Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selebrasi Kemenangan Yang Berakhir Dengan Malapetaka

Selebrasi merupakan ungkapan untuk perayaan atas sebuah kemenagan atau perasaan gemberira yang biasanya banyak dilakukan dalam bidang olahraga. Kita tentu sudah sering melihat para pemain sepakbola berlarian hingga melakukan salto setelah berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan. Nah hal inilah yang disebut selebrasi, namun selebrasi tentu tak hanya ada di dunia sepakbola saja. Hampir semua jenis olahraga punay selebrasi dengan ciri khasnya sendiri. Seperti contohnya mengangkat roda depan motor dalam ajang balap roda dua, hingga merentangkan tangan saat hampir mencapai finis seperti yang biasa dilakukan di ajang lomba lari. Sayangnya kadang karena sangking bahagianya, ungkapan selebrasi menjadi terlalu berlebihan dan mengakibatkan terjadinya tragedi yang mengerikan. Sebagian dari selebrasi yang salah ini justru akhirnya berbuah cidera yang lumayan parah hingga ada pula yang meninggal akibat selebrasi yang salah. Kisah malapetaka saat selebrasi inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan kisahnya dalam, Selebrasi Kemenangan Yang Berakhir Dengan Malapetaka, versi anehdidunia.com


Kehilangan Jari Manis



Nasib naas harus di alami oleh seorang pemain sepak bola bernama Paulo Diogo, saat dirinya melakukan selebrasi gol ke arah tribun penonton. Pemain yang bermain untuk klub Servete di liga Swiss ini harus merelakan jari manisnya untuk diamputasi akibat cidera yang ia alami seusai melakukan selebrasi gol. Jari manis Paulo mengalami cidera cukup parah akibat tingkah ceroboh Paulo yang tidak melepaskan cincin kawinya saat bertanding. Akibat cincin ini jari manisnya tersangkut di pagar pembatas lapangan hingga putus. Saat itu Paulo yang tampaknya sangat senang setelah mencetak gol, memutuskan untuk merayakan golnya dengan melompat ke arah pagar pembatas dan merayakanya bersama para fans. Namun sayangnya tanpa ia sadari, cincin yang ada di jari manisnya tersangkut pada pagar pembatas dan saat ia meloncat turun akibat bobot tubuhnya jari itupun langsung putus dan tertinggal di pagar pembatas lapangan. Putusnya jari Paulo ini diduga karena cincin kawin yang ia kenakan memang terlalu kecil, jadi saat cincin itu tersangkut otomatis jari Paulo juga ikut tersangkut dan dua ruas jarinya akhirnya putus. Tak hanya sampai disitu akibat cidera ini sisa jari manis Paulo juga harus diamputasi untuk mencegah infeksi pada luka yang ada, selain itu Paulo juga harus menerima kartu kuning dari wasit karena selebrasi yang dianggap berlebihan. Kasihan ya Paulo ini ibarat sudah jatuh masih tertimpa tangga pula..


Menabrak Tembok Karena Terpeleset



Bagi fans Lazio nama Antonio Candreva tentu tidak asing lagi, pemain asli Italia yang bisa bermain di sektor tengah dan sayap ini merupakan pemain andalan bagi Lazio saat ini. Pria yang kini telah berusia 30 tahun ini merupakan pengatur serangan di lini tengah yang juga cukup sering mencetak gol. Salah satu gol Candreva yang mungkin paling dikenang oleh para fans adalah ketika ia menceploskan bola ke gawang Palermo saat kedua tim bertemu. Namun sayangnya gol tersebut tak hanya dikenang karena sukses membawa kemenangan 2-1 bagi Lazio, tapi juga karena insiden yang terjadi paska gol tersebut dicetak. Setelah mencetak gol Candreva justru harus ditandu keluar lapangan akibat cidera yang ia dapat. Cidera ini sendiri di dapat Candreva saat ia berusaha merayakan gol dengan berlari ke arah tribun penonton. Akibat kurang hati-hati Candreva yang berniat memanjat pagar pembatas justru terpeleset saat akan melompat dan akhirnya menabrak tembok. Saat menabrak tembok ini kaki Candreva, terbentur lumayan keras hingga ia sempat mengerang kesakitan sebelum akhirnya harus digantikan oleh pemain lain.


Cidera Lutut Akibat Salto



Dalam sebuah pertandingan sepakbola kadang kita juga akan di suguhi aksi akrobatik saat seorang pemain mencetak gol. Bagi penggemar MU tentu tak asing dengan aksi salto yang menjadi ciri khas dari Luis Nani yang pernah membela klub berjuluk setan merah ini. Pemain asal Portugal ini sering menunjukan gerakan salto, sebagai selebari gol khas miliknya. Aksi Nani ini sempat membuat manager Setan Merah Sir Alex geram dan melarang keras selebrasi dengan cara salto. Kemarahan Sir Alex ini cukup beralasan, karena aksi salto memang rawan mengakibatkan cidera yang tentu ujung-ujungnya merugikan klub. Salah satu contoh kasusnya adalah yang menimpa pemain Liga Brazil, Maurides yang memperkuat klub Internacional. Pemain berkepala plontos ini harus membayar mahal akibat aksi saltonya setelah mencetak gol ke gawang America MG pada leg pertama babak III Copa do Brasil. Maurides yang saat itu berhasil mencetak Hattrick (3 gol) nampaknya tak bisa menahan kegembiraanya hingga melakukan selebrasi salto akrobatik. Namun aksinya ini akhirnya berbuah malapetaka, karena ia harus mengalami cidera lutut akibat tumpuan kaki yang salah saat mendarat. Alhasil iapun akhirnya harus ditandu keluar lapangan. Untungnya cidera lutut ini tak parah dan masih bisa disembukan. Maurides terbilang cukup beruntung mengingat cidera lutut merupapak salah satu momok mengerikan bagi pemain sepakbola dan telah banyak mengakhiri karir seorang pemain sepakbola.


Tertabarak Pembalap Lain



Nama M. Fadli, tentu tak asing ditelinga kebanyakan orang Indonesia. Pembalap Road Race berbakat asal Cibinong ini telah memenangkan berbagai lomba baik di dalam maupun luar negeri. Sayangnya sebuah peristiwa mengerikan terjadi saat mengikuti ajang SuperSport 600cc Asia Road Racing Championship 2015 lalu. Dalam perlombaan tingkat Asia yang digelar di Sirkuit Sentul tersebut, M. Fadli ditabrak dengan keras oleh pembalam asal Thailand Jakkrit Sawangswat. Peristiwa mengerikan itu terjadi tepat setelah Fadli baru saja mencapai garis finis dan sedang melakukan selebrasi. Saat itu Fadli yang sudah mulai melambatkan motor miliknya dihantam dengan cukup keras dari arah belakang oleh Jakkrit yang saat itu memang masih membalap. Pada saat kejadian tersebut meski bendera finis sudah dikibarkan, namum masih ada beberapa pembalap yang masih harus menyelesaikan satu lap lagi, salah satu diantaranya adalah Jakkrit. Akibat kejadian ini M. Fadli harus mengalami luka yang amat serius pada kaki kirinya dan sempat terancam akan diamputasi. Namun untungnya berkat penanganan yang cepat dari tim dokter yang ada, kaki M. Fadli akhirnya berhasil diselamatkan tanpa harus diamputasi. Saat ini sendiri M. Fadli sudah sembuh total dan dapat beraktivitas dengan normal meski telah memutuskan untuk pensiun dari dunia balap dan lebih memilih untuk menjadi seorang instruktur balap.


Meninnggal Akibat Selebrasi



Kejadian berikut ini mungkin merupakan yang paling mengerikan yang pernah terjadi dalam sejarah selebrasi dalam dunia sepakbola. Peter Biaksangzuala seorang pemain klub Bethlehem Vengthlang FC yang bermain di divisi satu Liga India, harus meregang nyawa akibat selebrasi gol yang ia lakukan. Gelandang muda berusia 23 tahun tersebut mengalami luka yang serius akibat mendarat dengan kepala tersebih dulu saat melakukan aksi salto. Bagian belakang kepala Biaksangzuala yang menghantam tanah dengan cukup keras dalam posisi tertelungkup, membuanya langsung kehilangan kesadaran. Setelah sempat mendapatkan perawatan darurat dilapangan, Biaksangzuala akhirnya dilarikan ke rumah sakit karena ia tak kunjung sadar. Namun naas 5 hari kemudian ia akhirnya dinyatakan meninggal akibat cedera kepala dan leher parah. Dan gol ke gawang Chanmari West pada laga lanjutan Liga Premiere Mizoram yang dicetak Biaksangzuala pada hari naas itu sekaligus menjadi gol terakhir dari gelandang muda ini.

Sahabat anehdidunia.com itulah kasus selebrasi yang akhirnya berbuah malapetaka. Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah ini adalah, bahwa jika ingin merayakan sesuatu sebaiknya tak usah berlebihan karena hal yang berlebihan memang biasanya justru akan menghasilkan hal yang tak baik.

Referensi:

https://www.famous.id/video/discover/5-selebrasi-yang-sangat-fatal-hingga-sampai-berujung-maut-170303i.html