Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peternakan Hewan Paling Aneh dan Tidak Biasa, Mau Coba Buat Usaha?

Anehdidunia.com - Selama ribuan tahun, manusia sudah mempelajari cara untuk memelihara hewan dalam peternakan supaya manusia bisa mencukupi kebutuhannya dari hewan tanpa harus repot-repot berburu di alam liar. Selain peternakan yang berisikan hewan macam ayam, ada pula peternakan yang berisikan hewan-hewan tidak biasa dan normalnya tidak diternakkan. Berikut ini adalah contoh hewan-hewan tersebut.

Kecoa

Kecoa
Kecoa via republika.co.id

Bagi manusia, kecoa adalah hewan yang menyebalkan sekaligus berbahaya. Alasannya tidak lain karena hewan ini memiliki kebiasaan untuk hidup di tempat-tempat kotor semisal tempat sampah. Kecoa juga tergolong sebagai hewan yang sulit dibasmi karena saat manusia ingin membunuhnya, kecoa tersebut sudah keburu melarikan diri ke tempat yang sulit dijangkau.

Lepas dari reputasi negatif yang dimilikinya, ternyata tetap ada orang memelihara kecoa. Di China, peternakan kecoa ternyata merupakan peternakan yang cukup banyak dijumpai.

Bangunan yang digunakan sebagai peternakan kecoa biasanya merupakan bangunan yang bagian dalamnya berada dalam kondisi gelap dan lembab supaya kecoa betah di dalamnya. Jumlah kecoa yang menghuni satu ruangan bisa mencapai 20 juta ekor. Kecoa-kecoa tersebut diberi makan sisa-sisa makanan dari restoran.

Lantas, kenapa ada orang yang bersedia memelihara kecoa? Jawabannya adalah karena kecoa memiliki banyak manfaat bagi konsumennya. Bagi peternak unggas dan babi, kecoa bisa digunakan sebagai pakan yang kaya akan protein.

Manusia juga ada yang mengkonsumsi kecoa sebagai makanan dan obat tradisional. Kecoa yang sudah dilumat dan dijadikan minuman konon bisa membantu mengecilkan tumor.

Ular Berbisa

Ular Berbisa
Ular Berbisa via today.line.me

Jika bicara soal hewan yang diternakkan untuk diperah, maka hewan mamalia macam sapi bakal menjadi hewan yang seketika muncul di benak banyak orang. Sapi sendiri ternyata bukanlah satu-satunya hewan yang diternakkan untuk diperah. Ular berbisa pun ternyata juga ada yang diternakkan untuk tujuan serupa.

Institut Memorial Ratu Seovabha adalah nama dari suatu institut yang terletak di Bangkok, Thailand. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat begitu banyak koleksi ular berbisa. Tujuan ular-ular tersebut diternakkan bukan sekedar untuk dijadikan tontonan semata, tapi untuk diperah racunnya.

Ular bisa diperah dengan cara menancapkan taringnya pada tutup toples yang terbuat dari karet. Tekanan yang ditimbulkan oleh karet akan menyebabkan racun ular menetes keluar dari taringnya. Jika jumlah racun yang terkumpul sudah cukup banyak, racun ular tersebut kemudian disimpan supaya bisa digunakan di lain waktu.

Meskipun terlihat menakutkan, ada alasan kuat mengapa racun ular diperah secara sengaja. Dengan mempelajari racun ular, maka ilmuwan bisa menciptakan serum yang cocok untuk menyembuhkan orang yang digigit oleh ular berbisa.

Di Institut Memorial Ratu Seovabha, praktik memerah racun ular ini bisa disaksikan oleh wisatawan selama mereka membayar biaya masuk. Tidak mengherankan jika tempat ini lantas cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar Thailand.

Cacing Tanah

Cacing Tanah
Cacing Tanah via jatimprov.go.id

Cacing merupakan hewan yang hidup di bawah tanah. Namun mereka juga bisa ditemukan di permukaan tanah saat turun hujan.

Meskipun penampilannya nampak menjijikan, cacing merupakan hewan yang amat bermanfaat bagi lingkungan. Pasalnya cacing membantu menambah kesuburan tanah. Manusia juga kerap mencari cacing secara sengaja untuk digunakan sebagai umpan ikan.

Dengan melihat hal-hal tadi, muncullah ide untuk menternakkan cacing tanah supaya manusia yang sedang memerlukan cacing tidak perlu lagi bersusah payah mengaduk-aduk tanah. Alasan lain kenapa manusia memelihara cacing adalah karena cacing bisa digunakan untuk membuat pupuk kompos.

Peternakan cacing sekarang dapat dijumpai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Metode budidaya cacing sendiri terbilang amat mudah karena cacing hanya memerlukan wadah berisi tanah lembab sebagai tempat hidupnya.

Wadah yang digunakan untuk memelihara cacing juga harus dibuat sedemikian rupa supaya aman dari limbah dan tidak bisa dimasuki oleh hewan pemakan cacing. Mengenai makanannya sendiri, cacing bisa diberi makan dengan kulit buah dan sayur yang sudah dipotong-potong.

Bergantung pada tujuan penggunaan cacingnya, pemanenan cacing bisa dilakukan saat cacingnya sudah berusia antara 2 hingga 6 bulan. Selain cacing, media tempat cacing tersebut hidup juga bisa diambil untuk diolah menjadi pupuk kompos.

Nyamuk

Nyamuk
Nyamuk via boombastis.com

Nyamuk adalah serangga terbang yang oleh manusia kerap dipandang sebagai gangguan. Alasannya sederhana saja. Nyamuk betina memiliki kebiasaan untuk menghisap darah dan menimbulkan rasa gatal pada korbannya.

Jika korban gigitan nyamuk hanya sekedar merasa gatal-gatal, maka mereka masih bisa dibilang beruntung. Pasalnya nyamuk juga bisa menyebarkan penyakit-penyakit berbahaya seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan lain sebagainya. Kalaupun nyamuk menggigit, suara dengungan nyamuk saat terbang sudah cukup mengganggu bagi mereka yang ingin tidur.

Dengan melihat hal-hal tadi, rasanya sulit membayangkan kalau bakal ada manusia yang bersedia memelihara nyamuk. Walaupun aneh, ternyata di dunia ini memang benar-benar ada orang yang memelihara nyamuk.

Di Guangzhou, China selatan, terdapat peternakan nyamuk yang berisi jutaan ekor nyamuk. Tujuan budidaya nyamuk ini adalah untuk membasmi nyamuk dengan nyamuk. Bagaimana cara kerjanya?

Nyamuk-nyamuk jantan yang ada di peternakan ini sudah dijangkiti dengan bakteri Wolbachia. Saat nyamuk tersebut dilepas ke alam bebas, maka nyamuk-nyamuk tadi akan melakukan perkawinan dengan nyamuk betina.

Saat itulah, bakteri Wolbachia menunjukkan fungsinya. Begitu bakteri tersebut memasuki tubuh nyamuk betina melalui perkawinan, telur-telur yang dikeluarkan oleh nyamuk betina semuanya tidak bisa menetas. Bakteri tadi juga membantu menghalangi perkembangan virus Zika, virus berbahaya yang menggunakan nyamuk sebagai hewan perantaranya.

Karena tujuan penelitian ini adalah untuk membatasi perkembangbiakan nyamuk di alam liar, jumlah nyamuk yang dipelihara dalam peternakan pun mencapai jutaan ekor. Jika segalanya berjalan sesuai rencana, diharapkan tidak ada lagi nyamuk penyebar penyakit yang hidup di alam bebas karena mereka sudah berada dalam kondisi mandul.

Lintah

Lintah
Lintah via rajalintah.com

Lintah adalah hewan menyerupai cacing yang terkenal karena kebiasaannya menghisap darah. Saking terkenalnya kebiasaan lintah tersebut, sampai-sampai muncul istilah “lintah darat” untuk menyebut orang-orang yang mencari keuntungan dari orang-orang yang terlilit hutang.

Kebiasaan lintah untuk menghisap darah tidak selalu dipandang negatif oleh manusia. Selama ribuan tahun, manusia diketahui pernah menggunakan lintah sebagai bagian dari terapi pengobatan. Saat dokter ingin mengeluarkan darah dalam jumlah kecil dari tubuh pasiennya, dokter akan menempelkan lintah pada kulit orang tersebut.

Praktik mengeluarkan darah tersebut dikenal sebagai bloodletting. Di masa kini, praktik bloodletting sudah hampir tidak pernah dijumpai sebagai akibat dari kian majunya teknologi kedokteran dan pemahaman manusia akan cara kerja tubuh manusia.

Meskipun begitu, penggunaan lintah di bidang medis nyatanya tidak benar-benar dilupakan. Karena air liur lintah mengandung zat yang bisa menghambat pembekuan darah, lintah tetap dipandang sebagai hewan yang penting. Saat seseorang baru saja menjalani operasi, lintah yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu bisa membantu darah mengalir ke bagian tubuh tersebut.

Supaya manusia bisa memiliki persediaan lintah yang cukup tanpa harus bersusah payah terjun ke sungai, sekarang sudah ada praktik budidaya lintah. Di peternakan lintah, pemilik akan memberi makan lintah-lintah peliharaannya dengan memakai sosis yang sudah diolesi dengan darah kambing. Jika lintahnya sudah tumbuh cukup besar, lintahnya sudah bisa dipanen dan dijual ke rumah-rumah sakit yang membutuhkan.


referensi :
https://listverse.com/2020/11/05/top-10-strangest-farms-from-around-the-world-2020/
https://www.greenmatters.com/p/how-to-start-a-worm-farm
https://content.ces.ncsu.edu/raising-earthworms-successfully
https://www.washingtonpost.com/news/in-sight/wp/2016/06/30/why-researchers-are-releasing-millions-of-mosquitoes-to-combat-the-zika-virus/
https://www.abc.net.au/news/2020-09-19/inside-a-chinese-cockroach-farm/12672476