Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hal Aneh yang Pernah Dilakukan Manusia pada Unta

Anehdidunia.com - Unta adalah hewan mamalia yang terkenal berkat punuknya yang menonjol. Karena unta bisa digunakan untuk mengangkut beban berat dan melintasi kawasan gurun yang keras, unta pun menjadi hewan yang sudah dijinakkan oleh manusia sejak ribuan tahun silam. Namun selain digunakan untuk hal-hal umum semisal mengangkut barang, manusia juga pernah memberdayakan unta untuk keperluan lain yang sifatnya tidak lazim.

Dijadikan Hewan Balap

Dijadikan Hewan Balap
Dijadikan Hewan Balap via m.guideku.com

Jika bicara soal kompetisi balapan antar hewan tunggangan, maka balap kuda seketika bakal muncul di benak banyak orang. Padahal kuda bukanlah satu-satunya hewan tunggangan yang bisa dilombakan untuk diadu kecepatannya. Unta pun ternyata juga bisa dilombakan dalam kompetisi adu kecepatan.

Jika dibandingkan dengan balap kuda, balap unta tergolong kalah popular karena unta bukanlah hewan yang jamak dijumpai di berbagai belahan dunia. Tidak seperti kuda yang persebaran habitatnya sudah begitu merata.

Turnamen balap unta sendiri lazimnya memang hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang memiliki populasi unta berjumlah besar. Mulai dari Timur Tengah, Pakistan, Mongolia, hingga Australia.

Meskipun terkesan lamban, unta aslinya juga bisa bergerak cepat. Seekor unta diketahui bisa berlari hingga kecepatan 65 km/jam. Dikombinasikan dengan sifat unta sebagai hewan yang mudah ditunggangi, unta pun dipandang sebagai hewan yang menantang untuk dilombakan.

Secara garis besar, turnamen balap unta memiliki peraturan dasar yang tidak berbeda jauh dari balap kuda. Unta yang berhasil melintasi arena balapan dan mencapai garis akhir terlebih dahulu bakal keluar sebagai pemenang.

Hal paling menarik dari balap unta adalah tidak semua orang bisa menjadi joki alias penunggang unta dalam balapan unta. Pasalnya kendati unta memang bisa ditunggangi oleh orang dewasa, unta cenderung sulit berlari cepat jika orang yang menungganginya terlalu berat.

Atas sebab itulah, biasanya yang menjadi joki dalam balap unta masih berusia anak-anak. Namun penggunaan anak-anak sebagai joki di lain pihak juga mengundang kontroversi karena dipandang sebagai bentuk eksploitasi anak.

Untuk mengatasinya, di beberapa daerah yang digunakan sebagai joki dalam balap unta bukanlah manusia, melainkan robot kecil yang bisa memberikan cambukan kecil pada unta di bawahnya.

Dijadikan Burger

Dijadikan Burger
Dijadikan Burger via tribunnews.com

Siapa yang tidak kenal dengan burger? Makanan ini begitu disukai oleh banyak orang berkat rasanya yang lezat dan metode penyiapannya yang relative mudah. Burger pada dasarnya merupakan sepasang roti berbentuk bundar yang disisipi dengan aneka macam makanan tambahan di tengah-tengahnya.

Makanan yang disisipkan tersebut bisa terdiri dari potongan daging, keju, sayur, dan lain sebagainya. Lalu jika bicara soal daging yang disisipkan pada burger, biasanya orang bakal membayangkan daging sapi (beef). Kalau burger yang menggunakan daging unta, apakah anda pernah mendengarnya?

Cafe Clock yang terletak di Marrakesh, Maroko, adalah contoh restoran yang menawarkan burger unta sebagai hidangannya. Jika dibandingkan dengan daging sapi, daging unta memiliki tekstur yang lebih alot.

Namun daging unta tetap dipandang sebagai daging yang cukup enak untuk dikonsumsi karena rasanya tidak berbeda jauh dari daging sapi. Supaya dagingnya terasa semakin enak, rempah-rempah dan potongan buah juga ditambahkan pada burger unta.

Diadu dalam Arena Gulat

Diadu dalam Arena Gulat
Diadu dalam Arena Gulat via aa.com

Unta secara umum bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia, namun unta juga dikenal sebagai hewan yang mudah marah. Jika seekor unta merasa kesal (misalnya karena dipaksa mengangkut beban yang terlalu banyak), maka unta tersebut bisa berbalik menyerang pemiliknya.

Sifat agresif unta tersebut di lain pihak juga dianggap sebagai tontonan yang menarik oleh penduduk tradisional Turki. Penduduk lokal di Selcuk, Turki barat, memiliki tradisi gulat unta tahunan.

Saat Ottoman runtuh dan Turki berubah menjadi negara republik, praktik gulat unta sempat dilarang oleh pemerintah Turki karena dianggap sebagai praktik barbar dan tidak sesuai dengan citra modern bangsa Barat.

Namun sejak tahun 1983, praktik gulat unta kembali diizinkan karena adu unta dianggap sebagai bagian dari warisan budaya tradisional bangsa Turki. Gulat unta sekarang menjadi salah satu atraksi yang diminati oleh wisatawan dari dalam dan luar Turki.

Seperti halnya ayam aduan, unta yang diadu satu sama lain adalah unta jantan. Unta-unta yang hendak dijadikan hewan aduan sebagian besarnya diimpor dari Afganistan dan Iran.

Sebelum gulat unta digelar, masing-masing unta akan dipasangi pelindung mulut terlebih dahulu supaya mereka tidak saling menggigit. Supaya kedua unta yang ada di arena bersedia untuk bertarung, seekor unta betina akan diparadekan di depan unta-unta yang hendak bertarung.

Saat pertarungan terjadi, masing-masing unta akan mencoba mengalahkan lawannya dengan cara saling mendorong dan mengaitkan lehernya. Pertarungan berakhir ketika salah satu unta berlutut di atas tanah atau berlari meninggalkan arena.

Dilombakan Dalam Kontes Kecantikan

Dilombakan Dalam Kontes Kecantikan
Dilombakan Dalam Kontes Kecantikan via intens.news

Unta bukanlah hewan yang terkenal akan kecantikannya. Namun hal tersebut tidak lantas menandakan kalau setiap manusia memandang unta sebagai hewan yang buruk rupa. Di Turki, ada kontes kecantikan yang memperlombakan unta.

Karena yang dilombakan adalah penampilan, masing-masing peserta pun berusaha mendadani untanya supaya tampak secantik mungkin. Mereka memakaikan aneka macam aksesoris seperti gelang kain, lonceng, hingga kain berwarna warni pada unta kesayangannya. Masing-masing unta juga ditempeli dengan nomor peserta supaya juri tidak kebingungan.

Kontes kecantikan unta pertama kali digelar pada tahun 2011 di Selcuk. Kontes ini digelar bersamaan dengan turnamen gulat unta yang sempat dilarang oleh pemerintah Turki, namun kembali diizinkan atas pertimbangan kelestarian budaya.

Yang menarik, meskipun kontes ini adalah kontes kecantikan, unta yang dilombakan dalam kontes ini justru adalah unta berjenis kelamin jantan. Kontes kecantikan perdana ini sendiri berhasil dimenangkan oleh unta berusia 7 tahun yang oleh pemiliknya diberi nama Chariot.

Ismail Egilmez selaku pemilik Chariot tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat melihat unta kesayangannya dinobatkan sebagai pemenang oleh dewan juri. “Saya mencintai unta seperti halnya saya mencintai keluarga saya. Mereka sama berharganya dengan anak-anak saya,” kata Egilmez seperti yang dilansir oleh Eurasianet.

Dipasangi Meriam

unta dipasangi meriam
unta dipasangi meriam via tumbex.com

Sepanjang perjalanan sejarah, manusia sudah menciptakan begitu banyak senjata inovatif untuk digunakan di medan perang. Unta pun turut tidak luput dari utak atik tangan manusia. Selain digunakan sebagai hewan tunggangan dan pengangkut perbekalan, manusia di masa lampau juga pernah menggunakan unta sebagai senjata.

Zamburak adalah nama dari senjata tersebut. Zamburak sendiri pada dasarnya adalah meriam kecil yang dipasang pada punggung unta. Jika dibandingkan dengan meriam, zamburak memiliki metode penggunaan yang jauh lebih fleksibel karena unta beserta senjatanya bisa berjalan melintasi kawasan pegunungan yang sulit dilewati oleh meriam biasa.

Saat hendak menggunakan zamburak, penunggang unta akan turun terlebih dahulu. Unta tadi kemudian akan diminta berlutut, lalu penunggangnya akan memasang meriam di punggungnya. Karena meriam tersebut menimbulkan suara gemuruh saat ditembakan, senjata ini pun diberi nama “zamburak” (bahasa Persia untuk “tawon”).

Zamburak banyak digunakan di kawasan Iran, Afganistan, dan Asia Selatan sejak abad ke-15. Senjata ini sebenarnya memiliki akurasi dan jarak tembak yang tergolong rendah. Namun zamburak tetap banyak digunakan karena senjata ini sangat cocok digunakan untuk menggempur pasukan musuh yang tengah melintasi jalur sempit di kawasan pegunungan.

Saat teknologi senjata api dan kendaraan bermotor semakin maju, penggunaan zamburak pun secara berangsur-angsur ditinggalkan. Namun zamburak di masa kini tetap dikenang sebagai contoh kreativitas manusia dalam memberdayakan hewan di sektor militer.

referensi:
https://www.tastingtable.com/dine/national/camel-burger-morocco-cafe-clock
https://eurasianet.org/turkey-tradition-of-camel-wrestling-making-a-comeback
https://en.wikipedia.org/wiki/Camel_racing
https://en.wikipedia.org/wiki/Zamburak