Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Perhiasan yang Bahan Bakunya Berasal dari Tubuh Manusia


Anehdidunia.com - Jika bicara soal perhiasan, maka orang-orang seketika akan membayangkan aksesoris yang terbuat dari emas, perak, atau batu mulia lainnya. Namun di dunia ini, ternyata ada pula perhiasan yang bahan bakunya berasal dari tubuh manusia. Apa sajakah perhiasan yang dimaksud? Berikut ini adalah penjelasannya.

Rambut

Rambut
Rambut via harapanrakyat.com

Rambut adalah salah satu bagian tubuh manusia yang paling awet. Jika rambut dipotong, maka potongan rambut tersebut akan tetap awet hingga bertahun-tahun lamanya. Alasan kenapa rambut bisa begitu awet adalah karena rambut terbuat dari keratin, zat keras yang juga menjadi bahan penyusun kuku.

Bagi banyak orang, rambut kerap diidentikkan dengan keindahan karena rambut yang ditata sedemikian rupa bakal membuat pemiliknya terlihat kian cantik. Itulah sebabnya banyak orang yang rela menghabiskan waktu dan dana yang tidak sedikit demi mempercantik penampilan empunya.

Namun rambut bukan hanya bisa mempercantik penampilannya saat masih menempel di kepala. Di Inggris sejak abad ke-17 hingga abad ke-20, rambut ternyata banyak digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan. Mulai dari kalung, cincin, hingga bros.

Rambut yang digunakan untuk membuat perhiasan juga bukanlah sembarang rambut, melainkan rambut dari orang yang sudah meninggal. Orang yang rambutnya diubah menjadi perhiasan biasanya merupakan orang yang memiliki hubungan dekat dengan pemakai perhiasannya.

Ratu Victoria misalnya, ia diketahui mengenakan perhiasan yang terbuat dari rambut mendiang Pangeran Albert. Kemudian sebelum meninggal, Victoria menyumbangkan potongan rambutnya sendiri supaya rambut tersebut nantinya bisa digunakan sebagai perhiasan oleh anak cucunya.

Ada alasan filosofis di balik pemilihan rambut sebagai bahan pembuat perhiasan. Karena rambut jauh lebih awet dibandingkan bagian tubuh manusia yang lain, rambut bisa dipandang sebagai penyimbolan sesuatu yang kekal dan warisan seseorang yang tetap tidak akan hilang meskipun orangnya sudah meninggal.

Gigi

Gigi
Gigi via suara.com

Seperti halnya rambut, gigi juga memiliki peran penting bagi pemiliknya. Gigi yang terlihat kotor atau tidak rapi akan mengurangi daya tarik dari penampilan seseorang. Itulah sebabnya ada sejumlah orang yang mau repot-repot memasang kawat gigi atau bahkan gigi palsu supaya penampilannya nampak sempurna.

Gigi juga digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan oleh manusia. Penggunaan gigi sebagai perhiasan diketahui sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.

Di Catalhuyuk, Turki, arkeolog pernah menemukan perhiasan berusia 9.000 tahun yang terbuat dari gigi manusia. Supaya giginya bisa dipakai sebagai perhiasan, gigi tersebut sengaja dilubangi dan digerus sedemikian rupa, lalu dirangkaikan dengan memakai benang yang terbuat dari kulit hewan.

Selain manusia dari masa ribuan tahun lalu, ratu Inggris yang bernama Victoria juga memiliki perhiasan yang terbuat dari gigi manusia. Salah satu gigi yang menyusun perhiasan miliknya diketahui berasal dari gigi sulungnya yang sudah terlepas saat ia masih kecil.

Di luar Inggris, terdapat sosok seniman asal Australia bernama Polly Van Der Glas yang mendedikasikan dirinya untuk membuat perhiasan-perhiasan berbahan gigi manusia. Supaya perhiasan buatannya nampak semakin menarik, ia juga menambahkan perak pada perhiasan gigi buatannya ini. Ia juga menawarkan potongan harga bagi konsumennya jika mereka bersedia membawakan gigi manusia.

Abu Jenazah

Abu Jenazah
Abu Jenazah via pasionjelewary.co.id

Kremasi adalah proses pemakaman di mana jenazah seseorang dibakar hingga berubah menjadi abu. Bergantung dari keyakinan yang dianut oleh keluarga jenazah, abu tersebut kemudian akan disimpan di wadah khusus atau dihanyutkan ke sungai.

Perkembangan zaman menyebabkan tindakan yang dilakukan oleh manusia terhadap abu jenazah tidak lagi terbatas pada dua hal yang sudah disebutkan di paragraf sebelumnya. Kini, abu jenazah juga bisa diolah menjadi batu mulia!

Untuk mengubah abu menjadi batu mulia, abu tersebut kemudian akan diolah dengan memakai mesin khusus yang bisa memberikan suhu dan tekanan tinggi. Akibat terpapar oleh tekanan dan suhu yang bisa mencapai 2.000 derajat Celcius, lapisan karbon lambat laun akan mulai menyelimuti abu.

Setelah beberapa lama, abu tersebut kemudian akan mengkristal menjadi batu permata. Sesudah itu, batu ini disepuh dan dibentuk layaknya batu mulia biasa supaya bisa dijadikan perhiasan. Bagi pemakainya, memakai perhiasan yang terbuat dari abu orang yang dicintainya bisa menjadi cara untuk senantiasa mengenang orang yang sudah meninggalkannya.

Memakai perhiasan yang terbuat dari abu jenazah juga dipandang sebagai jalan keluar agar orang tidak lagi bergantung pada berlian yang ditambang dari alam. Pasalnya tidak jarang berlian yang dimaksud aslinya diimpor dari negara-negara yang sedang dilanda perang saudara. Itulah sebabnya berlian yang berasal dari daerah konflik juga dijuluki sebagai “berlian darah” (blood diamond).

Batu Empedu

Batu Empedu
Batu Empedu via honestdocs.id

Kantong empedu adalah organ tubuh yang terletak di samping organ hati dan lambung. Meskipun organ ini jarang dibahas oleh manusia, organ ini memiliki peran penting bagi tubuh manusia. Berkat cairan yang dihasilkan oleh empedu, saluran pencernaan manusia bisa mencerna lemak dalam makanan.

Jika seseorang terlalu banyak memakan makanan dengan kolesterol tinggi, maka kolesterol tersebut akan menumpuk dalam kantong empedu hingga akhirnya membatu. Seseorang yang terkena batu empedu akan merasakan perih pada perutnya.

Supaya batu empedu tersebut bisa hilang, maka seseorang yang menderita batu empedu harus menjalani operasi. Normalnya batu empedu yang sudah dikeluarkan dari tubuh manusia akan dibuang begitu saja. Namun sejumlah orang memiliki cara kreatif untuk memanfaatkan batu empedu.

Di rumah sakit Sree Uthradom Thirunal, India, tim dokter berhasil mengeluarkan batu ginjal berukuran besar dari seorang wanita. Supaya batu ginjalnya tidak terbuang sia-sia, batu ginjal tersebut kemudian mereka olah menjadi aneka macam perhiasan seperti gelang, cincin hidung, dan lain sebagainya.

Nicole Angemi adalah contoh lain orang yang memanfaatkan batu empedu menjadi perhiasan. Sekitar 5 tahun setelah menjalani operasi untuk menghilangkan batu empedu, ia mengolah batu empedu miliknya menjadi kalung rosario sebagai pengingat kalau selalu ada hal-hal baik di balik peristiwa buruk.

Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) via haibunda.com

Ya, anda tidak salah baca. Air susu ibu (ASI) ternyata bukan hanya bisa diminum oleh bayi, tetapi juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan perhiasan. Membaca kalimat ini, mungkin ada di antara anda yang merasa bingung. Bagaimana bisa zat cair macam ASI diolah menjadi perhiasan yang notabene merupakan zat padat?

ASI yang digunakan untuk membuat perhiasan memang bukan ASI yang masih berada dalam wujud cair, tetapi yang sudah berubah wujud menjadi benda padat. Untuk membuatnya, mula-mula kadar air dalam ASI akan dibuang supaya ASI-nya menjadi kental.

Sesudah itu, ASI tadi akan dicampurkan dengan zat-zat khusus (misalnya getah pohon beku) sebelum kemudian dikeringkan dan diolah menjadi perhiasan, misalnya cincin. Tujuan pemberian zat khusus tadi adalah supaya perhiasannya nampak lebih menarik dan berkilauan saat sudah selesai dibuat.

Karena ASI bukanlah barang yang bisa didapatkan dengan mudah di pasaran, perhiasan yang terbuat dari ASI hanya bisa dibuat jika ada perjanjian khusus antara konsumen dengan pembuat perhiasannya.

Jika konsumen ingin memiliki perhiasan yang terbuat dari ASI, ia akan mengirimkan air susu miliknya kepada pembuat perhiasan. Pembuat perhiasan sesudah itu akan mengolah ASI tadi menjadi perhiasan sebelum kemudian mengirimnya kepada konsumen yang sudah memesan jasanya.

Sumber :
https://listverse.com/2021/11/18/10-types-of-jewelry-you-might-think-twice-about-wearing/
https://hellosehat.com/pencernaan/empedu/fungsi-empedu-manusia/