Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permainan Sepak Bola Paling Unik, Nomor 2 dan 3 Juga Dimainkan di Indonesia

Anehdidunia.com - Sepak bola merupakan olah raga terpopuler di dunia. Tingginya popularitas sepak bola menyebabkan varian permainan ini bermunculan di sejumlah daerah. Tujuannya supaya mereka yang tidak bisa memainkan permainan sepak bola normal bisa ikut merasakan asyiknya permainan ini. Berikut ini adalah beberapa contoh varian sepak bola unik dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Sepak Bola Robot

Sepak Bola Robot
Sepak Bola Robot via liputan6.com

Piala Dunia merupakan turnamen sepak bola terbesar antar negara yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Pada tahun 2022 ini, Piala Dunia rencananya bakal kembali digulirkan dengan Qatar bertindak sebagai tuan rumah.

Turnamen Piala Dunia sendiri ternyata bukan hanya mempertandingan tim-tim yang menampilkan pemain manusia. Ada juga turnamen sepak bola berskala global yang para pemainnya adalah robot.

RoboCup adalah nama dari turnamen sepak bola tersebut. Berbeda halnya dengan Piala Dunia yang hanya menampilkan 32 negara peserta, RoboCup menampilkan 35 negara peserta sekaligus.

Jumlah pemain yang terlibat dalam RoboCup juga jauh lebih ketimbang Piala Dunia versi manusia. Total, ada sekitar 5.000 robot dan 4.000 manusia yang ikut serta dalam turnamen RoboCup yang digelar di tahun 2018. Turnamen tersebut digelar di Montreal, Amerika Serikat.

Robot-robot yang mengikuti turnamen ini memiliki wujud yang amat beragam. Ada robot yang wujudnya nampak seperti kotak yang dipasangi roda. Namun ada pula robot yang bentuknya menyerupai manusia berwarna putih dan merah jambu. Semua robot tersebut bergerak secara otomatis dan sudah diprogram sceara khusus supaya mereka bisa bekerja sama untuk memasukkan bola ke dalam gawang.

Tujuan Piala Dunia antar robot ini bukan hanya untuk kesenangan semata, tetapi juga untuk menunjukkan sejauh mana perkembangan teknologi robot dan bagaimana mereka kelak bisa membantu manusia. Pakar teknologi Oliver Mitchell menjelaskan bahwa jika robot yang ada di lapangan bisa menghindari rintangan untuk membawa bola ke arah gawang, maka kelak robot juga bisa diprogram untuk bergerak sendiri di jalanan tanpa mengalami kecelakaan.

Sepak Bola Api

Sepak Bola Api
Sepak Bola Api via mediapijar.com

Sepak bola normalnya bukanlah olah raga yang berbahaya. Pasalnya bola yang digunakan dalam permainan ini merupakan bola pompa yang bisa ditendang dan disundul dengan aman. Kalaupun seseorang mengalami cedera saat bermain bola, biasanya cederanya terjadi saat pemain tersebut dijatuhkan oleh pemain lawannya.

Namun berbeda dengan halnya dengan sepak bola. Pasalnya sesuai dengan namanya, sepak bola api memang menggunakan bola yang terbakar sebagai bolanya. Bola untuk permainan ini sendiri aslinya merupakan bongkahan kelapa tua yang sudah direndam dalam minyak dan kemudian dibakar.

Jika menurut anda itu belum cukup menakutkan, para pemain sepak bola api juga sama sekali tidak menggunakan alas kaki. Itu berarti saat mereka menendang bola, maka apinya akan bersentuhan langsung dengan kulit.

Meskipun terlihat berbahaya, permainan ini ternyata banyak dimainkan pesantren-pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Biasanya permainan ini dilangsungkan pada bulan Ramadha untuk mempererat tali persaudaraan antar santri.

Supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan saat permainan sepak bola api dilangsungkan, tidak semua orang diperbolehkan memainkan permainan ini. Mereka yang hendak bermain harus diajari terlebih dahulu supaya tahu bagaimana cara menendang bola api tanpa terluka.

Sepak Bola Khusus Penyandang Disabilitas

Sepak Bola Khusus Penyandang Disabilitas
Sepak Bola Khusus Penyandang Disabilitas via bolabeten.com

Bagi pemain sepak bola, kakia dalah segalanya. Pasalnya dengan pengecualian untuk posisi penjaga gawang, bola hanya bisa dimainkan dengan memakai kaki. Saat sedang tidak memainkan bola, pemain juga harus menggunakan kakinya untuk berlari dan merebut bola dari kaki pemain musuh.

Lantas, bagaimana jika seseorang kehilangan sebelah kakinya akibat diamputasi? Apakah orang tersebut tidak bisa lagi bermain bola? Jawabannya ternyata tidak. Mereka yang kehilangan sebelah kakinya akibat amputasi masih tetap bisa bermain bola bersama dengan sesama penyandang disabilitas lainnya.

Supaya bisa berdiri dan berjalan saat bermain bola, para penyandang disabilitas ini menggunakan 2 tongkat penyangga atau kruk pada masing-masing tangannya. Kehebatan mereka saat bermain bola nyatanya tidak kalah dibandingkan dengan mereka yang kedua kakinya masih utuh.

Di berbagai negara, para penyandang disabilitas bahkan sudah memiliki tim nasionalnya masing-masing. Di Indonesia, para pemain dengan kondisi disabilitas berada di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI).

Prestasi mereka sama sekali tidak kalah jika dibandingkan dengan para pemain sepak bola yang anggota badannya masih utuh. Pada bulan Maret 2022, timnas penyandang disabilitas Indonesia berhasil lolos ke Piala Dunia khusus penyandang disabilitas. Rencananya Piala Dunia tersebut bakal dilaksanakan di Turki pada bulan Oktober 2022.

Sepak Bola Gelembung Raksasa

Sepak Bola Gelembung Raksasa
Sepak Bola Gelembung Raksasa via dynamath.scholastic.com

Sejak tahun 2020, muncul wabah penyakit COVID-19 yang sudah merenggut nyawa jutaan orang di seluruh dunia. Untuk mencegah timbulnya korban jiwa yang lebih banyak, beragam tindakan preventif pun dilakukan.

Menjaga jarak satu sama lain menjadi salah satu tindakan pencegahan yang banyak dilakukan. Pasalnya dengan mengambil posisi saling berjauhan, virus penyebab COVID-19 diharapkan tidak bisa menyebar.

Tindakan pencegahan tersebut pada gilirannya membawa dampak negatif baru. Pasalnya banyak aktivitas yang mengharuskan kontak fisik satu sama lain. Dalam permainan sepak bola misalnya, para pemain kerap bersinggungan saat memperebutkan bola.

Untuk mengatasi masalah tersebut, munculah ide untuk menciptakan permainan sepak bola alternatif tanpa melanggar peraturan social distancing. Sepak bola gelembung adalah nama dari permainan tersebut.

Dalam permainan ini, masing-masing pemain memakai kostum gelembung raksasa. Hanya bagian kaki pemain yang tidak ditutupi dengan kostum gelembung supaya pemain tetap bisa berlari dan menendang bola secara leluasa. Jadi saat ada 2 pemain yang lebih bertabrakan atau berebut bola, mereka tetap tidak saling bersentuhan secara langsung.

Permainan sepak bola gelembung sendiri aslinya sudah tercipta jauh sebelum wabah COVID-19 merebak. Permainan ini pertama kali diciptakan oleh Henrik Elvestad dan Johan Golden di Norwegia. Kemudian sejak tahun 2014, permainan ini mulai menyebar ke Amerika Serikat, Selandia Baru, dan negara-negara lainnya.

Permainan ini pada awalnya tidak begitu diminati. Namun menyusul timbulnya wabah COVID-19, permainan ini muncul sebagai alternatif bagi mereka yang ingin tetap bermain sepak bola tanpa melanggar protokol kesehatan.

Sepak Bola Tuna Netra

Sepak Bola Tuna Netra
Sepak Bola Tuna Netra via panditfootball.com

Mata merupakan anggota badan yang sama pentingnya dengan kaki dalam permainan sepak bola. Dengan melihat kondisi sekeliling, seseorang jadi tahu kapan harus berlari, menendang bola, dan sebagainya. Singkatnya, jika seseorang bermain bola tanpa melihat kondisi sekelilingnya, maka ia tidak akan bisa bermain dengan baik.

Lantas, apakah hal tersebut menunjukkan kalau seseorang yang memiliki tuna netra atau kebutaan tidak akan bisa bermain bola? Nyatanya tidak. Seperti halnya permainan sepak bola khusus penyandang disabilitas, penyandang tuna netra pun memiliki sepak bolanya sendiri.

Sepak bola versi kaum tuna netra dimainkan dengan format yang menyerupai futsal. Itu berarti masing-masing tim tidak menurunkan 11 pemain, melainkan hanya 5.

Supaya pemain tuna netra bisa mengetahui posisi bola, bola yang digunakan dalam permainan versi mereka merupakan bola khusus yang bakal mengeluarkan suara setiap kali menggelinding. Dengan begitu, masing-masing pemain bisa langsung tahu di manakah posisi bola.

Para pemain sepak bola tuna netra juga harus sering-sering mengeluarkan suara. Tujuannya supaya masing-masing bisa langsung tahu di manakah posisi kawan dan lawannya.

Tidak semua pemain sepak bola tuna netra menderita kebutaan total. Ada pula pemain yang menderita kebutaan sebagian yang berarti ia masih bisa melihat, namun penglihatannya tidak sebaik orang normal. Supaya semua pemain berada dalam posisi setara, para pemain sepak bola tuna netra harus mengenakan penutup mata.


Sumber :
https://www.theguardian.com/science/2018/jun/26/the-world-cup-of-robot-football-no-need-for-humans-to-worry-yet
http://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-tradisi-sepak-bola-api
https://www.liputan6.com/disabilitas/read/4912736/hebat-timnas-persatuan-sepak-bola-amputasi-indonesia-berhasil-lolos-piala-dunia
https://www.barcelonahendo.com/blog/bubble-football/
https://www.theguardian.com/football/2021/dec/03/blind-football-england-team-skills-fa