Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Praktek "Istri Sebulan" Di India

Tidak hanya kasus pemerkosaan, India juga marak dengan kasus kekerasan terhadap wanita, salah satunya 'kawin kontrak' yang sering melibatkan anak di bawah umur. Praktek ini semakin populer di India selatan, di mana orang asing yang kaya liburan untuk membeli "istri satu bulan" untuk seks. Meskipun pernikahan kontrak jangka pendek adalah ilegal mereka sering memiliki dukungan dari keluarga setempat, yang melayani turis pria dari Timur Tengah dan Afrika.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNE5tEnZ8xHZSmH5mLaniqAnFMltc7BqqHYdvQnPDN5WgWkPzFt_43wo-8s8O4iDLhY4sLobOK7-XtGumsuVBsFWozLwMRqA7XLdRtPRmy9VLhvWqzIGIVh1rny4DAxOjRBb1g21iK_w/s1600/Nausheen+Tobassum.jpg
Pengantin India selama nikah massal untuk 41 pasangan di Ahmadabad, India, 20 November 2011
Seorang gadis muda di India dengan berani membongkar praktik 'kawin kontrak' dengan pria asing, terutama yang berasal dari Timur Tengah dan Afrika. Gadis bernama Nausheen Tobassum yang baru berusia 17 tahun ini, membeberkan kisahnya yang menjadi korban 'kawin kontrak'. Orangtua kandung Nausheen yang memaksanya menikah dengan pria paruh baya asal Sudan.

Menurut Nausheen, seperti dilansir The Telegraph, pria Sudan tersebut telah membayar uang sebesar 100 ribu Rupee untuk mempersunting dirinya sebagai 'istri' selama 4 minggu. Nausheen yang tidak ingin dikawinkan, nekat kabur dari rumah, bulan lalu, dan kemudian melapor polisi.

Kepada polisi, Nausheen menuturkan, dirinya dibawa oleh bibinya ke sebuah hotel dan di sana dia bertemu dengan 3 remaja putri lainnya. Mereka kemudian dikenalkan kepada seorang pengusaha minyak asal Sudan. Beberapa saat kemudian, si pengusaha yang diketahui bernama Usama Ibrahim Mohammed (44) mendatangi rumah Nausheen dan kemudian dia dinikahkan dengan pengusaha tersebut. Si pengusaha sendiri diketahui telah menikah dan memiliki dua anak di Khartoum, Sudan.

Menurut Inspektur Vijay Kumar yang menangani kasus ini, si pengusaha Sudan membayar 100 ribu Rupee kepada bibi Nausheen, Mumtaz Begum. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 ribu Rupee diberikan kepada orangtua Nausheen, kemudian sebanyak 5 ribu Rupee diberikan kepada Qazi yang menikahkan keduanya, lalu 5 ribu Rupee kepada penerjemah Urdu dan sisanya 20 ribu Rupee disimpan si bibi sendiri.

"Keesokan harinya, dia (pria Sudan) datang ke rumah korban dan mengajaknya berhubungan seks tapi korban menolak. Korban merupakan gadis muda dan sang mempelai pria bahkan usianya lebih tua dari ayahnya sendiri," jelas Inspektur Kumar.

Orangtua Nausheen kemudian meyakinkan pria Sudan tersebut bahwa mereka akan membujuk putrinya. Oleh orangtuanya, Nausheen dipaksa untuk melayani pria Sudan tersebut dan mengancam akan menghukumnya jika dia tidak bersedia. Nausheen pun nekat kabur dari rumah. Dia pergi ke kawasan Moghulpuri, Hyderabad dan kemudian ditemukan oleh patroli polisi. Kepada polisi, Nausheen menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya.

Si pengusaha Sudan pun ditangkap polisi. Demikian halnya dengan bibi Nausheen dan si Qazi yang menikahkan keduanya. Sedangkan orangtua Nausheen masih dalam pengejaran karena berhasil kabur.

Namun polisi telah mendakwa orangtua Nausheen dengan dakwaan berlapis, mulai dari merencanakan pernikahan anak-anak, melecehkan kehormatan seorang wanita dan kejahatan persekongkolan. Inspektur Kumar menjelaskan, di bawah hukum India, Nausheen masih tergolong anak di bawah umur dan belum diperbolehkan menikah hingga mencapai usia 18 tahun.

"Jika seorang pria Sudan ingin berhubungan seks, dia harus membayar 3 kali lipat (di Sudan) karena di sana hanya ada sedikit wanita, atau dia harus mengambil istri kedua. Sedangkan di India, gadis-gadis 'dihargai' lebih murah dan mereka lebih cantik. Bahkan jika mereka hanya tinggal di sini selama beberapa hari, mereka akan melakukan praktik 'kawin kontrak' ini demi seks," tutur Kumar.

Nausheen yang kini tinggal di rumah penampungan pemerintah, mengaku dirinya melapor ke polisi untuk menghentikan hal serupa terjadi pada gadis-gadis lainnya.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya setuju saja tanpa berpikir. Mereka memaksa saya. Mereka mengubah akta lahir saya dan membuat yang palsu, yakni saya ditulis sudah berusia 24 tahun. Mereka mengeksploitasi gadis-gadis dan itulah kenapa saya melapor polisi. Saya harus menunjukkan keberanian saya terhadap orangtua saya dengan melapor polisi. Saya tidak ingin pulang ke rumah, saya takut," tandas Nausheen.


sumber:http://coba-liat.blogspot.com/2013/04/kisah-gadis-india-yang-dipaksa-kawin.html,http://www.news.com.au/travel/news/indias-one-month-wives-sex-trade-exposed/story-e6frfq80-1226621163898