5 Museum Indonesia dengan Desain Bangunan yang Unik
Anehdidunia.com - Museum kerap dipandang sebagai tempat yang membosankan. Padahal museum memiliki peran yang amat penting sebagai tempat untuk mengabadikan momen-momen bersejarah. Oleh karena itulah, sejumlah museum sengaja menggunakan bangunan yang unik supaya bisa menarik minat orang-orang dari kejauhan untuk mengunjunginya. Berikut ini adalah 5 contoh museum dengan bangunan unik di Indonesia.
Monumen Nasional
Monumen Nasional via kompas.com |
Siapa yang tidak tahu Monas? Monas atau Monumen Nasional adalah nama dari bangunan menara dengan tugu emas berbentuk api di puncaknya. Jika dilihat dari kejauhan, Monas terlihat seperti lilin yang sedang menyala.
Monas merupakan salah satu bangunan khas Jakarta yang paling terkenal. Sampai-sampai lambang Monas dapat dijumpai pada lambang provinsi DKI Jakarta. Monas pertama kali dibangun pada tahun 1961. Namun baru pada tahun 1975, bangunan ini dibuka untuk umum.
Pendirian Monas dimaksudkan untuk menyimbolkan semangat perjuangan rakyat Indonesia. Di bagian dasar Monas, terdapat Museum Sejarah Nasional yang menampilkan perjalanan sejarah Indonesia dari era kerajaan sampai menjadi negara merdeka seperti sekarang.
Museum Sejarah Nasional memiliki daya tampung maksimum 500 orang. Di dalam museum ini, terdapat patung atau diorama yang menyimbolkan perjuangan rakyat Indonesia dari masa ke masa.
Supaya mereka yang memasuki museum ini bisa mengikuti perjalanan sejarah Indonesia secara lancar, diorama yang menampilkan sejarah paling awal ditempatkan di bagian timur laut. Dari sana, pengunjung bisa diorama-diorama sejarah dari periode berikutnya dengan cara berjalan menyusuri ruangan searah dengan jarum jam.
Selain menampilkan diorama, Monas juga menampilkan naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya, bendera di masa proklamasi kemerdekaan juga dipamerkan di ruangan museum Monas. Namun karena benderanya sudah lapuk akibat dimakan zaman, bendera tersebut tidak lagi dipamerkan dalam ruangan Monas.
Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh via goodnewsfroomindonesia.id |
Aceh atau lengkapnya Nanggroe Aceh Darussalam adalah provinsi Indonesia yang letaknya paling barat sekaligus paling utara. Karena Aceh merupakan provinsi yang secara geografis letaknya paling dekat dengan Arab Saudi, Aceh pun dijuluki sebagai Serambi Mekkah.
Aceh di masa lampau juga pernah dihantam oleh bencana alam yang amat dahsyat dan dampaknya dirasakan oleh banyak negara. Pada bulan Desember 2004, terjadi gempa bumi dan tsunami yang pusatnya berada di sebelah barat Pulau Sumatra.
Akibat bencana tersebut, sebanyak ratusan ribu penduduk Aceh harus kehilangan nyawanya. Bencana tersebut juga mengakibatkan hancurnya bangunan-bangunan yang ada di sepanjang pantai barat dan utara Aceh.
Untuk mengenang bencana tsunami yang pernah melanda Aceh, sebuah museum khusus pun dibangun di kota Banda Aceh. Museum tersebut adalah Museum Tsunami Aceh dan pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 2009.
Museum Tsunami Aceh memiliki desain bangunan yang unik karena jika dilihat dari atas, bangunan ini terlihat menyerupai pusaran air. Tujuannya tidak lain untuk menyimbolkan status bangunan ini sebagai bangunan yang didirikan untuk mengenang dan mempelajari tsunami.
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat foto-foto Aceh sebelum dan sesudah terjadinya bencana tsunami. Salah satu ruangan di dalam museum ini juga menampilkan nama-nama para korban tewas dalam bencana gempa dan tsunami di tahun 2004. Nama-nama mereka terpajang di dinding ruangan.
Monumen Jogja Kembali
Monumen Jogja Kembali via ksmtour.com |
Yogyakarta dikenal sebagai provinsi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar provinsi. Banyaknya objek wisata di provinsi ini menjadi penyebabnya. Satu dari sekian banyak objek wisata terkenal yang ada di Yogyakarta adalah Monumen Jogja Kembali, atau biasa disingkat dengan nama Monjali.
Jika dilihat dari luar, maka mudah saja bagi kita untuk melihat keunikan bangunan ini. Monjali memiliki bangunan berbentuk kerucut berwarna dominan putih. Lokasi pendirian Monjali ditentukan sedemikian rupa supaya bangunan ini terletak tepat di antara Gunung Merapi, Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Monjali merupakan bangunan 3 lain yang menyimpan perjalanan sejarah Yogyakarta pada masa perang kemerdekaan Indonesia. Seperti yang kita ketahui, di masa lampau kota Yogyakarta pernah digunakan sebagai ibukota darurat oleh pemerintah Indonesia yang belum lama terbentuk.
Untuk mengenang peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa periode tersebut, Monjali pun didirikan. Nama Jogja Kembali dipilih untuk menyimbolkan mundurnya pasukan Belanda dari Indonesia pada tahun 1949.
Sebelum memasuki kompleks bangunan, pengunjung akan menjumpai plakat berisi nama-nama para pejuang yang gugur dalam upaya mempertahankan Yogyakarta. Di dalam bangunan, pengunjung dapat menjumpai koleksi foto dan dokumen mengenai perjuangan tentara Indonesia semasa melakukan perang gerilya.
Di dalam Monjali pulalah, pengunjung bisa melihat delman dan tandu yang pernah digunakan oleh Jenderal Sudirman saat memimpin pasukannya keluar masuk hutan. Selain benda-benda tadi, Monjali juga meyimpan koleksi senjata api peninggalan Belanda yang berhasil dirampas oleh pejuang Indonesia.
Museum Komodo
Museum Komodo via tribunnews.com |
Siapa yang tidak tahu komodo? Itulah kadal terbesar di dunia yang hanya dapat ditemukan di Indonesia, tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Karena wujudnya yang terlihat seperti monster purba, komodo pun sekarang menjadi salah satu hewan khas Indonesia yang paling terkenal.
Komodo sekaligus menjadi sumber inspirasi untuk desain bangunan Museum Komodo, museum yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Museum ini memiliki bangunan yang terlihat seperti sosok komodo raksasa.
Museum Komodo memiliki nama lengkap Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia. Dengan melihat namanya, maka anda tentunya bisa membayangkan seperti apakah isi dari museum ini. Ya, Museum Komodo memang memamerkan segala hal yang berbau reptil.
Museum Komodo bisa dibilang sebagai kebun binatang mini khusus reptil. Pasalnya di dalam museum ini, pengunjung bisa melihat kandang berisi biawak, ular, kura-kura, dan bahkan buaya. Pada hari-hari tertentu, pengunjung juga diperbolehkan menyentuh ular secara langsung sambil tetap diawasi oleh petugas museum.
Monumen Kapal Selam
Monumen Kapal Selam via trevelspromo.com |
Surabaya menyandang julukan sebagai Kota Pahlawan. Pasalnya di bulan November 1945, kota Surabaya pernah menjadi arena pertempuran sengit antara pejuang kemerdekaan Indonesia melawan pasukan Inggris.
Karena peristiwa itu pulalah, tanggal 10 November sekarang diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan. Sementara Surabaya sendiri kemudian dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
Di Surabaya juga terdapat museum unik yang didirikan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia. Monumen Kapal Selam atau Monkasel adalah nama dari museum tersebut. Monkasel sendiri aslinya adalah kapal selam bekas Indonesia yang sudah tidak lagi digunakan dan kemudian diubah fungsinya menjadi museum.
Kapal selam yang digunakan untuk museum ini adalah KRI Pasopati 410, kapal selam pertama yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Kapal selam tersebut dibuat oleh Uni Soviet pada tahun 1952. Kemudian sejak tahun 1962, kapal selam ini dioperasikan oleh Angkatan Laut Indonesia.
Sesudah menjadi andalan laut Indonesia selama 3 dekade lebih, kapal selam ini berhenti dioperasikan. Namun supaya kapal selam ini tidak terbuang sia-sia, pada tahun 1998 KRI Pasopati dipindahkan ke darat untuk dijadikan monumen.
Supaya bisa dibawa ke darat, kapal selam ini dipotong-potong terlebih dahulu menjadi 16 bagian sebelum kemudian dirakit kembali di tempatnya yang sekarang. Jika anda merasa penasaran mengenai seperti apakah suasana di dalam kapal selam, maka Monkasel merupakan objek wisata yang wajib anda kunjungi saat sedang berada di Surabaya.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Tsunami_Aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Monumen_Yogya_Kembali
https://travel.kompas.com/read/2020/01/06/094500427/5-alasan-kenapa-harus-kunjungi-museum-komodo-dan-taman-reptil-tmii?page=all
https://surabaya.liputan6.com/read/4789827/mengenal-monkasel-surabaya-monumen-kapal-selam-terbesar-di-asia