Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mau Jadi Astronot? Ketahui 5 Hal Buruk yang Harus Dijalaninya

Anehdidunia.com - Melihat astronot yang melayang-layang sambil bekerja di luar Bumi nampak sebagai hal yang menakjubkan dan diimpikan banyak orang. Pasalnya tidak sembarang orang memiliki kesempatan untuk pergi ke luar angkasa dan melihat langsung Bumi dari ketinggian. Namun ternyata menjadi astronot tidaklah senikmat kelihatannya. Berikut ini adalah 5 hal-hal buruk yang kerap dialami oleh astronot.

Astronot Harus Menjalani Latihan yang Menyiksa

Astronot Harus Menjalani Latihan yang Menyiksa
Astronot Harus Menjalani Latihan yang Menyiksa via idntimes.com

Menjadi astronot bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. Pasalnya mereka yang hendak menjadi astronot harus memiliki fisik yang prima supaya bisa menjalankan tugasnya di luar angkasa.

Astronot juga diharuskan memiliki kecerdasan tinggi. Alasannya tidak lain karena saat berada di luar angkasa, astronot kerap kali diharuskan menjalankan tugas-tugas seperti melakukan eksperimen dan pengamatan di luar angkasa. Kemudian setiap kali terjadi kerusakan pada mesin wahana luar angkasa, astronot tersebut harus tahu cara memperbaikinya.

Oleh karena itulah, hanya segelintir orang yang pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi astronot. Dari sekian banyak orang yang pernah mengirimkan lamaran supaya bisa menjadi astronot, hanya sekitar 1 persen dari pelamar yang diterima menjadi astronot.

Begitu sudah diterima, latihan berat sudah menanti sang astronot. Dalam salah satu latihan rutin, calon astronot harus menyelam di dalam kolam raksasa sambil melakukan simulasi tengah bertugas dalam stasiun luar angkasa. Latihan dilakukan di dalam kolam supaya calon astronot tahu bagaimana rasanya berada di dalam lingkungan bebas gravitasi.

Latihan itu sendiri masih belum ada apa-apanya dibandingkan latihan lain yang juga berlangsung di dalam air. Dalam latihan yang satu ini, calon astronot harus berenang bolak-balik sambil memakai baju astronot yang terkenal berat.

Dalam latihan lain, para calon astronot harus menaiki pesawat yang terbang sambil melakukan gerakan naik turun supaya penumpangnya merasa seperti berada dalam kondisi tanpa bobot. Karena latihan macam ini bisa membuat penumpangnya merasa mual, pesawat tersebut sampai memperoleh julukan Komet Muntah (Vomit Comet).

Bahaya Kondisi Tanpa Gravitasi Bagi Tubuh

Bahaya Kondisi Tanpa Gravitasi Bagi Tubuh
Bahaya Kondisi Tanpa Gravitasi Bagi Tubuh via justmyth.wordpress.com

Berkat gravitasi, benda apapun yang dilempar ke atas akan jatuh kembali ke tanah. Bagi tubuh manusia sendiri, gravitasi memiliki peran yang tak kalah penting. Berkat adanya gravitasi, tubuh manusia bisa menjadi sebesar sekarang. Pasalnya gravitasi membantu menahan panjang optimal tulang punggung.

Jika manusia berada di luar angkasa, maka tulang punggung akan bertambah panjang karena tidak ada lagi gravitasi yang menahan tulang punggung. Sepintas hal tersebut bukan terdengar sebagai hal yang buruk. Pasalnya menjadi lebih tinggi merupakan impian bagi banyak orang.

Namun tidak demikian halnya jika penyebab bertambahnya tinggi adalah gravitasi. Pasalnya begitu astronot kembali ke Bumi, tulang punggung mereka akan kembali memadat akibat efek gravitasi. Selama proses memendeknya kembali tulang punggung tersebut, astronot akan merasakan sakit luar biasa pada punggungnya.

Ketiadaan gravitasi juga berdampak pada terganggungnya aliran darah. Tidak jarang gravitasi menyebabkan darah dalam pembuluh malah mengalir ke arah yang berlawanan. Dalam kondisi tertentu, fenomena ini bisa menyebabkan penumpukan di pembuluh darah yang dampaknya bisa fatal.

Dampak lain dari ketiadaan gravitasi adalah manusia menjadi lebih jarang menggunakan ototnya untuk berjalan. Sebagai akibatnya, otot manusia akan menjadi lebih kendur selama berada di luar angkasa. Supaya otot astronot tetap terlatih selama berada di luar angkasa, astronot pun harus menjalani latihan fisik rutin selama berada di luar angkasa.

Bahaya Radiasi Matahari

Bahaya Radiasi Matahari
Bahaya Radiasi Matahari via kompas.com

Lapisan atmosfer memiliki peran layaknya payung bagi Bumi dan penghuninya. Pasalnya berkat keberadaan atmosfer, radiasi berlebihan yang berasa dari sinar matahari bisa dipantulkan sehingga makhluk-makhluk yang hidup di Bumi tidak sampai terkena kanker ataupun gangguan kesehatan lainnya.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi para astronot yang tinggal di stasiun luar angkasa. Pasalnya tidak ada atmosfer yang melindungi mereka dari paparan sinar matahari. Sebagai akibatnya, astronot pun memiliki resiko terpapar radiasi jauh lebih tinggi.

Astronot yang terpapar oleh radiasi di luar angkasa diketahui memiliki kadar radiasi yang sama dengan para korban bom atom. Sebagai akibatnya, astronot pun menjadi lebih beresiko terkena gangguan kesehatan sekembalinya mereka ke Bumi, misalnya kanker darah.

NASA selaku badan luar angkasa Amerika Serikat sendiri bukannya tidak sadar akan bahaya tersebut. Oleh karena itulah, mereka mengupayakan segala cara supaya astronot yang bertugas di luar angkasa tidak menerima kadar radiasi yang berlebihan. Salah satunya adalah dengan cara membatasi durasi waktu astronot di stasiun luar angkasa.

Astronot Kerap Menghadapi Masalah Susah Tidur dan Kulit Kaki Mengelupas

Astronot Kerap Menghadapi Masalah Susah Tidur dan Kulit Kaki Mengelupas
Astronot Kerap Menghadapi Masalah Susah Tidur dan Kulit Kaki Mengelupas via kincir.com

Tidur merupakan hal yang amat penting bagi manusia. Pasalnya jika manusia sampai mengalami masalah kurang tidur, maka orang tersebut bakal sulit berkonsentrasi dan lebih cepat lelah. Sayangnya bagi astronot, sekedar tidur lelap pun bukan hal yang mudah dilakukan.

Kendala pertama adalah karena stasiun luar angkasa pada dasarnya adalah laboratorium raksasa, maka akan selalu ada bunyi alat-alat yang berdenting. Dampaknya, astronot pun menjadi lebih sulit tidur di saat mereka membutuhkan suasana sepi untuk terlelap.

Kendala bagi astronot untuk tidur belum berhenti sampai di sana. Saat astronot tengah memejamkan mata, tidak jarang ada sinar terang yang tiba-tiba muncul menembus kelopak mata mereka. Sinar tersebut diyakini berasal dari radiasi kosmik yang menembus masuk ke dalam ruangan stasiun luar angkasa.

Sebelum pergi tidur, astronot juga harus mengikat diri mereka sendiri ke ranjang. Alasannya adalah karena di luar angkasa tidak ada gravitasi. Jika mereka sampai lupa mengikat diri mereka, tubuh astronot yang bersangkutan bisa melayang-layang di dalam stasiun luar angkasa. Jika mereka sedang sial, kepala mereka bisa membentur dinding.

Selain masalah-masalah tadi, masalah psikis juga bisa menganggu astronot yang ingin pergi tidur. Semakin lama astronot berada di stasiun luar angkasa, maka rasa rindu untuk kembali menjalani kehidupan normal di Bumi bersama dengan orang-orang dekatnya akan mulai timbul. Kalau sudah begitu, astronot akan mengalami stress dan kesepian sehingga mereka menjadi lebih sulit untuk tidur lelap.

Buang Air dan Minum Air Bekas Kencing

Buang Air dan Minum Air Bekas Kencing
Buang Air dan Minum Air Bekas Kencing via idntimes.com

Buang air merupakan aktivitas yang menyebalkan bagi banyak orang, namun tetap harus dilakukan. Pasalnya jika orang sampai terlalu lama menahan air kencing, konsentrasinya bisa terganggu dan organ kemih orang tersebut bisa mengalami kerusakan. Jika toiletnya berada di tempat yang cukup jauh, orang tersebut juga harus bolak-balik hanya untuk buang hajat.

Namun semua hal tersebut tidak ada apa-apanya jika kita bicara soal kendala yang harus dialami oleh astronot saat ingin buang air. Karena tidak ada gravitasi di luar angkasa, maka astronot harus bekerja ekstra keras hanya untuk buang air.

Saat ingin buang air, astronot harus memasang alat penyedot di kemaluannya supaya air kencingnya tersedot keluar. Ingin tahu hal lain yang lebih menjijikan? Air kencing itu nantinya bakal diolah oleh mesin khusus supaya bisa diminum kembali oleh astronot!

Masalah yang tidak kalah menyebalkan juga turut menimpa astronot saat buang air besar. Saat hendak buang air besar, astronot tersebut harus mengikat dirinya sendiri lebih dulu supaya tidak melayang-layang.

Sesudah itu, astronot akan menyalakan mesin pada kloset supaya tinja yang keluar bakal langsung tersedot. Tidak seperti air kencing, tinja yang dikeluarkan oleh astronot tidak akan diolah kembali, melainkan dibuang ke arah Bumi supaya terbakar di atmosfer.

Sumber :
https://listverse.com/2021/08/10/top-10-worst-things-about-being-an-astronaut/
https://en.wikipedia.org/wiki/Astronaut_training
http://www.buffalo.edu/ubnow/stories/2021/03/gregg-conversation-bathroom-space.html