5 Kuliner Ekstrim yang Berasal dari China, Berani Cicipi?
Anehdidunia.com China merupakan negara terbesar di dunia dengan kebudayaan yang beragam. Beragamnya kebudayaan China lantas turut tercermin pada jenis-jenis makanan khas yang dimilikinya. Selain makanan-makanan yang nampaknya aman untuk dikonsumsi, China juga memiliki makanan khas yang bagi kalangan awam terlihat ekstrim atau bahkan menjijikan. Berikut ini adalah contoh dari makanan-makanan tersebut.
Balut
Balut via detik.com |
Hampir semua orang pernah memakan telur. Kadar proteinnya yang tinggi dan metode penyajiannya yang amat beragam menyebabkan telur menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh penduduk di seluruh dunia. Namun dari sekian banyak hidangan telur yang pernah dibuat oleh manusia, rasanya tidak ada yang lebih ekstrim dibandingkan balut.
Balut adalah makanan tradisional khas China yang terbuat dari telur ayam atau bebek. Di luar China, balut juga banyak dikonsumsi oleh penduduk Filipina.
Balut pada dasarnya adalah sejenis telur rebus dan memiliki metode penyajian serupa. Untuk membuat balut, telur yang sudah dierami selama lebih dari 2 minggu akan dimasukkan ke dalam air mendidih. Saat telurnya sudah selesai direbus, telur tersebut kemudian bisa dikupas dan dimakan.
Apa yang membuat balut berbeda jika dibandingkan dengan telur rebus biasa adalah balut berisi bayi unggas yang badannya sudah terbentuk. Dengan kata lain, orang yang memakan isi balut pada dasarnya sedang memakan bayi unggas.
Meskipun terlihat menakutkan, makanan ini ternyata merupakan cemilan yang amat populer di China. Pasalnya balut memiliki rasa yang lezat dan dinilai memiliki khasiat tinggi. Selain kaya akan protein, bulu dan tulang balut diyakini bisa meningkatkan kejantanan kaum pria. Kalau anda sendiri, apakah tertarik untuk mencobanya?
Sup Kelelawar
Sup Kelelawar via nawacita.co |
Inilah makanan khas China yang selama 3 tahun terakhir mendadak banyak disorot oleh masyarakat dunia. Meningkatnya ketertarikan publik akan makanan ini dipicu oleh beredarnya kabar kalau wabah COVID-19 bermula dari pasar yang menyajikan daging hewan-hewan mentah, khususnya kelelawar.
Sesuai dengan namanya, sup kelelawar pada dasarnya adalah sup yang berisi daging kelelawar. Sup ini sendiri dibuat dengan cara merebus daging kelelawar yang masih berada dalam kondisi utuh dalam air berisi campuran daging ayam.
Karena kelelawar yang disajikan dalam sup ini masih berada dalam kondisi utuh, mereka yang hendak memakan hidangan ini harus mengeluarkan sedikit tenaga ekstra untuk membelah daging kelelawarnya memakai garpu dan pisau.
Isi badan kelelawar itulah yang selanjutnya bisa dimakan bersama dengan kuahnya. Dan karena kelelawar yang digunakan dalam hidangan ini tidak dikuliti sebelum dimasak, orang yang memakan sup kelelawar juga harus terbiasa dengan rambut dan potongan membran sayap kelelawar.
Menurut mereka yang pernah memakan hidangan ini, sup kelelawar memiliki rasa yang lezat. Namun bagi mereka yang tidak terbiasa, memakan sup kelelawar ibarat meniru adegan di film-fim horor. Pasalnya tidak semua orang terbiasa melihat kelelawar, apalagi memakannya.
Pandangan negatif orang akan makanan ini hanya semakin bertambah menyusul timbulnya wabah COVID-19 di seluruh dunia sejak tahun 2020. Sebelum wabah COVID-19 merebak, kelelawar sendiri memang sudah lama diketahui bisa menularkan penyakit tertentu pada manusia.
Kepompong Ulat Sutra
Kepompong Ulat Sutra via kumparan.com |
Ulat sutra adalah larva ngengat yang kepompongnya menjadi bahan baku kain sutra. Namun ulat sutra bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat sandang. Hewan kecil ini ternyata juga banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan di China.
Ulat sutra dikonsumsi sebagai makanan saat sudah berubah menjadi kepompong. Mula-mula, kokon atau selongsong benang yang menyelimuti kepompong akan diambil. Jika sudah, yang tersisa selanjutnya adalah kepompong.
Kepompong ulat sutra bentuknya menyerupai ngengat yang berwarna kemerahan dan tidak memiliki sayap. Kepompong inilah yang selanjutnya diolah sebagai makanan.
Bergantung dari jenis hidangan yang akan disajikan, kepompong ini akan diolah dengan cara yang berbeda-beda. Mulai dari dimakan langsung, dicelupkan ke dalam saos terlebih dahulu, dijadikan lauk bersama nasi serta mie, dan lain sebagainya. Menurut mereka yang pernah memakannya, kepompong ulat sutra rasanya seperti daging udang atau kepiting.
Di China sendiri, selain dijajakan di warung pinggir jalanan, makanan ini juga dijual dalam wujud kalengan dan dibekukan. Jadi mereka yang membelinya sesudah itu bisa memasaknya sendiri di rumah sesuai dengan selera mereka.
Tidak semua orang menyukai makanan berbahan serangga. Oleh karena itulah, untuk menarik minat orang-orang yang takut namun penasaran akan makanan ini, penjual makanan tradisional China juga menjual cemilan kepompong ulat sutra yang bagian luarnya dilapisi dengan cokelat.
Testikel Ayam
Testikel Ayam via informasle.blogspot.com |
Ayam merupakan salah satu hewan yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia. Hampir setiap bagian tubuh ayam bisa diolah menjadi makanan. Mulai dari daging, telur, usus, kulit, hingga ceker alias kaki bawahnya. Namun kalau testikel atau organ kelamin ayam, apakah anda pernah mencobanya?
Di China, makanan yang terbuat dari testikel ayam benar-benar ada. Bentuknya lonjong dan terasa kenyal.
Testikel ayam yang disajikan sebagai makanan biasanya berwarna merah muda atau hitam. Panjangnya kurang lebih antara 2 sampai 5 cm.
Testikel ayam biasanya dimasak dengan cara direbus atau digoreng agak matang. Saat digigit, cairan lengket akan langsung merembes masuk ke dalam mulut orang yang memakannya. Supaya makanan ini terasa semakin nikmat, testikel ayam biasanya dimakan bersama dengan nasi, mie, atau daging ayam.
Meskipun terlihat membuat geli, nyatanya testikel ayam tetap banyak dikonsumsi oleh penduduk China. Pasalnya makanan ini diyakini bisa menambah vitalias kaum pria. Kalau bagi kaum wanita, makanan ini diyakini bisa membantu mempercantik warna kulit.
Kalajengking
Kalajengking via bincangsyariah.com |
Kalajengking adalah sejenis hewan bertubuh dan berekor panjang yang memiliki capit di bagian depan tubuhnya. Kalajengking dikatakan masih berkerabat dengan laba-laba karena keduanya sama-sama memiliki 8 buah kaki dan hidup di darat.
Kalajengking normalnya merupakan hewan yang bakal dijauhi oleh manusia. Ekornya yang bersengat menjadi penyebab utamanya. Sengatan ekor kalajengking bukan hanya terasa sakit, tapi juga bisa menimbulkan aneka macam efek samping seperti demam, bengkak, dan bahkan kematian. Kalajengking sendiri menggunakan racun di ekornya untuk melumpuhkan serangga makanannya.
Oleh karena itulah, sekedar membayangkan makanan berbahan kalajengking saja bakal membuat orang-orang merasa takut duluan. Namun di China, makanan berbahan kalajengking ternyata bukanlah hal yang aneh. Bahkan warung-warung yang menjajakan makanan ini bisa dijumpai di pinggir jalan.
Penduduk China memasak dan menghidangkan kalajengking layaknya sate. Setelah menggoreng hewan mungil ini, kalajengking tersebut selanjutnya dipasang pada tusuk kayu dan sudah siap dikonsumsi.
Karena kalajengking berukuran kecil dan bertubuh agak keras, daging sate kalajengking dikabarkan terasa renyah saat dimakan. Makanan ini biasanya disajikan di lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan untuk menarik minat mereka yang tertarik akan kuliner ekstrim.
Namun memakan kalajengking sendiri bukanlah semata-mata dilakukan untuk menguji kadar keberanian seseorang. Daging kalajengking diyakini juga berkhasiat mengobati penyakit tertentu dan membantu menghangatkan tubuh dalam cuaca dingin.
Sumber :
https://listverse.com/2020/03/16/bizarre-chinese-food/