terbang. Namun sebagai gantinya, burung unta bisa berlari amat cepat.

Selain hal-hal tadi, burung unta juga memiliki keunikan dalam hal mengasuh anak. Normalnya dalam dunia burung, yang bertugas mengasuh anak adalah burung betina. Namun pada burung unta, yang melakukan kegiatan tadi justru burung jantan.

Sesudah mengeluarkan telurnya, betina akan mengerami telur-telur tersebut. Namun tugas mengerami telur bukan hanya dilakukan oleh betina, tetapi juga oleh pejantan. Keduanya bergantian melakukan tugas mengerami telur hingga menetas. Jika betina melakukan pengeraman pada siang hari, maka pejantan melakukannya pada malam hari.

Selain mengerami, burung jantan dan betina juga harus mengubah posisi telur secara berkala supaya kuning telurnya tidak menempel pada kulit telur. Karena jika kuning telurnya sampai menempel, embrio yang ada di dalamnya jadi tidak bisa berkembang dan telur pun jadi tidak bisa menetas.

Saat burung unta mengubah posisi telur memakai paruhnya, burung unta tersebut dari jauh seolah-olah terlihat sedang mengubur kepalanya ke dalam tanah. Hal tersebut diduga menjadi awal mula munculnya salah kaprah kalau burung unta melindungi diri dengan cara memasukkan kepalanya ke dalam tanah.

Penguin

Penguin
Penguin via sayakasihtau.com

Kutub Selatan merupakan salah satu tempat terdingin di dunia. Tidak banyak hewan yang bisa hidup di benua yang daratannya senantiasa membeku ini. Penguin adalah satu dari sedikit hewan yang bisa bertahan hidup di tempat ini.

Penguin bisa hidup di Kutub Selatan karena burung ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal. Kemudian meskipun penguin tidak bisa terbang, burung ini adalah perenang yang sangat mahir. Dengan kemampuan berenang itulah, penguin bisa mendapatkan makanannya yang berupa ikan-ikan laut.

Setiap kali bulan Juni tiba, penguin-penguin betina akan pergi meninggalkan kawanannya untuk pergi mencari makan. Namun sebelum pergi, mereka akan melakukan perkawinan dulu dengan penguin jantan, lalu meninggalkan telur.

Jika betina pergi, lantas siapa yang mengurus telur tersebut? Tugas tersebut diemban oleh penguin jantan. Ia akan mengerami telur tersebut dengan cara berdiri sambil menjepit telur di antara kedua kakinya.

Hebatnya lagi, selama mengerami telur, pejantan tidak pernah makan. Ia bertahan hidup dengan mengandalkan cadangan lemaknya.

Telur penguin biasanya menetas bersamaan dengan kembalinya sang betina. Saat betina sudah kembali, pejantan sudah kehilangan separuh berat badannya. Tugas membesarkan anak selanjutnya dilakukan secara bergantian oleh jantan dan betina. Saat betina menjaga anak mereka, pejantan akan pergi mencari makan dan sebaliknya.

Rhea

Rhea
Rhea via ekogeo.blogspot.com

Burung unta bukanlah satu-satunya burung besar dan berleher panjang. Rhea adalah contoh lain burung yang memiliki penampilan demikian. Burung ini hanya dapat ditemukan di Amerika Selatan. Seperti halnya burung unta, burung rhea juga tidak bisa terbang, namun bisa berlari cepat.

Meskipun tidak bisa terbang, bukan berarti sayap rhea tidak berguna. Rhea memiliki kebiasaan sayapnya setiap kali berlari. Fungsi dari sayap tersebut adalah untuk menjaga keseimbangan rhea saat melaju dengan kecepatan tinggi.

Burung rhea juga memiliki perilaku mengasuh anak yang unik. Saat burung rhea jantan dan betina sudah melakukan perkawinan, yang bertugas mengasuh keturunan mulai dari telur hingga menetas adalah burung jantan. Betina hanya bertugas menaruh telur di sarang yang sudah dibuat pejantan.

Hal yang menarik adalah kadang-kadang yang melakukan pengeraman bukanlah pejantan pemilik sarang, melainkan pejantan lain yang kebetulan menghuni wilayah yang sama, namun bertindak sebagai bawahan dari pejantan pemilik sarang.

Sesudah beberapa hari, telur-telur rhea akan menetas. Pejantan sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pengasuh anak. Ke mana pun pejantan pergi, anak-anaknya akan mengikutinya. Kemudian saat ada manusia atau hewan lain yang hendak mengusik bayi rhea, sang pejantan akan melindungi anak-anaknya dengan gigih.

Seekor bayi rhea sudah mencapai kedewasaan pada usia 6 bulan. Namun karena berbagai sebab, ia biasanya baru mulai melakukan perkawinan pada usia 2 tahun. Rhea adalah hewan omnivora yang makanannya mencakup serangga, akar tanaman, dan buah-buahan.

Kepik Air

Kepik Air
Kepik Air via idntimes.com

Jika dari tadi kita bicara soal hewan unggas, maka kali ini hewan yang pejantannya bertindak sebagai pengasuh anak adalah kepik air. Kepik air adalah sejenis serangga berbentuk oval yang menghuni sungai dan danau.

Hewan ini adalah hewan karnivora yang makanannya mencakup hampir segala macam hewan yang ukurannya tidak berbeda jauh darinya. Entah itu serangga, ikan, siput, atau bahkan burung kecil yang kebetulan berada di dekat air.

Saat musim kawin sudah tiba, kepik air jantan dan betina akan melakukan perkawinan. Sesudah kawin, betina akan menaruh telur-telurnya di atas punggung pejantan. Tugas pejantan sesudah itu adalah menjaga telur-telur tersebut supaya bisa menetas.

Pejantan secara berkala akan pergi ke permukaan air supaya telur-telurnya selalu mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Dan bicara soal oksigen, kepik air tidak bisa bernapas di dalam air karena tidak memiliki insang. Namun sebagai gantinya, serangga ini bisa menghisap udara dari ujung ekornya dan menyimpannya di dalam tubuhnya.

Sesudah 2 minggu, telur kepik air akan menetas. Bayi kepik air penampilannya menyerupai kepik dewasa. Setiap kali ukurannya bertambah, bayi kepik air akan melakukan pergantian kulit hingga dewasa.

Kuda Laut

Kuda Laut
Kuda Laut via viva.com

Rasanya tidak ada orang yang tidak tahu kuda laut. Hewan ini sangat terkenal karena penampilannya yang khas. Tubuhnya nampak tegak dengan kepala menyerupai kuda dan ekor yang panjang. Meskipun penampilannya nampak begitu unik, kuda laut aslinya tergolong sebagai sejenis ikan.

Keunikan kuda laut bukan hanya ada pada wujudnya. Hewan ini juga memiliki perilaku berkembang biak yang tak kalah unik. Pasalnya kuda laut jantan diketahui bisa “hamil”. Bagaimana bisa?

Saat sepasang kuda laut sudah melakukan perkawinan, kuda laut betina akan menaruh telurnya pada kantong perut pejantan. Karena terisi oleh telur, perut pejantan pun membengkak dan seolah-olah terlihat sedang hamil.

Dengan menyimpan telur di dalam kantong perutnya, telur kuda laut menjadi jauh lebih aman dari pemangsa. Pejantan juga memberikan pasokan oksigen dan zat gizi tambahan kepada telur-telur yang tersimpan dalam kantong perutnya.

Sesudah 24 hari, telur-telur yang ada di dalam kantong perut pejantan akan menetas. Bayi kuda laut yang berukuran mungil selanjutnya akan berenang keluar melalui lubang kecil pada kantong perut pejantan.


referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Ostrich_egg
https://www.antarctica.gov.au/about-antarctica/animals/penguins/emperor-penguins/breeding-cycle/
https://www.beautyofbirds.com/rheas.html
https://www.thoughtco.com/giant-water-bugs-family-belostomatidae-1968627
https://theconversation.com/the-secret-sex-life-and-pregnancy-of-a-seahorse-dad-46599