Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Organisme Kecil yang Menyerang Otak Manusia dan Mengubah Sifat-Sifat Korbannya

Anehdidunia.com - Otak merupakan organ tubuh yang amat vital bagi manusia. Itulah sebabnya otak dilindungi oleh tulang tengkorak yang amat keras. Meskipun begitu, bukan berarti otak benar-benar aman dari ancaman. Beberapa organisme kecil diketahui bisa menginfeksi otak dan mengubah perilaku korbannya secara perlahan. Berikut ini adalah beberapa contoh organisme tersebut.

Parasit Ini Membuat Penderitanya Sering Tidur Siang

Parasit Ini Membuat Penderitanya Sering Tidur Siang
Parasit Ini Membuat Penderitanya Sering Tidur Siang via news.medical.net

Penyakit tidur adalah penyakit yang disebabkan oleh protoza bernama Trypanosoma brucei. Sesuai dengan namanya, penyakit ini memang bisa menyebabkan penderitanya tertidur pulas. Namun meskipun namanya terkesan tidak berbahaya, penyakit ini bukanlah penyakit yang bisa dipandang remeh. Pasalnya penyakit tidur bisa menyebabkan korbannya meninggal dunia.

T. brucei menyebar melalui perantaraan lalat tsetse, sejenis lalat penghisap darah yang hanya dapat ditemukan di Afrika. Saat lalat ini menghisap darah manusia, akan ada T. bucei yang tanpa sengaja masuk ke dalam aliran darah manusia.

Penyakit tidur bisa dibagi ke dalam 2 tahapan. Pada tahapan pertama, penderita akan merasakan gejala-gejala seperti demam, sakit otot, hingga sakit pada persendian. Sementara pada tahapan kedua, penderita akan bertingkah seperti orang linglung dan kerap mengalami gangguan tidur.

Pada siang hari, penderita bisa merasa begitu mengantuk dan akhirnya jatuh tertidur. Namun pada malam hari, penderita justru kerap terbangun sendiri. Jika penyakitnya dibiarkan berkembang lebih jauh, maka penderita bisa mengalami koma dan akhirnya meninggal.

Alasan kenapa penyakit tidur bisa berujung pada kematian adalah karena pada tahapan kedua, T. brucei akan menyerang tulang punggung dan otak korbannya. Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menjangkiti hewan mamalia. Hingga tahun 2015, penyakit ini dikabarkan sudah menewaskan setidaknya 3.500 orang.

Parasit Ini Membuat Korbannya Gampang Berbuat Nekat

Parasit Ini Membuat Korbannya Gampang Berbuat Nekat
Parasit Ini Membuat Korbannya Gampang Berbuat Nekat via idntimes.com

Kucing merupakan hewan yang lucu. Itulah sebabnya banyak orang yang tertarik untuk memelihara hewan ini. Meskipun begitu, bukan berarti seseorang bisa memungut kucing dari jalanan dan memeliharanya begitu saja. Pasalnya kucing yang hidup menggelandang sangat mungkin membawa Toxoplasma gondii dalam tubuhnya.

Toxoplasma gondii adalah protoza yang hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan-hewan mamalia, khususnya kucing. Penyakit yang ditimbulkan oleh protoza ini dikenal dengan sebutan toxoplasmosis. T. gondii bisa menyebar melalui perantaraaan kotoran kucing.

Salah satu efek samping yang ditimbulkan dari infeksi T. gondii adalah membuat penderitanya menjadi lebih nekat dan kehilangan rasa takutnya. Saat ada tikus yang terinfeksi oleh T. gondii, tikus tersebut tidak lagi merasa takut saat berpapasan dengan kucing.

Akibatnya, tikus tersebut diterkam oleh kucing. Saat kucing memakan tikus yang didapatnya, T. gondii yang tadinya berada dalam tubuh tikus kemudian berpindah ke dalam tubuh kucing dan melanjutkan siklus hidupnya di sana.

Efek serupa juga ditemukan pada manusia. Menurut percobaan yang dilakukan oleh ilmuwan, para penderita T. gondii cenderung kurang memperhatikan keselamatannya sendiri. Saat mereka diberikan minuman misterius oleh ilmuwan, para penderita T. gondii langsung meminum minuman tersebut tanpa mencoba mencari tahu apakah cairan yang mereka minum merupakan cairan yang berbahaya atau tidak layak minum.

Virus Ini Membuat Korbannya Takut Air

Virus Ini Membuat Korbannya Takut Air
Virus Ini Membuat Korbannya Takut Air via wikipedia.org

Rabies merupakan penyakit yang amat ditakuti oleh manusia. Pasalnya penyakit ini ditularkan melalui cara yang menyakitkan, yaitu melalui gigitan. Kemudian jika seseorang sampai terjangkit rabies, orang yang bersangkutan bisa menampakkan gejala seperti kejang-kejang.

Rabies disebabkan oleh virus yang menyerang bagian otak dan saraf di tulang punggung. Penderita rabies bakal memiliki virus ini di air liurnya. Itulah sebabnya rabies bisa menular melalui gigitan. Saat ada hewan berpenyakit rabies yang menggigit manusia atau hewan lain, air liur beserta virusnya bakal memasuki aliran darah korbannya.

Karena virus ini menyerang otak, virus ini turut mengubah perilaku korbannya. Mereka yang menderita rabies cenderung bersikap lebih agresif. Itulah sebabnya penyakit ini juga dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila.

Pada manusia, penyakit ini menyebabkan korbannya kerap mengalami halusinasi. Bukan hanya itu, penderita rabies juga bakal menunjukkan sifat hidrofobia alias takut air. Gejala hidrofobia diyakini sengaja dimunculkan oleh virus kepada inangnya supaya virus tersebut memiliki peluang lebih tinggi untuk menyebar.

Virus rabies banyak ditemukan pada air liur inangnya. Jika seseorang meminum air, maka virusnya akan ikut terbawa oleh air. Jadi supaya virus rabies tidak sampai tersapu oleh air, virus rabies pun bakal memanipulasi inangnya supaya lebih enggan mengkonsumsi air.

Cacing Ini Bisa Memasuki Otak Manusia

Cacing Ini Bisa Memasuki Otak Manusia
Cacing Ini Bisa Memasuki Otak Manusia via indozone.id

Seorang pemuda India yang berusia 18 tahun memeriksakan diri ke dokter karena merasakan sakit pada kepalanya dan memiliki bengkak pada mata kanannya. Selain memiliki masalah pada kepalanya, pemuda tersebut juga mengaku kerap merasakan nyeri pada bagian pangkal pahanya.

Pemindaian yang dilakukan oleh tim dokter pada pemuda tersebut menunjukkan hal yang normalnya hanya dapat dijumpai di film-film horor. Bagian otak, mata kanan, dan testis kanan pemuda tersebut ternyata penuh dengan kista cacing pita.

Cacing pita bisa memasuki tubuh manusia jika seseorang tanpa sengaja menelan makanan yang mengandung telur atau larva cacing pita. Khususnya jika makanan tersebut tidak dimasak hingga matang atau tidak disiapkan secara bersih. Babi merupakan hewan yang paling sering menjadi perantara menyebarnya cacing pita.

Saat cacing pita sudah masuk ke dalam tubuh manusia, cacing tersebut pada awalnya akan hidup sebagai parasit dalam saluran pencernaan. Lambat laun, cacing tersebut akan berkembang biak dan kemudian menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah.

Peradangan akibat infeksi cacing biasanya akan ditangani dengan memakai obat antiparasit. Namun karena cacing yang menjangkiti pemuda ini sudah menyebar begitu luas hingga mencapai bagian otak, pemberian obat antiparasit dikhawatirkan malah membuat pasien mengalami pendarahan otak dan kebutaan.

Sebagai jalan keluarnya, pemuda tersebut lantas diberikan obat antiradang dan obat untuk menangani epilepsi. Pemuda tersebut juga ditangani di ruang unit gawat darurat.

Namun meskipun dokter sudah bersusah payah, takdir nyatanya berkehendak lain. Hanya berselang 2 minggu setelah pemuda tersebut memeriksakan diri ke dokter, pemuda tersebut meninggal dunia.

Amoeba Ini Memakan Otak Manusia

Amoeba Ini Memakan Otak Manusia
Amoeba Ini Memakan Otak Manusia via cnnindonesia.com

Naegleria fowleri adalah nama dari sejenis amoeba atau hewan bersel satu dengan perilaku makan yang sungguh menakutkan. Bagaimana tidak, amoeba ini bisa memakan jaringan otak manusia dan menewaskan korbannya!

Hal yang lebih menakutkan lagi adalah amoeba ini pada dasarnya bisa dijumpai di tempat apapun selama tempat tersebut mengandung air tawar. N. fowleri bisa memasuki otak manusia jika bagian hidung orang tersebut kemasukan air yang terkontaminasi oleh N. fowleri.

Gejala infeksi oleh N. fowleri biasanya akan timbul dalam rentang waktu antara 1 hingga 9 hari sejak amoeba ini pertama kali memasuki tubuh manusia. Gejala-gejala yang timbul di antaranya adalah sakit kepala, muntah-muntah, hingga rasa sesak pada hidung.

Lama kelamaan saat makin banyak sel-sel otak yang dimakan oleh N. fowleri, orang yang bersangkutan akan mengalami sakit kepala hebat, sulit berkonsentrasi, hingga kerap berhalusinasi. Jika infeksinya sudah berkembang hingga demikian parah, orang yang bersangkutan bisa meninggal.

Meskipun amoeba ini memiliki reputasi yang begitu menakutkan, infeksi akibat N. fowleri untungnya amat jarang terjadi. Di Amerika Serikat, kasus infeksi yang tercatat dari tahun 2009 hingga 2017 adalah sekitar 34 kasus.


Sumber :
https://listverse.com/2018/12/23/10-parasites-and-pathogens-that-control-the-minds-of-their-human-hosts/
https://en.wikipedia.org/wiki/African_trypanosomiasis
https://en.wikipedia.org/wiki/Naegleria_fowleri
https://edition.cnn.com/2019/03/28/health/brain-parasites-case-study/index.html