Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta Unik Seputar Jerapah yang Jarang Diketahui Orang

anehdidunia.com - Jerapah adalah nama dari hewan khas Afrika yang mudah dikenali dengan melihat lehernya yang panjang. Berkat lehernya tersebut, jerapah pun menjadi salah satu hewan darat tertinggi di dunia.

Namun hal menarik seputar jerapah bukan hanya terbatas pada tingginya. Berikut ini adakah fakta-fakta unik soal jerapah yang wajib anda ketahui.

Jerapah dan Manusia Punya Jumlah Tulang Leher yang Sama

Jerapah dan Manusia Punya Jumlah Tulang Leher yang Sama
Jerapah dan Manusia Punya Jumlah Tulang Leher yang Sama via kompas.com

Berkat postur tubuhnya yang tinggi menjulang, jerapah pun nampak begitu menonjol saat disandingkan dengan hewan-hewan darat lainnya. Bahkan gajah yang berukuran besar sekalipun nampak kerdil saat berada di aamping gajah.

Jerapah bisa terlihat begitu tinggi karena hewan ini memiliki leher panjang yang mengarah ke atas. Dengan melihat lehernya yang panjang, mungkin ada di antara anda yang lantas berpikir kalau jerapah juga memiliki tulang leher yang berjumlah banyak.

Kenyataannya, jerapah dan manusia aslinya memiliki jumlah tulang leher yang sama. Baik manusia maupun jerapah sama-sama memiliki tulang leher berjumlah 7 buah.

Walaupun jumlahnya sama, tulang leher jerapah masing-masingnya lebih panjang dibandingkan tulang leher manusia. Itulah sebabnya jerapah nampak memiliki leher yang jauh lebih panjang dibandingkan manusia.

Karena jerapah hanya memiliki tulang leher yang berjumlah sedikit, jerapah pun memiliki leher yang nampak kaku. Jika ingin minum, jerapah harus merentangkan kakinya supaya kepalanya bisa mencapai air yang ada di bawah.

Namun leher kaku juga memiliki manfaat. Jerapah bisa menjaga supaya kepalanya selalu berada di atas. Jika jerapah memiliki leher yang lebih lentur, kepala jerapah akan terlalu sering merosot ke bawah dengan sendirinya.

Berkat lehernya yang panjang, jerapah bisa memakan makanan di puncak pohon yang tidak bisa dicapai oleh hewan darat lain. Jerapah jantan juga kerap mengadu leher satu sama lain ketika berkelahi.

Ketiak Jerapah Kerap Digunakan oleh Burung untuk Tidur

Ketiak Jerapah Kerap Digunakan oleh Burung untuk Tidur
Ketiak Jerapah Kerap Digunakan oleh Burung untuk Tidur via bbc.com

Serengeti adalah taman nasional yang terletak di negara Tanzania, Afrika Timur. Taman ini dihuni oleh hewan-hewan liar asli Afrika seperti zebra, jerapah, dan lain sebagainya.

Untuk mengintai aktivitas hewan-hewan liar di Serengeti tanpa harus terlalu sering membuntuti mereka, sejumlah titik di Serengeti dipasang dengan kamera otomatis. Kamera tersebut akan mengambil foto secara otomatis setiap kali ada hewan yang melintas di dekatnya.

Suatu hari, kamera di Serengeti mendapatkan foto yang tidak biasa. Dalam foto yang diambil pada malam hari tersebut, sekelompok burung nampak tidur sambil berpegangan di bagian ketiak alias pangkal kaki jerapah.

Selama ini, ilmuwan sudah tahu kalau burung kerap hinggap pada jerapah dan hewan besar untuk memakan kutu. Namun baru kali ini ilmuwan melihat ada burung yang memanfaatkan jerapah sebagai tempat tidurnya.

Dengan tidur bersama jerapah, burung yang bersangkutan bakal selalu berada dekat dengan sumber makanannya. Ketiak jerapah juga memberikan kehangatan dan perlindungan bagi burung-burung yang tidur di sana.

Jerapah Jantan Bisa Mengubah Warna Bulunya

Jerapah Jantan Bisa Mengubah Warna Bulunya
Jerapah Jantan Bisa Mengubah Warna Bulunya via tribunnews.com

Jerapah bukan hanya terkenal dengan lehernya yang panjang. Hewan herbivora raksasa ini juga memiliki motif bulu yang khas. Bulu jerapah nampak berwarna kekuningan dengan bercak-bercak berwarna kecokelatan. Masing-masing jenis jerapah dapat dibedakan dengan melihat motif bercaknya.

Mengenai bercak jerapah, ada keunikan lain yang hanya dimiliki oleh jerapah jantan. Saat usianya bertambah, warna bercak jerapah jantan akan semakin gelap.

Penasaran dengan fenomena tersebut, sekelompok ilmuwan kemudian melakukan penelitian terhadap 36 ekor jerapah jantan di negara Zambia.

Selama 33 tahun, mereka melakukan pengamatan secara seksama. Jerapah jantan diketahui akan mulai hidup mandiri dan meninggalkan induknya pada usia antara 4 hingga 8 tahun.

Dalam rentang periode tersebut, warna bercak jerapah jantan akan mulai mengalami perubahan. Pada usia 7 tahun, noda hitam akan mulai muncul di tengah-tengah bercak berwarna cokelat.

Lama kelamaan, noda hitam tersebut akan membesar dan akhirnya menutupi seluruh bagian bercak. Proses perubahan warna bercak ini memakan waktu sekitar 2 tahun.

Warna bercak yang gelap seutuhnya juga menjadi pertanda bahwa jerapah jantan sudah mengalami kedewasaan dan siap kawin. Pasalnya jerapah jantan mengalami kedewasaan pada usia 10 tahun.

Jerapah Diam-Diam Gemar Memainkan dan Memakan Bangkai Hewan

Jerapah Diam-Diam Gemar Memainkan dan Memakan Bangkai Hewan
Jerapah Diam-Diam Gemar Memainkan dan Memakan Bangkai Hewan via kompas.com

Jerapah selama ini dikenal sebagai hewan herbivora alias pemakan tumbuhan. Dengan melihat hal tersebut, jerapah seharusnya tidak tertarik memakan daging atau bagian tubuh apapun dari hewan lain.

Namun temuan berbeda didapat oleh Corinne Kendall, juru foto yang bekerja untuk majalah National Geographic. Saat ia sedang berada di taman nasional negara Kenya, ia menemukan pemandangan yang sama sekali tidak ia sangka.

Corinne melihat 2 ekor jerapah dewasa sedang bermain-main dengan bangkai wildebeest atau lembu Afrika. Kedua jerapah tersebut nampak menyentuhkan mulutnya pada bangkai wildebeest.

Jika itu masih belum cukup membuat kaget, jerapah tadi juga menendang bangkai wildebeest hingga melayang di udara. Seolah-olah bangkai wildebeest tersebut tidak ada bedanya dengan bola sepak.

Corinnr berhasil mengabadikan momen tersebut lewat kameranya. Foto yang ia dapat kemudian diteliti oleh ilmuwan yang merasa penasaran.

Menurut ilmuwan, jerapah memang memiliki kebiasaan menjilati dan menggerogoti tulang hewan lain. Pasalnya jerapah membutuhkan asupan kalsium untuk memperkuat tulangnya sendiri. Jerapah yang dilihat Corinne mungkin menendang bangkai supaya tulangnya cepat hancur.

Salah seorang ilmuwan yang diwawancarai oleh National Geographic juga mengaku kalau ia pernah melihat sendiri kawanan jerapah sedang berkumpul di sekeliling bangkai dan tulang belulang. Ia mengaku kalau fenomena tersebut pernah ia lihat sebanyak 6 kali dalam setahun. Ternyata di balik wujudnya yang nampak kalem. jerapah juga punya sisi angker.

Ada Jerapah yang Berwarna Putih

Ada Jerapah yang Berwarna Putih
Ada Jerapah yang Berwarna Putih via pikiran.rakyat.com

Jerapah selama ini dikenal sebagai hewan yang bulunya berwarna kombinasi terang dengan bercak-bercak gelap. Namun selain warna macam itu, ternyata ada juga jerapah yang warnanya putih bak kapas.

Pada tahun 2017, seorang warga desa di negara Kenya berkata kepada ilmuwan setempat kalau ia pernah melihat sepasang jerapah yang warnanya putih. Dengan bermodalkan informasi tersebut, ilmuwan lalu pergi mencari jerapah yang dimaksud.

Mereka akhirnya berhasil menemukan kedua jerapah putih tersebut di Taman Nasional Ishaqbini Hirola. Kedua jerapah yang sama diketahui sebagai induk dan anaknya.

Saat sang induk melihat kemunculan para ilmuwan, ia langsung menyuruh anaknya bersembunyi di semak-semak, lalu memposisikan dirinya di depan semak tadi. Nampaknya ia mengira kalau rombongan ilmuwan tersebut adalah ancaman.

Namun sang induk pada akhirnya tidak perlu terlalu khawatir karena para ilmuwan tadi datang hanya untuk memotret sang jerapah dari kejauhan.

Menurut ilmuwan, jerapah tersebut nampak berwarna putih karena menderita leucisme dan kulitnya tidak bisa menghasilkan pigmen. Namun mereka masih memiliki pigmen pada bagian matanya karena mata jerapah tersebut nampak berwarna hitam.


Sumber :

https://www.clevelandzoosociety.org/z/2021/03/02/truth-or-tail-giraffe-have-more-neck-bones-than-a-human
https://listverse.com/2019/06/24/top-10-unusual-facts-and-stories-about-giraffes/