Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Bunuh Diri Pilot Pesawat Paling Tragis Di Dunia

Sahabat anehdidunia.com baru - baru ini muncul dugaan baru tentang penyebab hilangnya pesawat Malaysian Airlines MH370 yang telah raib entah kemana sejak tahun 2014 yang lalu. Menurut seorang ahli kecelakaan penerbangan, Larry Vance, terdapat sebuah kemungkinan jika pesawat tersebut sengaja di arahkan ke air. Dugaan Vince ini menurutnya di dasari oleh penemuan pecahan sayap atau flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion beberapa waktu lalu. Pada pecahan flaperon yang di temukan tersebut, terlihat kondisi tepinya yang bergerigi. Kondisi seperti ini menurut Vince hanya terjadi pada yang di ketahui pernah di arahkan ke dalam air, hingga berhantaman dengan arus air yang mengakibatkan bagian pesawat bergerigi karena gesekan dengan arus air. Jika tidak masih menurut peneliti asal Kanada ini, maka potonganya akan rapi, mengingat flaperon merupakan benda yang sangat sulit untuk patah. Tapi sahabat anehdidunia.com hal ini masih sebatas dugaan saja, dan belum bisa di buktikan jika Pilot yang mengawaki pesawat tujuan Beijing tersebut melakukan aksi bunuh diri. Berbeda dengan kasus Bunuh Diri Pilot Pesawat berikut, yang memang sudah terjadi dan tercatat dalam sejarah. Berbagai alasan mendasari aksi keji ini, mulai dari upaya terorisme hingga dugaan gangguan mental yang di alami sang Pilot, akhirnya menghasilkan sebuah tragedi kemanusian yang tragis. Dan berikut ini adalah Kasus Bunuh Diri Pilot Pesawat Paling Tragis Di Dunia versi anehdidunia.com


Japan Airlines Penerbangan 350



Pada tahun 1982, sebuah kasus yang agak janggal meninpa dunia penerbangan Jepang. Seorang Pilot berusia 35 tahun, bernama Seiji Katagiri secara tiba - tiba berusaha menabrakan pesawat yang Ia piloti ke tanah. Katagiri yang belakangan di ketahui pernah mengalami gangguan mental dan juga memiliki kecederungan psikosi atau sosiopat ini, di duga sengaja berusaha bunuh diri dengan menabrakan pesawat yang Ia kemudikan. Untungnya kejadian yang nyaris menjadi tragedi ini, berhasil coba di hentikan oleh Copilot Yoshifumi dan Flight engineer Yohimi Ozaki. Keduanya berusaha merebut kontrol pesawat dari tangan Katagiri dan berusaha untuk mengangkat kembali pesawat tersebut ke udara. Namun sayangnya akibat jaraknya yan sudah terlalu dekat dengan permuakaan air keduanya gagal. Akibatnya pesawat dengan nomor penerbangan 350 tersebut, jatuh menghantam Teluk Tokyo, hingga menewaskan 24 orang dan mencederai 166 penumpang lain. Jumlah ini di perkirakan bisa jauh lebih banyak Copilot Yoshifumi dan Flight engineer Yohimi Ozaki tak berhasil mengambil alih kontrol pesawat dari tangan Katagiri. Tapi anehnya meskipun Katagiri, telah dinyatakan sehat secara fisik maupun mental oleh dokter dari maskapai penerbangan. Dalam persidangan Ia mampu lolos dari jeratan hukum karena dianggap memiliki gangguan jiwa. Dan setelah menghabiskan beberapa tahun di rumah sakit jiwa. Saat ini Katagiri di ketahui masih hidup dan hidup bersama Istrinya di rumah mereka yang ada di gunung Fuji.


Germanwings Penerbangan 9525



Pada tangga; 24 Maret, 2015 yang lalu salah satu pesawat milik maskapi penerbangan Germanwings, dengan nomor penerbangan 9525, tiba - tiba saja menghilang dan baru ditemukan beberapa saat kemudian. Namun sayangnya pesawat yang di jadwallkan terbang dari Barcelona menuju Dusseldorf itu ditemukan sudah dalam keadaan hancur berkeping - keping, akibat menabrak pegunungan berbatu yang ada di Alpen, Perancis. Dalam penyelidikan tentang penyebab jatuhnya pesawat ini, di ketahui jika terdapat unsur kesengajaan. Sang Copilot yang bernama Andreas Lubitz, diduga sengaja menabrakan pesawat tersebut untuk bunuh diri.

Menurut kronologi dari hasil penyelidikan yang ada, pesawat tersebut mulai kehilangan kontak dengan pengawas lalu lintas penerbangan tak lama setelah melaporkan koordinatnya pada pukul 09.30. Saat itu di tengah pesawat yang sedang berada pada ketinggian 12.000 meter, Andreas Lubits mengunci sang pilot yang sedang meninggalkan kokpit, kemudian merubah sistem monitoring pesawat untuk merubah arah pesawat dan menabrakanya di pegunungan Alpen. Dalam penyedikan juga di ketahui, jika sebelum kecelakaan yang menewaskan setidaknya 150 tersebut, Andreas sempat meneliti istilah "Bunuh Diri" dan "Pintu Kokpit" secara online. Ia jugadi ketahui pernah dirawat karena memiliki Kecenderungan untuk bunuh diri, sebelum Ia akhirnya menerima licensi pilotnya.


Tragedi Connellan Air



Tragedi Connellan Air, bermula saat seorang Pilot yang sudah di cabut Izin penerbanganya bernama Colin Richard Forman, mencuri sebuah pesawat Beechcraft 58 Baron di sebuah kota bernama Wyndham dan menerbangkanya sampai ke bandara Alice Springs. Setibanya di bandara tersebut, tepatnya pada pukul 11 siang, Ia menabrakan pesawat yang dikemudikanya ke hanggar milik Connellan Air, dan menewaskan 4 orang. Kejadian ini diduga didasari oleh perasaan dengan Forman terhadap pemilik Connellan Air, Roger Connellan yang notabene merupakan mantan bossnya.
Dendam ini bermula ketika Forman dipecat oleh pihak ConAir akibat ketahuan memalsukan tiket penerbangan Qantas Ailines ke rumahnya di Inggris. Namun dalam benak Former yang belakangan di ketahui sudah mengidap kecenderungan gangguan mental sejak masih muda ini. Hal - hal buruk yang menimpanya itu, akibat efek kesialan yang datang dariu mantan bosnya. Karena kebencianya terhadap mantan bosnya, Pria yang berimigrasi dari Australia sejak tahun 1970an ini, bahkan di ketahui pernah menyusup ke apartemen milik bosnya dan melakukan perusakan serta meninggalkan catatan dengan tinta merah yang bertuliskan "Hukuman Mati."


Tragedi Tampa 2002



Seorang remaja berusia 15 tahun bernama, Charles J. Bishop, merupakan seorang calon pilot muda yang sedang berusaha mendapatkan izin ternbangnya dengan rutin melakukan penerbangan bersama dengan instruktur, hal ini dilakukan guna melengkapi syarat jam terbang minimum untuk mendapatkan licensi pilot yaitu sekitar 140 jam terbang. Namun entah mengapa pada sore hari sekitar pukul 05.00 sore, pada 5 Januari, 2002. Bishop memutuskan untuk melakukan tindakan yang tak di sangka - sangka. Ketika dalam jadwal rutin latih terbangnya, Bishop memutuskan untuk memutuskan untuk menerbangkan pesawat latihnya sendiri, ketika instruktur tengah meninggalkanya sendiri di dalam pesawat. Tanpa sepengetahuan sang instruktur, Ia menyalakan mesin pesawat Cessna 172R dan tinggal landas tanpa izin dari bandara St. Petersburg-Clearwater.
Tindakan ini sontak memicu kepanikan, setelah sempat di kejar oleh pesawat dari pangkalan udara MacDill yang dihubungi oleh pihak bandara. Diketahui jika Bishop mengarahkan pesawat yang Ia kemudikan ke arah Bang Tampa yang beraga di gedung America Plaza. Remaja tanggung ini kemudian menabrakan pesawat tesebut ke gedung itu, dan meninggal di tempat. Belakangan di ketahui jika aksi Bishop ini terinspirasi dari serangan 11 September yang di lakukan oleh Osama Bin Laden. Han ini merujuk pada sebuah catatan yang di temukan pihak Kepolisian di kamar Bishop. Dalam catatan tersebut tertulis kekaguman Bishop atas serangan 11 September yang dilakukan oleh  Osama bin Laden.


LAM Mozambique Airlines Penerbangan 470



Pada tanggal 29 November 2013 yang lalu, sebuah kecelakaan tragis terjadi ketika pesawat Mozambique Airlenes dengan nomer penerbangan 470, yang tengah melakukan penerbangan dari Bandara Internasional Maputo menuju Bandara Quatro de Fevereiro di Luanda, Angola, jatuh dan hancur di taman nasional Bwabwata, Namibia. Pesawat ini di duga jatuh karena Pilot yang mengemudikanya bernama Kapten Herminio dos Santos Fernandes, secara sengaja merubah autopilot pesawat tersebut dan merahkanya lansung ke tanah.
Seperti halnya banyak kasus bunuh diri pilot lainya, saat tengah melakukan aksinya tersebut Hernandes juga mengunci dirinya di dalam kokpit dan di temukan telah meninggal usai kecelakaan. Pesawat yang meluncur dari 12.000 meter dan kecepatan 180 km/jam ini juga menewaskan 33 penumpang di dalamnya. Hingga saat ini sendiri tak di ketahui dengan pasti penyebab tindakan Hernandes, namun ada dugaan kuat jika Ia mengalami depresi akibat persoalan dalam hidupnya.


1994 cessna white house 



Pada tanggal 12 September 1994 tepatnya pukul 2 dini hari. Seorang supir truk yang juga mantan tentara Amerika bernama Frank Eugene Corder, mencuri sebuah pesawat Cessna 150 dan berusaha menabrakanya ke Istana Kepresidenan Amerika, tepatnya di halaman selatan yang merupakan wilayah tempat kamar Presiden Bill Clinton. Meskipun tak berhasil karena pesawat ringan berkapasitas dua penumpang ini hanya menabrak pohon Magnolia yang ada di sana. Namun pelakunya di ketahui tewas di tempat akibat luka yang di deritamya. Tak di ketahui dengan jelas alasan Coder memakukan tindakan ini, namun kuat dugaan jika pria yang diketahui kecanduan alkohol ini mengalami depresi usai menginggalkan kesatuanya. Ditambah lagi dengan masalah perceraian dan juga keuangan yang di hadapinya membuat Coder memutuskan hal yang gila dengan mulai merencanakan aksi bunh dirinya. Tak berapa lama sebelum insiden ini terjadi, Coder di ketahui mulai mempelajari tentang pesawat dan rute penerbangan. Menurut pihak yang berwajib, tujuna utama Coder adalah untuk menabrakan pesawatnya ke arah kamar Presiden Bill Cintons.


Tragedi Botswana Air 1999



Sahabat anehdidunia.com, untuk kasus bunuh diri pilot yang satu ini agak berbeda karena tak mengakibatkan korban jiwa selain sang pilot sendiri. Chris Phatswe seorang pilot yang merasa kecewa karena izin terbangnya di cabut akibat isu kesehatan, mencuri sebuah pesawat bertipe Aerospatiale ATR 42-320 milik Botswana Air dan memerbangkanya dari Bandara Sir Seretse Khama Gabarone. Selama hampir 2 Jam Patswe berputar - putar di udara sebelum akhirnya menghubungi radio dari menara kontrol bandara dan mengutarakan niatnya untuk bunuh diri. Meskipun sempat di bujuk langsung oleh Presiden Botswana, pada akhirnya Patswe tetap menjatuhkan pesawat yang di kendarainya ke landasan pacu hingga hancur dan terbakar. Dalam upaya bunuh diri ini, Patswe adalah satu - satunya korban tewas, namun terdapat dua pesawat lain milik Botswana Air yang ikut hancur akibat terkena ledakan dari aksi bunuh diri ini. Aksi Patswe ini mulai memunculkan wacana publik tentang isu, kesehatan mental para pilot terutama yang berada di Botswana.


Silk Air Penerbangan 185



Kecelakaan yang di alami oleh pesawat Boing 747 milik Maskapai Silk Air pada 19 desember, 1997, mungkin adalah salah satu kecelakaan paling misterius hingga saat ini. Dilaporkan terbang dengan sangat baik pada ketinggian 11.000 meter dari Bandara Soekarno Hatta, Indonesia menuju Bandara Cahngi, Singapura ini secara tiba - tiba bertambah kecepatanya secara drastis dan menukik menyusur tanah hingga akhirnya jatuh di sungai Musi, Palembang. Dalam kecelakaan yang belakangan di duga merupakan upaya bunuh diri ini, tercatat menewaskan 104 penumpangnya. Dugaan ini muncul karena pesawat Boeing 747 ini merupakan pesawat model baru yang baru saja di beli oleh maskapai Silk Air. Terlebih dengan reputasi maskapai ini yang sangat ketat dalam perawatan armadanya, membuat dugaan bahwa kecelakaan ini di sengaja semakin kuat.

Dalam investigasi juga terungkap jika, pada pukul 04.05 sore 6 menit sebelum kecelakaan, di ketahui jika Kapten pesawat yaitu Pilot Tsu Way Ming, tengah meninggalkan kokpit untuk mengambl air minum dan meninggalkan Copilot Duncan Ward sendirian memegang kendali kapal. Dan dalam benerapa menit kemudian catatan percakapan kokpit tiba - tiba mati. Rekaman tersebut tepat terhenti pada pukul 04.11 sore, waktu yang sama dengan saat kecelakaan terjadi. Hal ini memunculkan dugaan kalau Pilot Tsu Way Ming, sengaja meninggalkan kokpit setelah memutuskan segala komando otomatis dan tak berusaha melakukan tindakan apapun saat pesawat menukik tajam ke permukaan tanah. Fakta ini memunculkan dugaan kalau Ming memang sengaja membiarkan pesawat yang Ia kemudikan dalam rangka usaha bunuh diri

Sahabat anehdidunia.com itulah serangkaian aksi bunuh diri Pilot paling tragis yang pernah ada, semoga artikel bisa membuat kita lebih berhati - hati saat melakukan perjalanan dan selalu berdoa agar tak mengalami hal mengerikan semacam itu.

Referensi :
http://listverse.com/2016/08/05/10-tragic-cases-of-suicide-by-pilot/
http://www.tribunnews.com/internasional/2016/08/03/dugaan-terbaru-soal-pesawat-malaysia-airlines-mh-370-yang-hilang