Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Foto Miris Perjalanan Melawan Maut Pergi Ke Sekolah

Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu yang dewasa ini hampir semua tempat ajar mengajar pendidikan ini memiliki akses yang sangat mudah. Seperti tersedianya bus untuk anak anak, pembangunan sekolah di tengah kota yang bisa di akses apapun. Dan tidak menutup mata kita akan fakta yang terjadi dengan pendidikan di Indonesia, karena masih juga ada sekolah yang tidak didukung oleh akses yang memadai, lokasi yang susah ditempuh dan minimnya sarana yang ada. Sahabat anehdidunia.com walaupun terdapat sarana yang sudah nyaman, akses yang gampang, beberapa anak sekolahan pun sering kita dapati membolos sekolah. Berkaca dari hal ini, perlu kita ketahui bahwa di daerah pedesaan ataupun pedalaman di beberapa negara, masih memiliki sekolah yang susah untuk di datangi bahkan sepertinya mereka rela mati untuk dapat bersekolah. Berikut foto miris perjalanan melawan maut untuk pergi ke sekolah versi anehdidunia.com

Perjalanan Mengerikan Ke Sekolah Anak Anak Zanskar Himalaya India

www.anehdidunia.com
Foto perjalanan anak Zankar Himalaya India via weebly.com
Sahabat anehdidunia.com anak-anak sekolah penuh semangat ini, tinggal diantara pegunungan Himalaya, sedang berjalan menuju sekolah. Bukan hal sulit ya? Kecuali lapisan es tempat mereka berjalan kadang-kadang menjadi tipis dan mereka beresiko jatuh ke air es yang dingin dibawahnya. Dan kalau itu terjadi, suhu dingin ekstrim akan menjalar ke tubuh kecil mereka. Tak lama berselang, hiperventilasi (sesak nafas) pun terjadi, tubuh pun tenggelam ditelan air dan meninggal. Tanah es yang tidak rata itu keras dan sering kali licin. Tergelincir atau tersandung bisa berakibat fatal, tetapi tidak ada apapun yang bisa menghalangi anak-anak Zanskar melakukan perjalanan ini untuk bersekolah.

Perjuangan Ke Sekolah Anak-Anak Trong Hoa Vietnam

www.anehdidunia.com
Foto perjuangan ke sekolah Anak-Anak Trong Hoa Vietnam via informationng.com
Trong Hoa adalah salah satu distrik di Vietnam yang bisa dibilang sama seperti daerah pelosok Indonesia. Masalahnya pun juga sama yakni infrastruktur yang masih belum diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini pun menyebabkan susahnya akses yang berdampak buruk pula terhadap anak-anak yang ingin menuju sekolah mereka. Ya, mereka tak punya pilihan lain selain menyebrangi sungai yang cukup deras dan dalam ini untuk menuju sekolah yang ada di seberang. Tantangannya, bukan hanya air yang dalam. Di musim penghujan seperti sekarang, debit air makin tinggi belum termasuk juga hewan-hewan yang ada di dalamnya, seperti ular. Makanya tak heran jika anak-anak Trong Hoa jago berenang. Bukan karena hobi, tapi ini yang memang harus mereka lakukan jika ingin bersekolah.

Perjalanan Anak-Anak Yerusalem Bertaruh Nyawa Ketika Pergi ke Sekolah

www.anehdidunia.com
Foto perjalanan anak Yerusalem ketika pergi ke sekolah via foreignaffairs.com
Ketika anak-anak Yerusalem bilang, “Ma, aku tak mau ke sekolah hari ini” maka ibu mereka pun akan mengiyakannya. Bagaimana tidak sahabat anehdidunia.com, di tempat ini konflik hampir setiap saat terjadi. Demonstrasi berupa lemparan batu, gas air mata, dan pukulan-pukulan adalah pemandangan yang sangat umum. Sebagian anak-anak takut pergi ke sekolah, namun sebagian lain tetap semangat menuntut ilmu walaupun situasinya sangat buruk, bahkan bagi kita yang sudah dewasa ini. Gambar di atas adalah potret bagaimana perjuangan anak-anak Yerusalem bersekolah. Langkahnya sangat mantap meskipun kita tahu hati anak-anak ini luar biasa takutnya. Namun karena semua ini demi kehidupan yang lebih baik. Maka mereka mengambil risiko itu. Masih kepikiran bolos setelah lihat ini?

Medan Perjalanan Anak- Anak Lebak Indonesia Ke Sekolah

www.anehdidunia.com
Foto perjalanan anak Lebak Indonesia ke sekolah bergelantungan di jembatan rusak via bajiroo.com
Anak-anak di desa Tanjung Sanghiang Indonesia yang tinggal di sisi seberang Sungai Ciberang harus melintasi jembatan gantung yang sudah rusak setiap hari, untuk mencapai sisi satunya lagi tempat sekolah mereka berada. Ada jembatan alternatif lain tetapi perlu tambahan 30 menit berjalan untuk menuju ke sana. Jadi, anak-anak memakai jembatan tua itu tanpa peralatan keamanan sama sekali. Mereka berjalan perlahan, kadang-kadang berteriak ketika sepatu mereka tergelincir. Setelah cerita anak-anak pemberani yang melakukan perjalanan berbahaya ini hanya untuk menuju sekolah tersebar di seluruh negara, PT Krakatau Steel (penghasil baja terbesar se-Indonesia) dan bersama beberapa lembaga non-pemerintah datang membantu dan mendirikan jembatan baru untuk mereka.

Bocah Kolombia Naik Flying Fox untuk Pergi ke Sekolah

www.anehdidunia.com
Foto bocah Kolombia naik Flying Fox untuk Pergi ke Sekolah via brainjet.com
Jika anda sahabat anehdidunia.com bergetar ketakutan ketika main flying fox, maka bayangkan jika berada di posisi gadis kecil ini. Bisa-bisa langsung pingsan saking ekstremnya. Seorang bocah dari pedalam hutan Kolombia ini harus menaiki semacam flying fox tersebut agar bisa menuju sekolahnya dengan lebih cepat.  Tidak terbayangkan bagaimana ngerinya ia ketika meluncur dengan kecepatan 80 kilometer per jam di atas kabel ini. Sebenarnya ada jalur alternatif lain yakni lewat hutan. Sayangnya, itu akan memakan waktu lama, belum lagi risiko yang didapatkan juga besar. Meskipun meluncur dengan kabel tersebut juga sama mematikannya kalau selip dan terjatuh. Pada foto di atas kamu bisa melihat ekspresi si gadis kecil yang nampak sangat was-was dan ketakutan. Satu lagi, karung yang dibawanya itu adalah adiknya yang juga harus bersekolah.

Cara Ke Sekolah Anak-Anak Desa Zhang Jiawan China Selatan

www.anehdidunia.com
Foto cara ke sekolah anak-anak desa Zhang Jiawan China Selatan via dailymail.co.uk
Di sini, anak-anak harus memanjat sejumlah tangga kayu sempit yang kelihatannya sangat tidak aman untuk menuju sekolah desa. Anak-anak sekolah ini melakukan perjalanan berbahaya di tangga kayu sempit ini setiap hari, tanpa peralatan keamanan apapun. Lokasi Desa Zhang Jiawan sangat terpencil di pegunungan Badagong dan tanahnya bisa longsor di setiap sisi. Cara lain satu-satunya menuju sekolah adalah mengambil jalan memutar lintas desa yang memakan waktu 4 jam. Para orang tua, walaupun cemas, tetap ingin anak-anak mereka bersekolah. Menuju sekolah melewati serangkaian tangga reyot benar-benar sebuah perjuangan.

Semangat Perjuangan Bocah Pili China Ke Sekolah



Di awal semester, pihak berwenang sekolah pergi ke satu desa yang sangat terpencil untuk menemani 80 anak-anak sekolah desa untuk melakukan perjalanan sejauh 200 km melintasi pegunungan di wilayah otonomi Uighur Xinjiang yang sangat terpencil. Beberapa jalur setapak telah terpotong dari sisi gunung yang curam dan menyisakan hanya beberapa inci lebarnya. Perlu waktu dua hari bagi mereka untuk tiba di sekolah, yang mana mereka harus melintasi empat sungai membeku, satu jembatan rantai sepanjang 198 meter, dan empat jembatan papan sempit yang menakutkan. Dan semua ini, hanya demi mendapat pendidikan.

Begitu semangatnya mereka ke sekolah untuk menimba ilmu agar menjadi orang yang pintar. Kita yang sudah merdeka masih juga ada medan perjalanan ke Sekolah yang sulit, dan bahkan ada juga yang membolos. Perhatikan semangat mereka, apa tidak malu masih membolos? semoga asrtikel perjalanan melawan maut pergi ke sekolah ini memberikan info dan dampak yang positif bagi kita semua. Marik benahi negeri ini. Semangat!


referensi:
http://boombastis.com/berjuang-pergi-sekolah/49543
http://davisukses.weebly.com/10-perjalanan-beresiko-nyawa-menuju-sekolah.html