Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukuman Aneh Memalukan yang Pernah Dipraktikkan Manusia di Masa Lalu

Anehdidunia.com - Peraturan dibuat untuk menjaga ketertiban masyarakat di dalamnya. Jika seseorang sampai melanggar peraturan, maka hukuman pun sudah siap menanti. Karena tidak semua pelanggaran pantas diganjar dengan hukuman berat, sejumlah hukuman unik pun pernah diciptakan oleh manusia di berbagai belahan dunia pada masa lampau. Berikut ini adalah beberapa contoh hukuman tersebut.

Berjalan Sambil Memakai Tong Kayu

Berjalan Sambil Memakai Tong Kayu
Berjalan Sambil Memakai Tong Kayu via oldbookilustrations.com

Berada di dekat orang mabuk merupakan hal yang dibenci oleh banyak orang. Pasalnya orang yang sedang mabuk cenderung bertindak seenaknya. Orang yang sedang mabuk juga bisa membahayakan orang-orang di sekitarnya secara tidak sengaja, khususnya jika orang tersebut sedang mengemudikan mobil.

Penduduk Inggris di masa lampau memiliki cara sendiri untuk menghukum orang-orang yang kerap berbuat onar setiap kali berada dalam kondisi mabuk. Hukuman tersebut adalah dengan cara memaksa orang tersebut mengenakan “jubah pemabuk” (drunkard’s cloak).

Meskipun disebut sebagai jubah, jubah pemabuk aslinya bukanlah pakaian seperti yang selama ini kita kenal. Jubah pemabuk aslinya adalah tong kayu yang sudah dilubangi supaya bisa dikenakan oleh orang tersebut layaknya pakaian. Tong yang digunakan sebagai jubah pemabuk adalah tong berbentuk cembung yang biasanya digunakan untuk menyimpan alkohol.

Hukuman bagi pemakai jubah pemabuk belum berhenti sampai di sana. Ia sesudah itu bakal diperintahkan untuk berjalan-jalan di kota. Karena orang yang berjalan-jalan sambil mengenakan tong nampak sebagai pemandangan yang konyol, warga sekitar pun akan beramai-ramai mengejek sang pemakai tong.

Hukuman ini dimaksudkan untuk mempermalukan pelaku supaya ia merasa jera dan lebih berhati-hati saat meminum minuman beralkohol. Selain mendapatkan luka batin alias rasa malu, kadang-kadang orang yang menjalani hukuman ini juga mengalami luka lecet pada anggota badannya akibat bergesekan dengan tong yang dipakainya.

Ditelanjangi

Ditelanjangi
Ditelanjangi via wikipedia.com

Di sejumlah daerah di Indonesia, melakukan hubungan badan di luar nikah dipandang sebagai hal yang tabu. Jika orang tersebut sampai terpergok oleh warga sekitar, maka orang tersebut bakal diarak keliling kampung dalam kondisi telanjang. Meskipun hukuman ini terbilang kontroversial, nyatanya hukuman macam ini masih dapat dijumpai di sejumlah daerah.

Hukuman macam itu ternyata bukan hanya dapat ditemui di Indonesia. Di Perancis pada Abad Pertengahan, mereka yang ketahuan melakukan hubungan di luar nikah juga bakal dijatuhi hukuman telanjang sambil diarak.

Salah satu contoh hukuman tersebut pernah tercatat dalam dokumen Perancis yang berasal dari abad ke-13. Berdasarkan catatan tersebut, ada seorang pria yang ketahuan berselingkuh dengan wanita yang bukan istrinya.

Pria dan wanita tersebut kemudian diikat dalam kondisi telanjang bulat. Sesudah itu, mereka dipaksa berjalan mengelilingi kota. Supaya warga sekitar tahu kalau ada orang yang sedang diarak, pasangan telanjang tersebut bakal ditemani oleh orang yang meniup terompet. Sesekali, kedua pasangan telanjang tersebut bakal dipukuli memakai tongkat.

Tujuan hukuman ini adalah untuk menjatuhkan reputasi orang yang bersangkutan. Dengan begitu, pelaku diharapkan merasa jera dan tidak mau lagi melakukannya. Sementara bagi mereka yang belum pernah dihukum, hukuman ini juga dimaksudkan untuk memberikan rasa takut supaya mereka tidak melakukan hal serupa.

Diberi Tato

Diberi Tato
Diberi Tato via idntimes.com

Tato merupakan hal yang memiliki citra kontroversial di masyarakat. Bagi kaum pria, tato bisa menjadi cara untuk menunjukkan kejantanannya. Sejumlah orang juga sengaja mentato dirinya dengan tulisan atau gambar yang disukainya untuk menunjukkan rasa cintanya akan objek yang ada di dalam tato.

Namun tato di lain pihak juga dipandang secara negatif. Mereka yang memiliki tato sering distigmakan sebagai pembuat onar karena kebetulan ada banyak kaum penjahat dan berandalan yang memiliki tato pada dirinya. Sebagai akibatnya, tidak jarang orang-orang yang memiliki tato dikucilkan oleh masyarakat awam.

Tato juga memiliki citra negatif di Jepang pada zaman Edo. Pasalnya pada masa itu, tato kerap digunakan sebagai cara untuk menandai orang-orang yang pernah melakukan tindak kejahatan di masa lampau. Jadi begitu mereka selesai dihukum, orang lain bisa tahu kalau mereka adalah bekas pelaku kriminal dengan melihat tatonya.

Bergantung dari tingkat kejahatannya, para pelaku tindak kejahatan akan diberi tato dengan lokasi yang berbeda-beda. Pencuri hanya akan diberi tato pada bagian lengannya. Namun pembunuh akan diberi tato pada bagian wajahnya.

Kendati aparat Jepang sekarang tidak lagi menggunakan tato untuk menandai pelaku kriminal, tato masih memiliki reputasi negatif di Jepang hingga sekarang. Pasalnya anggota geng yakuza kerap memiliki tato di sekujur tubuhnya.

Memakai Topeng

Memakai Topeng
Memakai Topeng via ayobandung.com

Mempermalukan orang merupakan cara yang lazim digunakan untuk menghukum seseorang jika kebetulan tingkat kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut tergolong ringan. Untuk keperluan tersebut, topeng khusus pun diciptakan.

Topeng-topeng yang diciptakan dengan maksud mempermalukan orang biasanya dibuat dari bahan logam supaya terasa berat dan dingin saat dipakai oleh tersangka. Topeng tersebut juga dibuat dengan bentuk yang aneh supaya orang yang memakainya jadi terlihat konyol.

Kekang cerewet (scold’s bridle) adalah contoh dari topeng yang diciptakan khusus untuk menghukum kaum wanita yang gemar bergosip dan berbohong. Topeng ini pada dasarnya merupakan bilah-bilah logam yang dirangkaikan sedemikian rupa supaya muat dipakai di kepala. Salah satu bagian bilah logam juga sengaja dipasang di bagian mulut supaya tersangka tidak bisa lagi bicara.

Kekang cerewet memiliki desain yang berbeda-beda supaya topeng tersebut bisa sekalian digunakan untuk menunjukkan jenis kejahatan apa yang dilakukan oleh tersangka. Sebagai contoh, orang yang dihukum memakai kekang cerewet karena berdusta bakal memakai kekang cerewet yang bagian hidungnya terlihat panjang.

Supaya orang yang memakai kekang cerewet merasa semakin malu dan jera akan perbuatannya, tersangka akan diperintahkan untuk berjalan ke seluruh penjuru kota. Tersangka juga bakal dipasangi lonceng supaya orang-orang sekitar merasa penasaran dan kemudian langsung pergi menuju sumber bunyi.

Potong Hidung

Potong Hidung
Potong Hidung via nova.grid.id

Jika seseorang berpapasan dengan orang lain, maka ia secara alamiah bakal langsung melihat ke arah wajah orang lain tadi. Alasannya sederhana saja. Masing-masing orang memiliki bentuk wajah yang berbeda. Jadi dengan melihat wajah seseorang, orang tersebut bisa sekalian mengenali identitas lawan bicaranya.

Karena alasan itu pulalah, hukuman potong hidung menjadi hukuman yang dirasa pantas dilakukan untuk memberi efek jera pada seseorang. Biasanya orang yang dijatuh hukuman potong hidung adalah orang yang ketahuan melakukan tindakan cabul, misalnya berselingkuh.

Sesuai dengan namanya, orang yang dijatuhi hukuman ini bakal dipotong di bagian hidungnya. Jadi ketika orang lain melihat wajah korban hukuman, ia bakal langsung tahu kalau orang tersebut pernah melakukan perbuatan tidak terpuji di masa lampau. Akibatnya, orang itu pun kemudian bakal langsung dikucilkan sehingga reputasinya di mata penduduk lokal juga ikut ternoda.

Tidak jarang orang yang kehilangan hidungnya bakal melakukan segala cara supaya bisa kembali memiliki hidungnya. Namun akibat masih terbatasnya teknologi pada masa itu, upaya tersebut lebih sering berakhir dengan kegagalan.

Hukuman potong hidung merupakan hukuman yang ternyata cukup ditemukan pada masa lampau. Peradaban-peradaban seperti Mesir Kuno, Romawi, India, hingga Amerika (Indian) diketahui pernah mempraktikkan hukuman ini.

Sumber :
https://listverse.com/2021/10/19/10-strangest-judicial-punishments-in-history/
https://www.longwood.edu/news/2015/the-history-behind-cerseis-walk-of-atonement/