Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hewan Asli Australia yang Kelihatannya Jinak, Tapi Bisa Mencelakakan Manusia

Anehdidunia.com - Australia terkenal dengan hewan-hewan khasnya yang lain daripada yang lain. Lokasi Australia yang terpisah dari benua lain menjadi penyebab kenapa hewan-hewan yang ada di benua ini nampak begitu unik.

Beberapa hewan asli Australia nampak memiliki wujud yang jinak dan bersahabat. Namun jangan langsung terbuai oleh penampilan mereka. Pasalnya hewan-hewan di bawah ini ternyata bisa membahayakan manusia jika merasa terganggu.

Kanguru

Kanguru
Kanguru via kompas.com

Jika bicara soal hewan khas Australia yang paling terkenal, kanguru bakal menjadi hewan yang muncul di benak banyak orang. Alasannya sederhana saja. Kanguru memiliki wujud dan cara bergerak yang sangat khas.

Kanguru memiliki kepala layaknya rusa dan kaki besar layaknya kelinci, namun kanguru bisa berdiri tegak dan memiliki ekor yang panjang. Kemudian saat bergerak, kanguru akan melompat-lompat sambil membungkukkan badannya.

Penampilan kanguru tersebut menyebabkan banyak orang beranggapan kalau kanguru adalah hewan yang lucu dan jinak. Namun jangan tertipu dengan penampilan kanguru. Pasalnya kanguru tergolong sebagai hewan berukuran besar. Saat berdiri tegak, hewan ini ukurannya tidak berbeda jauh dari manusia.

Kanguru normalnya tidak akan menyerang manusia selama tidak diganggu lebih dulu. Namun sekali merasa marah, kanguru bisa membuat orang yang mengganggunya merasa jera.

Kanguru memiliki kaki belakang yang besar dan kuat. Selain untuk melompat, kanguru juga bisa menggunakan kakinya untuk menendang.

Tendangan yang dilancarkan oleh kanguru bisa menimbulkan luka serius pada manusia. Saat menendang, kanguru akan berdiri memakai ekornya supaya kanguru bisa menendang tanpa kehilangan keseimbangan.

Kanguru bukan hanya memiliki senjata pada kakinya. Hewan berkantong ini juga bisa mencakar dan memberikan luka parah pada korbannya. Jika tidak diobati, luka bekas cakaran tersebut bisa menimbulkan infeksi.

Wombat

Wombat
Wombat via cnnindonesia.com

Wombat adalah sejenis hewan asli Australia yang bentuknya menyerupai beruang kecil, namun aslinya bukan beruang. Pasalnya tidak seperti beruang, wombat memiliki kantong kecil pada perutnya. Kantong tersebut berfungsi untuk mengangkut bayi wombat.

Wombat juga memiliki kebiasaan menggali terowongan layaknya tikus tanah. Berkat kakinya yang pendek namun kuat, wombat bisa menggali tanah dengan mudah.

Keunikan wombat belum sampai di sana. Hewan ini menghasilkan kotoran yang bentuknya menyerupai kubus.

Ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti kenapa wombat menghasilkan tinja berbentuk demikian. Namun wombat diyakini menghasilkan tinja berbentuk kubus karena ususnya memiliki bagian yang kaku dan berlekuk. Wombat biasanya menaruh kotorannya di dekat pintu sarang untuk menandai wilayahnya.

Wombat adalah hewan pemakan tumbuhan yang makanannya mencakup rumput dan akar tanaman. Meskipun wombat adalah hewan herbivora, bukan berarti wombat tidak bisa memberikan bahaya sama sekali bagi manusia.

Jika wombat merasa terganggu, wombat bisa menyeruduk manusia hingga terjatuh. Sesudah itu, wombat akan memberikan gigitan dan cakaran yang menyakitkan.

Pada tahun 2010, seorang pria berusia hampir 60 tahun bahkan pernah dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi penuh bekas gigitan dan cakaran akibat diserang wombat. Selain bisa melukai manusia, wombat juga kerap sebagai hama oleh petani karena kebiasaannya menggali lubang dan merusak lahan pertanian.

Burung Murai

Burung Murai
Burung Murai via a-dinosaur-a-day.com

Burung murai Australia (Gymnorhina tibicen) adalah burung khas Australia yang dapat dikenali dengan tubuhnya yang berwarna hitam dan putih. Burung ini memiliki ukuran kurang lebih sebesar gagak.

Burung murai Australia tergolong sebagai burung yang berisik dan gemar berkicau. Kebiasaannya berkicau tersebut menyebabkan sejumlah orang secara sengaja menyediakan tempat makan khusus untuk burung murai di halaman rumahnya supaya burung murai bisa singgah dan berkicau di sana.

Namun burung murai bukan hanya bisa berkicau. Burung ini juga bisa menirukan aneka macam suara. Mulai dari suara burung lain, suara kuda, dan bahkan suara sirene pemadam kebakaran. Burung murai diyakini kerap meniru suara di sekitarnya supaya ia bisa menyamar saat merasakan adanya bahaya.

Meskipun murai normalnya merupakan burung yang jinak, perilaku burung ini bakal berubah total saat musim kawin tiba. Pasalnya burung ini bakal menjadi jauh lebih agresif dan tidak segan-segan menyerang orang-orang yang kebetulan sedang melintas.

Burung murai yang memiliki kebiasaan menyerang manusia biasanya adalah burung murai jantan yang sedang menjaga telur atau anaknya. Saat menyerang, burung ini akan terbang cepat ke arah sasarannya dan kemudian menyerang kepala korbannya dari belakang.

Meskipun burung mura berukuran relatif kecil, serangan burung ini sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya burung ini menyerang saat korbannya sedang berada dalam kondisi lengah. Jika kebetulan korban sedang menaiki sepeda, serangan yang dilakukan oleh burung murai bisa menyebabkan korbannya mengalami kecelakaan.

Platipus

Platipus
Platipus via sonora.id

Platipus atau platypus adalah salah satu hewan paling aneh yang pernah ada. Bagaimana tidak, hewan ini wujudnya terlihat seperti gabungan antara unggas dengan mamalia. Platypus memiliki paruh dan telapak kaki mirip bebek, namun badan dan ekor platipus justru menyerupai berang-berang atau musang.

Keanehan platipus belum berhenti sampai di sana. Hewan ini bertelur, namun bayi platipus yang baru menetas akan minum dari air susu induknya layaknya hewan mamalia.

Platipus memiliki pola hidup layaknya hewan amfibi. Hewan ini bersarang di darat, namun mencari makan di dalam air. Dengan memakai kaki dan ekornya, platipus bisa berenang dengan lincah untuk menangkap hewan-hewan kecil yang hidup di air.

Penampilan platipus yang unik sekaligus lucu menyebabkan hewan ini nampaknya tidak berbahaya. Namun jangan tertipu dengan penampilannya. Pasalnya platipus aslinya merupakan hewan yang beracun!

Platipus memiliki duri atau taji pada kaki belakangnya. Pada platipus jantan, taji tersebut menghasilkan racun. Jika manusia sampai terkena tusukan taji platipus yang beracun, maka orang tersebut bakal merasakan sakit di sekujur badannya. Rasa sakit tersebut bisa terus bertahan hingga berminggu-minggu kemudian.

Koala

Koala
Koala via kids.grid.id

Rasanya tidak ada orang yang tidak tahu koala. Hewan ini begitu terkenal karena penampilannya yang lucu dan bakal mengingatkan kita akan boneka beruang Teddy Bear.

Walaupun terlihat menyerupai beruang, koala memiliki perilaku yang berbeda jauh dari beruang. Jika beruang hidup di atas tanah, maka koala menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon.

Pohon yang menjadi habitat utama koala adalah pohon kayu putih atau eucalyptus. Pasalnya koala menjadikan daun eucalyptus sebagai makanan utamanya. Jika sedang tidak makan, koala bakal tidur sambil tetap berpegangan pada batang pohon.

Mungkin ada di antara anda yang pernah melihat foto orang yang sedang menggendong koala. Namun perlu diketahui kalau koala yang boleh digendong manusia hanyalah koala yang hidup dalam penangkaran.

Di lain pihak, koala yang hidup di alam liar tidak boleh dipegang sembarangan. Pasalnya koala liar bersikap jauh lebih waspada terhadap makhluk lain, termasuk manusia.

Jika koala merasa terganggu oleh manusia, koala bakal menjauhi manusia dengan cara memanjat lebih tinggi. Namun jika tetap ada yang nekat memegang koala, bersiaplah menghadapi resikonya.

Di balik penampilannya yang terlihat lucu, koala memiliki gigi dan cakar yang tajam. Jika koala sampai merasa terancam, koala tidak segan-segan menggigit dan mencakar orang yang memegangnya hingga terluka parah. Koala juga bisa turun ke tanah dan mengejar manusia yang mengganggunya.

Sumber :
https://a-z-animals.com/blog/are-kangaroos-dangerous/
https://a-z-animals.com/blog/are-koalas-dangerous/
https://en.wikipedia.org/wiki/Wombat
https://en.wikipedia.org/wiki/Australian_magpie
https://en.wikipedia.org/wiki/Platypus
https://biomedicalsciences.unimelb.edu.au/departments/department-of-biochemistry-and-pharmacology/engage/avru/blog/wide-world-of-venom-the-platypus